SALAM HANGAT »TheKiFOT« “Kesuksesan ataupun kegagalan masa depan Anda tergantung dari keputusan Anda saat ini, Di mana ada kemauan dan keberanian untuk memutuskan, di situlah kesuksesan menanti Anda. Tapi yakinlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulainya”.

Sudah Tahukah Anda ? ....SANG KEKASIH.....


Kekasih kekal abadi →♥Allah Subhana
ahu wa Ta'ala.♥

Kekasih sejati →♥ Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.♥

Kekasih hati →♥Ibu & Ayah.♥

Kekasih tercari-cari →♥ Seorang Isteri/Suami.♥

Kekasih perlu dihayati →♥ Al-Qur'an Nulkarrim.♥

Kekasih perlu diikuti →♥ Sunnah Rasulullah.♥

Kekasih dinanti-nanti →♥ Syurga Al-jannah.♥

Sahabat yang ana cintai→♥Adalah kalian semua.♥

...Subhanallah Wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

#Tolong Sebarkan Dengan Ikhlas :))

♥ Semoga Bermanfaat ♥

Sudah Tahukah Anda ? -=l【◦♥◦ “Kenapa Kamu Tidak Mau Punya Pacar” ◦♥◦】l=-

Pertanyaan inilah yang selalu dilontarkan oleh teman² wanita Fatimah. Mereka sungguh merasa heran dengan Fatimah, yang belum punya pacar padahal umur fatimah sudah lebih dari sweet seventeen. rata² hampir semua teman Fatimah sudah memiliki pacar, yang kata mereka pacaran itu indah bangat, serasa dunia milik berdua (waduhh..!). Diantara teman² Fatimah pun ada yang berjilbab (jilbab versi masa kini) dan sudah memiliki pacar. Meraka juga terheran² sama Fatiamah. Kenapa demikian karena Fatimah termasuk gadis yang paling cantik dan manis diantara mereka. Aura kecantikan Fatimah begitu memikat mereka , padahal fatimah masih menggunakan hijab (pakian longgar yang menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan).

Pernah suatu saat teman² wanita Fatimah datang ke rumah Fatimah untuk mengerjakan tugas kelompok. Kebetulan waktu itu Fatimah sedang mau mengerjakan sholat Zuhur, karena semua teman² Fatimah adalah wanita. Fatimah tidak merasa khawatir untuk membuka Hijabnya untuk keperluan wudu, sehingga nampaklah rambut indah fatimah serta leher fatimah. Saat itu teman² wanita Fatimah melihat Fatimah tidak memakai penetup kepala dan rambut serta leharnya kelihatan, mereka semua terpana bahkan salah seorang berteriak histeris... "waa...wooww... imah kamu cantik sekali...!!!" Fatimah hanya tersenyum mendengar teriakan keterpesonaan temannya itu.

“Imah kamu tidak kalah sama pemain sinetron yang cantik itu, itu lo si Bella...???!!!” (kata salah satu teman fatimah...)"

“Si Bella siapa ya...???” (balas fatimah)..."

“Aduh Imah kamu tidak tahu si bella, semua orang juga tahu lagi, dia pemain sinetron yang lagi naik daun lo...!!!” (jawab teman fatimah)..."

“Maaf Imah nggak pernah nonton sinetron...!!!” (balas fatimah, sambil tersenyum)..."

“Makanya Imah jangan baca buku agama terus dong, bosan tau, sekali² nonton sinetron kek, ke pub kek, nongkrong malam mingguan kek sama kita², kan biar gaul gitu, kan malu nanti gak dibilang gaul, masak si Bella aja kagak kenal.” (kata salah seorang dari teman fatimah bercanda sambil nyindir)...

“Fatimah hanya tersenyum sedih... Ya Allah berilah petunjuk kepada teman²ku ini... Aamiin...!!!” (dalam hatinya berkata)..."

Bukannya Fatimah tidak pernah memberikan nasehat kepada mereka bahkan sering. Namun mereka hanya tersenyum masam² aja seolah menganggap remeh nasehat dari Fatimah bahkan setelah diberi nasehat bukannya berterimakasih tetapi malah dibuat candaan. “Iya bu ustadzah” kata seorang temannya saat itu (Astagafirulloh).

Bahkan yang lebih gila lagi ada seorang temannya, yang menganjurkan Fatimah untuk membuka hijabnya dan menganjurkan berpakaian ketat. Alasannya agar semua pria bisa melihat pesona kecantikan wajah Fatimah dan keseksian tubuh Fatimah.

“Eh Imah, kita² kan tau kamu cantik, full cantik, kalau boleh usul ni, itu jilbab dibuka saja. Berpakain kayak kita² gitu lo. Aku yakin para pria tampan dan ganteng akan datang ke Imah, untuk mendapatkan cinta Imah, kita² sebagai teman ikut bangga lo, barangkali aja kita² dapat keciprakan pria ganteng sisa² dari Imah (sambil tertawa genit).”

Begitu kata salah seorang teman sekolah Fatimah. Tentu saja Fatimah yang tahu hukum bertabbaruj itu menolak dengan keras usulan tersebut.

Dalam kesendiriannya Fatimah berdoa agar Allah menunjuki atau memberi hidayah teman²nya. Fatimah pernah dengar dari seorang temannya yang berpendapat.

“Imah kamu kan tahu aku ini pake jilbab juga, yah walau pun beda² dikit aja sama kamu, tapi aku pacaran juga, kan tidak ada salahnya punya pacar asalkan kita bisa menjaga diri kita.” Begitu kata pendapat temannya.

Apakah dia tidak tahu bahwa islam sangat perhatian tentang menjaga hati. Islam tidak mengekang cinta seseorang karena itu sudah fitrah manusia berlainan jenis. Tetapi islam menganjurkan untuk mengikuti aturan yang ada. Aturan dari yang menciptakan cinta itu yaitu Allah.

Mungkin pendapat temannya Fatimah itu benar bahwa mereka tidak melakukan apa² dan bisa jaga diri. Ok-lah anggap saja mereka tidak melakukan hubungan badan seperti suami isteri. Tetapi berkali² Fatimah menjelaskan ke teman²nya bahwa zina itu bukan hanya hubungan badan diluar nikah tapi ada beberapa zina selain itu.

Kemudian Fatimah teringat bunyi hadis :
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243).

Fatimah pernah membaca kitab dari imam An Nawawi tentang penjelasan hadis diatas bahwasanya :

“Pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157).

Sambil bergumam dalam hati Fatimah hampir dapat memastikan bahwa adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) atau laki² ajnabi (bukan mahrom) termasuk perbuatan yang diharamkan...???!!!

Salah seorang teman Fatimah berkata bahwa mereka berpacaran untuk proses pengenalan sebalum menuju ke pernikahan. Mereka berpendapat :

“Bagaimana mungkin kita menikah tanpa pacaran terlebih dahulu tanpa mengenal masing² karekternya masing². Nggak mungkin dong ah...!!!”

Betul islam juga menganjurkan untuk mengenal pasangannya masing² tetapi bukan dengan cara berpacaran.

Fatimah juga teringat akan hadis nabi berikut ini :
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (bedua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (HR Ahmad).

Fatimah teringat akan kisah seorang sahabat yang datang kepada Rasul.
Sahabat ini datang kepada Rasul untuk menyampaikan niatnya bahwa dia ingin menikah. Kemudian Rasululloh bertanya :

“Bagus, tapi apakah kamu sudah mengenali calon mu itu...???”

Kemudian si sahabat rasul ini menjawab : “Belum ya Rasul...!!!”

Selanjutnya rasul menyuruh dia agar terlebih dahulu mengenalinya. Artinya kita diwajibkan untuk mengenal pasangan kita terlebih dahulu (Ta’aruf) tapi bukan dengan pacaran melainkan dengan aturan yang ada.

Kemudian Fatimah juga teringat akan hadis berikut :
“Sekalikali tidak boleh seorang laki² bersepi² dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahromnya.” (H.R. alBukhori: 1862, Muslim: 1338).

Pada dasarnya kita mengenal wanita yang ingin kita nikahi itu bisa melalui mahromnya wanita tersebut. Jadi bukan berdua². Jika misalnya kita ingin meneliti akhlak si wanita tersebut tanpa sepengetahuannya kita boleh mengutus seseorang untuk menelitinya. Misalnya dengan temannya si mahrom wanita tersebut. Atau bisa juga memanfaatkan teknologi yang lagi ngetrend sekarang. Tukar biodatanya masing² via email. Juga bisa juga lewat chatting tetapi perlu diingat juga chatting disini bukan tidak ada batasnya. Dilarang chatting bebas artinya harus dalam rambu² yang dibenarkan. Tidak boleh ada kata² maksiat atau yang lagi ngetren sekarang dengan menggunakan kata cinta²an, sayang²an dan sejenis itu. Chatting disini dilakukan semata² untuk mengenal si wanita tersebut. Saling tukar menukar informasi yang berguna ke proses penganalan tersebut dan tidak mengarah kepada maksiat juga tidak melalaikan serta mengotori hati.

Fatimah tidak mau menyalahkan sepenuhnya persepsi atau pandangan dari teman²nya itu. Fatimah sadar bahwa yang mempengaruhi mereka adalah media² ala barat, juga pergaulan ala barat yang banyak digemari sekarang ini.

Fatimah menyadari bahwa acara² televisi sekarang mulai dari lagu²nya, film²nya sampai sinetron²nya kebanyakan menyajikan cinta berlainan jenis. Dan cinta itu diwujudkan dengan pacaran dan mereka terjebak dalam lingkaran setan pergaulan seperti itu.

Fatimah dalam sholatnya dan dalam kesendiriannya hanya bisa berdoa :
“Ya Allah berilah hidayah kepada teman² hamba agar bisa merasakan, menikmati indahnya hasil menjaga hati, indahnya menjaga bagian tubuh ini dari hal² yang Engkau larang. Tangan ini hanya untuk dijalanMU, Mata ini hanya untuk melihat yang tidak Engkau larang dan segala anggota tubuh ini adalah amanah dariMU, yang engkau perintahkan untuk digunakan dijalanMU.”

“Ya Allah berilah kenikmatan dan keinginan yang luar biasa, bagi hambaMU ini dan teman² hambaMU untuk selalu berada dijalanMU dan berilah kebencian yang luar biasa bagi hambaMU ini dan teman² hamba dari hal² yang Engkau larang. Sesungguhnya Engkau maha mendengar dan maha penyayang bagi hambaMU yang ikhlas memohon kepadaMU Aaminn ya Allah...”

Seraya meneteskan air mata begitulah doa singkat yang selalu di lafazkan oleh Fatimah dalam setiap sholatnya dan dalam kesendiriaannya...

-=|[ SELESAI ]|=-

Semoga Sahabat STA dapat mengambil Hikmah dari cerita diatas... insya ALLAH bermanfaat...

Aamiin... Aamiin.. Aamiin yaa rabb...

Sudah Tahukah Anda ? Kisah Ajaib di Masjid Baiturrahim Saat Tsunami Aceh

BANDA ACEH - Berdiri kokoh di bekas amukan tsunami, Masjid Baiturrahim, Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, menyimpan sejarah panjang yang unik dan heroik.

Azan baru saja berkumandang, pertanda salat segera dimulai di Masjid Baiturrahim. Warga berbondong-bondong memasuki Rumah Allah untuk salat berjamaah. Usai salat, sebagian warga melanjutkan dengan beri’tikaf. Begitulah aktivitas Masjid ini setiap hari.

“Salat lima waktu secara berjamaah selalu kami gelar di sini. Bahkan pada hari terjadinya tsunami (26 Desember 2004), kami juga menggelar salat Zuhur berjamaah di sini,” tutur Subhan (31), pengurus Masjid Baiturrahim

Masjid Baiturrahim menjadi saksi bisu keajaiban tsunami Aceh tujuh tahun silam. Saat ombak raksasa menghumbalang, masjid yang hanya terpaut puluhan meter dari laut itu, tetap tegak berdiri di Ulee Lheu. Sementara bangunan di sekelilingnya rata dengan tanah.

Ulee Lheu merupakan salah satu kawasan padat di Banda Aceh, dengan jumlah penduduk mencapai 6.000 jiwa. Saat tsunami menerjang, lebih dari separuh penduduknya menjadi korban. Empat dusun pun raib usai gelombang surut.

“Hari itu saya melihat Ulee Lheu antara percaya dan tidak. Seperti dalam mimpi. Semua rata dengan tanah, satu-satunya bangunan selamat hanya masjid ini,” kenang Subhan.

Banyak warga menyelamatkan diri dengan menyesaki lantai satu dan dua masjid ketika tsunami melanda. Maut mengintai, mereka satu-satu diseret arus ke luar dan hilang ditelan pekatnya air bah. Hanya sembilan orang yang berhasil naik ke atap selamat.

Menurut korban selamat, ada tiga gelombang tsunami menerjang Masjid baiturrahim pascagempa berkekuatan 9 skala richter itu. Setiap gelombang selalu pecah saat menimpa masjid, kemudian bergulung-gulung melumat bangunan-bangunan yang ada di sekelilingnya. Tinggi gelombang mencapai atap masjid atau lebih dari 10 meter.

“Kondisi air dalam masjid saat itu begitu tenang, orang bisa berenang antara tiang ini ke tiang itu, sementara di luar bergulung-gulung sangat ganas,” ujar Subhan.

Ketika gelombang surut, cerita dia, masjid bersih dari jenazah manusia. Kecuali hanya jasad seorang perempuan tua yang ditemukan di pojok bangunan. Alquran berserakan di lantai dalam kondisi terbuka dan utuh di dalam masjid, tak ada yang dibawa arus.

Sementara beberapa bangunan masjid, samping dan belakang, rusak sekira 20 persen. Meski bagunannya tanpa rangka besi atau tulang penyangga, masjid ini tetap berdiri utuh di tengah “ladang pembantaian”. Orang-orang menilai, Allah telah memperlihatkan kuasanya di Masjid Baiturrahim.

Sayangnya, minim sekali benda-benda peninggalan sejarah yang bisa ditemukan di masjid ini. Pengunjung tak lagi bisa melihat sisi bangunan yang rusak akibat tsunami, karena semua sudah direhab. Hanya beberapa galeri foto di dalam masjid yang menunjukkan ke wisatawan akan dahsyatnya tsunami Aceh.

sumber : Okezone

Lahaulawalaquwwata illabillah

Sudah Tahukah Anda ? Subhanallah, Janin pun Bersujud Ketika Dibacakan Al-Qur'an

Seorang Ibu hamil dan dokter pernah menunjukkan bagaimana efek ayat Al-Qur'an yang didengarkan pada janin. Memperdengarkan ayat Al-Qur'an pada janin bayi ternyata dapat berefek menentramkan bayi dan dalam janin. Mengapa demikian?

Pada tahun 1839, ilmuwan Enrick William Duve menemukan bahwa mengekspos otak dengan gelombang suara rendah berpengaruh positif pada sel didalam tubuh manusia. Ilmuwan ini menemukan bahwa memperdengarkan gelombang rendah ini membuat sel-sel otak berada dalam keadaan getaran. Setiap sel bergetar mempengaruhi perbaharuan sistem sel-sel lain di sekitarnya.

Karena itu, peneliti menggunakan cara ini untuk mengobati beberapa penyakit psikologis seperti Skizofrenia, kecemasan, masalah tidur dan beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, kecanduan narkoba dan lain-lain.

Di dalam kebiasaan masyarakat barat, mendengarkan lagu klasik menimbulkan 'mozart effect' yang berpengaruh dalam tumbuh kembang janin dan membuat anak semakin cerdas. Namun apakah kita tidak sadar, bahwa bacaan ayat Al-Qur'an yang merdu ternyata memiliki gelombang alpha yang sama.

Mendengarkan bacaan ayat Al-Qur'an yang disenandungkan secara merdu juga memiliki gelombang alpha pada otak bayi. Ini juga menjadikan pikiran yang tenang, kesehatan dan intelejensia meningkat. bahkan dalam scan dan Ultra SonoGrafi (USG) menunjukkan bayi bersujud ketika dibacakan ayat Al-Qur'an.

"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (QS. 56:57-59).

+++

Penelitian yang mengejutkan akhir-akhir ini bahwa musik classic seperti Mozart dapat mempengaruhi tumbuh kembang sang janin. Malah di sebuah situs dinyatakan kalau ingin mempunyai anak yang cerdas hendaknya orang tua mengoptimalisasi anak sejak dini. Dan oleh dokter di web tersebut disarankan menggunakan musik Mozart.

Tetapi bagaimanakan Islam memandang hal ini. Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, tentu suara-suara firman Allah Ta’ala lebih baik daripada suara-suara orang yang tidak pernah bersujud pada pencipta sang janin.

“Saya sarankan agar saya pribadi khususnya juga semua saudari-saudariku yang baik banyak membaca Al-Qur'an untuk menuntun kemuliaan dalam rahim kita.

Dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa bayi didalam rahim terpengaruh dengan suara musik, oleh sebab itu bila diperdengarkan suara musik blues, classic dan musik musik yang tenang, maka itu membantu pertumbuhannya.

Dari penemuan ini kita mengambil kesimpulan betapa agungnya bayi yang ketika didalam rahimnya diperdengarkan kalamullah, tentunya jauh lebih agung dari musik-musik non muslim.

Mari kita lihat Video ( Ini Link Videonya: youtube.com/watch?v=N6gAGtcBSgQ ) yang berekspresimen dengan meng-USG ibu hamil kemudian dibacakan Al-Qur'an, dan selama proses pembacaan tersebut dipantau melalui alat USG kehamilan. Dalam video tersebut dibandingkan posisi bayi sebelum dan sesudah di bacakan.

Subhanallah, karena semua bayi hakekatnya sudah islam dan iman kepada Allah Ta’ala dan orang tuanya-lah yang menjadikan nasrani, yahudi dan majusi. Hasilnya ketika dibacakan surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah bayi dalam janin dengan di USG terdiam dalam kondisi sujud seakan-akan mengenali suara-suara yang sedang dibacakan. (Jujur saya sampai nangis lihat Videonya)

Maha Agung Mu Ya Allah Tuhan Sekalian Alam...
Benarlah firman ALLAH dalam surah Al-A'raf ayat 172 yang berbunyi:

"Bukankah Aku ini Tuhanmu"
Mereka menjawab: Benar(Engkau Tuhan Kami)...

Subhanallah … Allahu Akbar

Sudah Tahukah Anda ? "TUBUH KITA SEMASA BERADA DIDALAM KUBURAN"

Sesungguhnya mayat di dalam kubur akan melewati beberapa
fase perubahan..Dan secara ringkas beberapa fase tersebut sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya...
.
Berikut ini fase tersebut...:
- Malam Pertama: Di kuburan PEMBUSUKAN BERAWAL pada daerah PERUT dan KEMALUAN..SUBHANALLAH..''PERUTdan KEMALUAN'' adalah DUA HAL TERPENTING yang anak cucu adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia..Dua hajat yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia..akan membusuk pada malam pertamanya di
kuburan..
Setelah itu..Mulailah ''JASAD BERUBAH WARNA'' menjadi hijau
kehitaman...Setelah ''BERBAGAI MAKE UP''..dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona..nanti
tubuh manusia hanya akan memiliki SATU WARNA SAJA...

- Malam Kedua..Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung.

- Malam Ketiga Di kuburan..mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluarkan bau busuk tidak sedap...

- Seminggu Setelahnya..Wajah mulai tampak membengkak..dua mata..kedua bibir dan pipi...

- Setelah 10 hari..Tetap terjadi pembusukan..pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut..perut..lambung..limpa..

- Setelah Dua Minggu..Rambut mulai rontok..

- Setelah 15 Hari Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km..dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya..

- Setelah Enam Bulan Anda tidak akan menemukan kecuali rangka tulang saja...

- Setelah 25 Tahun.. Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji.. dan didalam biji tersebut..anda akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut..ADJBUD DZANAB'' (tulang ekor)..

Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa
jalla pada hari kiamat... Inilah tubuh yang selama ini kita
jaga...Inilah tubuh yang kita berbuat maksiat kepada Allah dengannya...Oleh karena itulah.. Jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia..karena dia akan mendapatkan kejadian seperti itu..Aku memohon keteguhan kepada Allah untukku dan untuk Anda sekalian...
Ya Allah..
Dzat yang membolak-balikkan hati..tetapkanl ah hati kami di atas
agama-Mu..
Ya Allah..
Jadikanlah kuburan kami sebagai satu taman dari taman-taman
syurga..dan jangan jadikan dia sebagai satu lobang dari lobang-
lobang api neraka....

Aamin Ya
Rabbal alamiin...

[Please Like & Share]
@yanzadriansyah
.
Wallahu 'alam bishawwab .

Sudah Tahukah Anda ?


Sudah Tahukah Anda ? KETIKA MALAIKAT MENCABUT NYAWA

KETIKA MALAIKAT MENCABUT NYAWA

Baginda Rasullullah S.A.W bersabda :
“Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut.

Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar.

Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi :
“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di surga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya.

Ini adalah karena sangat rindunya pada surga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril as.”

Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril as akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya. Wallahu a'lam.

Doa Nabi Yusuf 'alaihis salam:

تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

“Ya Allah , Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101) , Aamiin Allahumma aamiin ..

Sudah Tahukah Anda ? :: 7 AMALAN YANG PAHALANYA TERUS MENGALIR ::

Bismillahirrahmannirahim,

AMAL JARIYAH adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Amalan tersebut terus memproduksi pahala ya
ng terus mengalir kepadanya.

Dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang berman­faat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim).

Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).

Di dalam hadis ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariah sebagai berikut.

1. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah me­nulis buku yang berguna dan mempublikasikannya.

2. Mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang dipeibuat oleh anak saleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai/pahala yang diterima oleh anak tadi.

3. Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.

4. Membangun masjid. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa yang membangun sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Orang yang membangun masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang beribadah di mas­jid itu.

5. Membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.

6. Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir.

Semakin banyak orang yang memanfaat­kannya semakin banyak ia menerima pahala di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membangun sebuah sumur lalu diminum oleh makhluk atau burung yang kehausan, maka Allah akan mem­berinya pahala kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).

7. Menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.

Sudah Tahukah Anda ?

Ya Allah..
Kami ingin sekali mengunjungi Baitullah.
Kami ingin sekali menjadi tamu-Mu kesana.
Maka berilah kesempatan kepada kami untuk melaksananakan Ibadah Haji.
Maka karuniakan kepada kami rezeki yang halal.
Agar secepatnya kami & Orang Tua kami dapat menunaikannya.

Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.

Sudah Tahukah Anda ? ( KESEHATAN ) SEMANGKA DISUKAI ROSULULLAH SAW

Buah semangka adalah salah satu buah yang digemari oleh Rasulullah ﷺ. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Nabi bahwa beliau pernah makan semangka dicampur dengan kurma muda yang sudah masak, beliau bersabda, “Panas di buah ini dinetralisir oleh unsur dingin di buah ini.” Buah semangka, atau yang dalam istilah arab disebut dengan biththikh adalah buah multi manfaat. Bahkan bagi penderita asam urat pun tak perlu risau jikalau saja mengerti cara memanfaatkan buah manis yang satu ini.

Dari Ibnu Abbas secara marfu, “Semangka adalah makanan, minuman dan raihan (tanaman harum), mencuci kandung kencing, membersihkan perut, memperbanyak air punggung, membantu bercampur, mencerahkan kulit dan mengatasi kelemahan.” (Kitab Ath-Thibbun Nabawi)

Ya, kenyataannya manfaat buah semangka bagi penderita asam urat bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Penelitian terbaru terhadap warga di Dupak Bangunsari, Surabaya yang dipublikasikan oleh laman STIKES YARSIS, menunjukkan bahwa jus semangka memberi pengaruh terhadap penurunan kadar asam urat pada sejumlah lansia yang mengalami hiperurisemia (kadar asam urat tinggi).

Penelitian dilakukan pada 16 orang sampel dan dari kelompok tersebut dibagi menjadi dua golongan terpisah (kelompok kontrol dan eksperimen). Kadar rata-rata asam urat sebelum pemberian terapi jus semangka diketahui pada kelompok eksperimen 8,9 mg/dl, sedangkan kelompok kontrol 8,8 mg/dl.

Sementara setelah pemberian terapi jus semangka rata-rata kadar asam urat pada kelompok eksperimen menjadi 5,5 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata kadar asam urat menjadi 8,7 mg/dl.

Bagaimana cara membuat jus buah semangka?

Imam Ibnu Qoyyim menegaskan bahwasannya yang perlu diperhatikan adalah buah semangka dikonsumsi sebelum makan. Sementara menurut Imam Dzhahabi efek negatif yang kadang timbul ketika mengkonsumsi buah semangka dapat dinetralisir dengan mengkonsumsi jahe.

Dalam memilih semangka kiranya juga dapat mengutip perkataan Abu Mishar al-Ghassani. “Ayahku apabila membeli semangka suka berkata, wahai anakku hitunglah garis yang ada di dalamnya, jika satu maka dia diciptakan untuk menjadi manis.”(Kitab Thibbun Nabawi)

Sementara untuk membuat jus semangka yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan buah semangka segar secukupnya. Buah semangka memiliki kandungan air hingga 93 persen, maka semangka tidak membutuhkan tambahan air ketika dibuat jus. Sementara memberi es atau susu pada jus hanya akan memperlambat atau memperpanjang waktu cerna.

Sebelum dijus kulit terluar semangka dikupas tanpa melepaskan bagian daging semangka yang berwarna hijau. Semangka lalu dipotong kecil-kecil hingga memungkinkan mudah untuk diblender. Apabila tidak ada blender dapat juga diparut dengan terlebih dahulu bijinya dibuang. Jika menggunakan juicer biji semangka dapat juga disertakan. Jika ingin, jus semangka dapat ditambahkan beberapa sendok perasan sari lemon agar komposisinya lebih seimbang.

Setelah semangka diblender halus, maka jus dapat diminum satu gelas setidaknya setengah jam sebelum makan pada pagi dan malam hari. Jus semangka dapat diminum untuk menunjang terapi thibbun nabawi lainnya hingga asam urat sembuh. Selamat mencoba!

Disari dari Tabloid Bekam Edisi 14 (Babi Biang Keladi Asam Urat)

Sudah Tahukah Anda ? " Renungan (Tempayan Retak) "

Seorang ibu yang sudah tua memiliki dua buah tempayan, yang dipikul di pundaknya dengan menggunakan bambu.
Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tidak bercela dan selalu memuat air hingga penuh.
Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh.
Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana sang ibu tua membawa pulang air hanya satu setengah tempayan.
Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya.
Namun tempayan yg retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih, sebab dia hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah dua tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumah mu."
Ibu itu tersenyum dan menjawab,
"Tidakkah kau lihat bunga yang beraneka ragam di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang lainnya? Aku sudah tau kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu, selama dua tahun ini pula aku bisa memetik bunga-bunga yang cantik untuk menghias meja.
Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak bisa seasri seperti ini sebab tidak ada bunga."

Kita semua punya kekurangan ...
Namun kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menjadi menyenangkan dan memuaskan dengan saling melengkapi satu dengan yang lain.
Kita harus bisa menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.

Saudaraku sesama tempayan yang retak, semoga harimu menyenangkan.
Jangan lupa mencium wanginya bunga di jalurmu

INGAT! Tak ada manusia yg sempurna!!!
Di dalam persahabatan kita juga, kadang ada ucapan kita yang menyenangkan, ada juga ucapan kita yang dapat melukai perasaan org lain, tapi jangan ucapan yang melukai itu menjadi beban bagi yang mendengarnya, tapi itu adalah cermin kedewasaan kita untuk belajar memahami ucapan yang melukai tersebut.

Semoga Bermanfaat

Sudah Tahukah Anda | Inilah Rahasia Sholat Dhuha Yang Harus Kita ketahui



Allah SWT dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu Dhuha. Dalam pembukaan surat As-Syams, Allah berfirman, “Demi matahari dan demi waktu Dhuha.” Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.

Pada pembukaannya, Allah berfirman, “Demi waktu Dhuha.” Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu Dhuha, berarti waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Benar, waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, “Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi.”

Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu Subuh dan Dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak kebagian keberkahan itu.

Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, ”Bagi tiap-tiap ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.” (HR Muslim)

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat. Dalam riwayat Ummu Hani’, “Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai delapan rakaat.” (HR Muslim). Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu Dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.

Jelaslah bahwa shalat Dhuha sangat penting bagi orang beriman. Penting bukan karena–seperti yang banyak dipersepsikan–shalat Dhuha ada hubungannya dengan mencari rezeki, melainkan ia penting karena sumpah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Maka, sungguh bahagia orang-orang beriman yang memulai waktu paginya dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan shalat Dhuha.

Ajarilah anak-anakmu tiga perkara

Ajarilah anak-anakmu tiga perkara

“Ajarilah anak-anakmu tiga perkara: cinta kepada nabi kalian, cinta kepada keluarga nabinya, dan membaca Al-Quran”

Sudahkah kita ajarkan kepada anak" kita, supaya lebih mencitai nabi, keluarganya dan para sahabatnya?

Dan sudahkah kita ajarkan kepada anak" kita , untuk membaca Al qur'an?

“Barang siapa yang membaca Al-Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari

dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Quran.’” (Riwayat al-Hakim)

Tanda-tanda Ilmu Yang Bermanfaat


Berbagai kenikmatan telah Allah l limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah l semata. Allah l berfirman:
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kalian menghitungnya.” (Ibrahim: 34)
Seorang hamba akan mengakui dan menyadari bahwa kenikmatan apapun, baik nikmat yang lahir maupun batin, yang ada pada dirinya maupun orang lain, itu semua adalah karunia Allah l semata yang wajib untuk disyukuri. Allah l berfirman:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya).”  (An-Nahl: 53)
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat tersebut) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.”  (Ibrahim: 7)
Demikianlah sikap seorang hamba yang bersyukur terhadap limpahan nikmat dari Allah l. Dia tidak menyandarkan nikmat tersebut kepada ilmu, kekuatan, kegigihan atau keuletan usahanya. Karena sikap seperti itu adalah sikap seorang yang kufur terhadap nikmat-nikmat Allah l, sebagaimana Qarun menyatakan tentang hartanya:
“Qarun berkata: ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku’.” (Al-Qashash: 78)
Di antara sekian banyak kenikmatan yang Allah l limpahkan kepada para hamba-Nya, baik yang dzahir maupun batin, urusan agama maupun dunia, yang paling mulia adalah nikmat ilmu yang nafi’ (bermanfaat) dan amalan yang shalih. Sehingga Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya n untuk membaca surat Al-Fatihah dalam setiap rakaat shalatnya. Dari Ubadah bin Ash-Shamit z, dia berkata: Rasulullah n bersabda:
لاَ صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ
“Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah).” (Muttafaqun alaih)
Sedangkan di dalamnya terdapat doa:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka.” (Al-Fatihah: 6-7)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di t berkata dalam tafsirnya:
“Tunjukilah kami, bimbinglah kami, dan berilah kami hidayah at-taufiq ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang jelas, yang akan mengantarkan kami kepada Allah l dan surga-Nya. Yang dimaksud dengan nikmat yang telah Allah l limpahkan kepada mereka adalah mengilmui kebenaran dan mengamalkannya.
Mereka adalah beberapa golongan hamba Allah l yang disebutkan dalam firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa’: 69)
Merekalah hamba-hamba-Nya yang benar-benar merasakan nikmat syariat dan agama yang sempurna, sebagaimana Allah l firmankan:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Ma’idah: 3)
Oleh karena itulah Rasulullah n berdoa:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا
“Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarilah aku hal-hal yang akan bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah untukku ilmu.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t)
اللَّهُمَّ إِنِّـي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يـَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah puas/cukup, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim, Ahmad dan An-Nasa’i dari Zaid bin Arqam z)
Dengan hadits yang agung inilah, Rasulullah n memberitahukan kepada kita sebagian tanda-tanda ilmu yang bermanfaat.

1. Khasy-yah (Rasa takut kepada Allah l)
Allah l berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28)
Al-Imam Ibnu Katsir t berkata dalam tafsirnya: “(Maksud ayat tersebut adalah) hanya saja yang takut kepada Allah l dengan sebenar-benar takut adalah para ulama yang mengenal-Nya. Karena ketika semakin sempurna pengenalan dan ilmu terhadap Dzat Yang Maha Agung, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mengetahui, Yang memiliki sifat-sifat yang sempurna dan nama-nama yang baik, akan semakin sempurna dan semakin besar pula khasyyah (rasa takut) nya.”
Ibnu Mas’ud z berkata: “Bukanlah ilmu itu karena banyaknya hadits, akan tetapi ilmu itu karena banyaknya khasy-yah.”
Sebagian salaf berkata: “Barangsiapa takut kepada Allah l maka dia adalah orang yang berilmu, dan barangsiapa yang mendurhakai Allah l maka dia adalah orang yang bodoh.”
Al-Hafizh Ibnu Rajab t berkata: “Hal itu karena ilmu yang bermanfaat itu menunjukkan atas:
a. mengenal Allah l dan hak-hak-Nya, seperti nama-nama-Nya yang berada pada puncak kebaikan dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang mulia. Hal ini berkonsekuensi agar Allah l dimuliakan, diagungkan, ditakuti, dicintai, diharap, ditawakkali, diridhai ketentuan-ketentuan-Nya, bersabar atas ujian dan cobaan dari-Nya.
b. ilmu tentang apa yang Dia cintai, yang Dia ridhai, yang Dia benci, dan Dia murkai, berupa berbagai keyakinan, amalan yang lahir maupun batin, dan ucapan.
Hal-hal tersebut menuntut siapapun yang mengilmuinya untuk segera melakukan segala hal yang dicintai dan diridhai Allah l, serta menjauhi segala yang Dia benci dan Dia murkai. Apabila ilmu tersebut membuahkan hal-hal seperti di atas terhadap pemiliknya, maka itulah ilmu yang nafi’ (bermanfaat). Ketika ilmu itu bermanfaat dan mantap di dalam hati karena Allah l, sungguh hati itu akan khusyu’.” (Bayan Fadhli ‘Ilmi As-Salaf, hal. 72)

2. Mengamalkannya
Allah l berfirman:
“Mengapa kalian suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kalian melupakan diri (kewajiban) kalian sendiri, padahal kalian membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kalian berpikir?” (Al-Baqarah: 44)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin t berkata: “Hal ini (mengamalkan ilmu) terjadi setelah beriman. Yaitu engkau beriman terhadap apa yang engkau ilmui lalu mengamalkannya. Di mana tidak mungkin beramal (dengan benar) kecuali dengan beriman. Maka, apabila seseorang tidak diberi hidayah untuk mengamalkan ilmu, berarti dia mengilmui berbagai perkara namun tidak mengamalkannya, sehingga ilmunya bukanlah ilmu yang bermanfaat.” (Syarh Hilyah, hal. 163)
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata (Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah, hal. 19): “Karena seseorang itu tidak cukup hanya dengan belajar dan mengajar, bahkan dia harus mengamalkan ilmunya. Maka ilmu tanpa amal hanyalah menjadi hujjah yang menimpa pemiliknya. Sehingga ilmu itu bukan ilmu yang nafi’ kecuali bila disertai pengamalan. Orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya, dia adalah orang yang dimurkai. Karena dia mengetahui kebenaran namun meninggalkannya.
Rasulullah n bersabda:
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Dan Al-Qur’an itu adalah hujjah bagimu (bila mengamalkannya) atau hujjah yang menimpamu (bila tidak mengamalkannya).” (HR. Muslim dari Abu Malik Al-Asy’ari z)
Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid c, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ فِي الرَّحَا فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ: يَا فُلَانُ، مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ؟ فَيَقُولُ: بَلَى، كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ، وَأَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Didatangkan seseorang pada hari kiamat, kemudian dilemparkan ke dalam neraka. Maka keluarlah isi perutnya. Lalu dia berputar-putar seperti berputarnya keledai di penggilingan gandum. Berkumpullah penghuni neraka (mengerumuninya) sambil berkata: ‘Wahai fulan, kenapa engkau? Bukankah engkau dahulu (di dunia) memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar?’ Dia menjawab: ‘Benar, aku memerintahkan yang ma’ruf namun aku tidak melakukannya. Aku melarang yang mungkar namun aku melakukannya’.” (Muttafaqun ‘alaih)

3. Tawadhu’
Allah l berfirman:
“Dan hamba-hamba Dzat Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati. Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Al-Furqan: 63)
Asy-Syaikh As-Sa’di t dalam tafsirnya berkata: “Mereka berjalan dalam keadaan tenang, tawadhu’ (merendahkan diri) terhadap Allah l dan terhadap makhluk-Nya (karena Allah l). Ini adalah sifat mereka. Mereka memiliki sifat sopan, tenang, tawadhu’ terhadap Allah l dan terhadap makhluk-Nya.”
Dari ‘Iyadh bin Himar z, dia berkata: Rasulullah n bersabda:
إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian saling tawadhu’, sehingga tidak ada seorangpun yang merasa lebih mulia atas yang lainnya, dan tidak ada seorangpun yang menzalimi yang lain.” (HR. Muslim)
Rasulullah n juga bersabda:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
“Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah z)
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t berkata:
“Tawadhu’ karena Allah l memiliki dua makna:
a. engkau menundukkan diri terhadap agama Allah l, sehingga tidak sombong, congkak terhadap agama. Tidak pula engkau menolak untuk melaksanakan hukum-hukum-Nya.
b. engkau merendahkan diri terhadap hamba-hamba Allah l, karena Allah l, bukan karena takut kepada mereka. Bukan pula karena mengharapkan sesuatu yang ada pada mereka, namun hanya karena Allah l.
Kedua makna ini benar. Barangsiapa yang merendahkan diri karena Allah l semata, Allah k akan meninggikan derajatnya di dunia dan di akhirat. Hal ini adalah realita yang bisa disaksikan. Ketika seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah k, dia berada pada derajat yang tinggi dalam pandangan manusia, disebut-sebut kebaikannya. Mereka pun mencintainya. Perhatikanlah sikap tawadhu’ Rasulullah n.” (Syarh Riyadhis Shalihin, 2/262)
Namun untuk bersikap tawadhu’ membutuhkan latihan-latihan, sebagaimana kata Al-Imam Al-Khaththabi t: “Manusia biasa tidak akan berubah dari tabiatnya. Dia tidak akan meninggalkan berbagai kebiasaan yang disukai kecuali dengan latihan yang keras dan pengobatan yang terus-menerus. Maka barangsiapa yang tidak membiasakan jiwanya untuk menerima kebenaran, dia membutuhkan latihan dan pendidikan sehingga jiwanya mencintai al-haq (kebenaran) dan tunduk kepadanya.” (A’lamul Hadits, 1/218)

4. Qana’ah
Qana’ah adalah ridha dan merasa cukup dengan rezeki yang Allah l karuniakan kepadanya. Rasulullah n bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَكَانَ رِزْقُهَا كِفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam dan rezeki mencukupi kebutuhan hidupnya, dan Allah menjadikannya merasa cukup (qana’ah) dengan apa yang Allah karuniakan kepadanya.” (HR. Muslim, dari Abdullah bin ‘Amr c)
Karena itu, seorang hamba harus menghiasi dirinya dengan sikap qana’ah terhadap dunia yang fana ini.
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata: “Bila engkau mengarahkan pandanganmu ke tengah-tengah kehidupan kaum muslimin, baik dahulu maupun sekarang, niscaya akan engkau dapati mayoritas orang yang menyimpang dari ash-shirathal mustaqim dikarenakan tamak terhadap harta dan tahta. Maka barangsiapa yang membukakan pintu ini untuk dirinya niscaya dia akan sering berganti (prinsip), berubah warna dan menganggap ringan urusan agamanya.” (Bidayatul Inhiraf, hal. 141)
Al-Imam Ibnul Qayyim t berkata:
“Setiap orang yang lebih memilih dan mencintai dunia dari kalangan orang yang berilmu, pasti dia akan berkata tentang Allah l (Dzat, nama, sifat, perbuatan dan syariat-Nya) dengan ucapan yang tidak benar dalam fatwa-fatwa, hukum, berita, dan konsekuensi-konsekuensinya. Karena kebanyakan hukum-hukum Allah l menyelisihi keinginan-keinginan manusia. Lebih-lebih bagi orang yang berambisi mendapatkan kedudukan atau jabatan, serta orang yang diperbudak oleh hawa nafsunya. Ambisi-ambisi mereka tidak akan terpenuhi kecuali dengan menyelisihi al-haq dan banyak menolaknya. Apabila seorang yang berilmu atau hakim lebih mencintai kedudukan, jabatan, atau hawa nafsunya, maka ambisi tersebut tidak akan terpenuhi kecuali dengan segala kebenaran yang bertentangan dengannya.
Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu akan membutakan mata hati, sehingga dia tidak lagi bisa membedakan antara sunnah dengan bid’ah. Atau, akan menyebabkan pandangannya terbalik, sehingga dia melihat yang bid’ah sebagai sunnah dan yang sunnah sebagai bid’ah. Inilah penyakit orang-orang yang berilmu bila mereka lebih memilih dunia dan hawa nafsunya.” (Al-Iqtidha, 1/114)
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali t berkata:
“Pokok dari ilmu adalah ilmu tentang Allah k, yang mengharuskan untuk takut kepada-Nya, mencintai-Nya, merasa dekat dengan-Nya, tenang dengan-Nya, dan rindu kepada-Nya. Setelah itu adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah l, hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya bagi seorang hamba, baik berupa ucapan, amalan, keadaan maupun keyakinan. Barangsiapa telah mewujudkan kedua macam ilmu ini, dia adalah orang berilmu, yang ilmunya bermanfaat. Dia mendapatkan ilmu yang nafi’, hati yang khusyu’, nafsu yang qana’ah, dan doa yang dikabulkan.
Namun barangsiapa yang tidak mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dia pasti akan terjatuh pada empat hal yang Rasulullah n senantiasa berlindung darinya. Ilmunya justru menjadi hujjah dan musibah yang akan menimpa dirinya. Sehingga dia tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmunya, karena hatinya tidak takut kepada Allah l. Hawa nafsunya tidak puas dengan dunia, bahkan semakin rakus dan serakah terhadap dunia. Doanya pun tidak dikabulkan karena dia tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya dan tidak menjauhi hal-hal yang dimurkai dan dibenci-Nya.” (Bayan Fadhli ‘Ilmi As-Salaf, hal. 79)
Nas’alullaha al-‘afiyah (Kita memohon keselamatan kepada Allah l).

Hakikat Hati Manusia

Sesuatu yang paling mulia pada manusia adalah hati. Karena sesungguhnya hatilah yang mengetahui Allah I, yang beramal untuk-Nya, dan yang berusaha menuju kepada-Nya. Anggota badan hanya menjadi pengikut dan pembantu hati, layaknya seorang budak yang membantu raja. Barangsiapa mengetahui hakekat hatinya, ia akan mengetahui hakekat Rabb-Nya. Namun mayoritas manusia tidak mengetahui hati dan jiwanya.
Ketahuilah, bahwa hati, pada tabiat fitrahnya, mau menerima petunjuk. Tapi tetap ada syahwat dan hawa nafsu yang melekat padanya di mana hati juga akan cenderung kepadanya. Di sana, akan saling mengusir antara malaikat dan setan, terus berlangsung sampai hati itu membuka untuk salah satunya dan akhirnya menetap padanya. Sehingga pihak kedua tidak melewati hati itu kecuali sembunyi-sembunyi. Sebagaimana firman Allah I:
“Dari kejahatan bisikan-bisikan yang tersembunyi”.
Yaitu yang jika disebut Allah I ia sembunyi, tapi kalau lalai ia merasa lega. Dan tidak ada yang mengusir setan dari hati kecuali dzikir kepada Allah I. Setan tidak akan tentram bersama dzikir.
Ketahuilah, permisalan hati seperti sebuah benteng, sedang setan adalah musuh yang hendak memasuki benteng itu lalu menguasainya. Tidak mungkin benteng itu terjaga kecuali dengan menjaga pintu-pintunya. Dan orang yang tidak mengetahuinya tidak mungkin mampu menjaganya, begitu pula tidak mungkin menghalangi setan kecuali dengan mengetahui jalan masuknya.
Jalan-jalan masuk setan banyak jumlahnya, di antaranya hasad (dengki), ambisi duniawi, marah, syahwat, cinta berhias, kenyang, tamak, terburu-buru, cinta harta, fanatik madzhab, berpikir sesuatu yang tidak dicapai akal, buruk sangka dengan kaum muslimin, dan lain-lain.
Seyogyanya seorang manusia menjaga dirinya dari sesuatu yang akan menjadikan orang berprasangka buruk kepadanya. Untuk mengobati kerusakan-kerusakan ini adalah dengan menutup pintu-pintu setan tersebut dengan membersihkan hati dan sifat-sifat jelek itu sehingga dengan bersihnya hati dari sifat-sifat itu berarti setan-setan hanya bisa lewat, tidak bisa menetap padanya. Untuk menghalangi lewatnya cukup dengan berdzikir kepada Allah I dan memenuhi hati dengan takwa.
Perumpamaan setan itu seperti anjing lapar yang mendekatimu. Kalau kamu tidak punya makanan dia akan pergi hanya diusir dengan kata-kata. Tapi kalau kamu punya makanan sedangkan dia lapar, dia tidak akan pergi hanya dengan ucapan. Begitupula hati yang tidak memiliki makanan untuk setan, setan itu akan pergi hanya dengan dzikir.
Sebaliknya hati yang dikalahkan oleh hawa nafsunya, dia menjadikan dzikir itu hanya sambilan sehingga tidak mapan di tengahnya. Maka setanlah yang akhirnya menetap di tengahnya.
Jika kamu ingin tahu kebenarannya, perhatikan yang demikian ini pada shalatmu. Lihatlah bagaimana setan mengajak bincang-bincang dengan hatimu di saat semacam ini, dengan mengingatkan pasar, penghasilan/ gaji , urusan dunia, dan lain-lain.
Wallahu ta’ala a’lam.

(Diterjemahkan dan diringkas dari Mukhtasar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah hal. 193-195 oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi)

Honda Tiger 1994

Honda Tiger Tahun 1994
Honda Tiger Tahun 1994

Honda Tiger Tahun 1994

Honda Tiger Tahun 1994

Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994 Simple

Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994
Simple Modifikasi | Modifikasi Honda Tiger tahun 1994

Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994
Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994


Taman Makam Delingan Karanganyar

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Modifikasi Honda Tiger Tahun 1994

Honda Tiger 1994

Honda Tiger

Solo Tiger Club ( SOTIC ))

Vw



Si odonk Odonk Tempur

Si Odonk Odonk Tempur

Vw & Si Tigi



SEMOGA BERMANFAAT, SALAM THEKIFOT
TERIMAKASIH SOBAT SUDAH MAU MAMPIR KE BLOG TheKiFOT, Silahkan Jika Ada Artikel Yang Bagus di Blog Ini Saya Izinkan Untuk "Mengcopy,Paste" Dengan Syarat Sertakan Seumbernya Yang Lengkap., Hormat Saya »TheKiFOT« Pemilik Tunggal Blog Ini.Terimakasih.
oncopy="return false;"