SALAM HANGAT »TheKiFOT« “Kesuksesan ataupun kegagalan masa depan Anda tergantung dari keputusan Anda saat ini, Di mana ada kemauan dan keberanian untuk memutuskan, di situlah kesuksesan menanti Anda. Tapi yakinlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulainya”.

Kesuksesan Seseorang Bisa Dilihat Dari Cara Memperlakukan Uang, Gak Percaya?

Uang recehan sering diremehkan karena nilainya yang kecil dan banyak orang malas bertransaksi dengan duit koin itu. Uang receh dianggap berguna hanya saat butuh kembalian jajan di supermarket atau kerokan pas lagi masuk angin.
Padahal, seberapa pun kecilnya, uang tetaplah bernilai. Sama saja dengan kondisi di masyarakat. Rakyat kecil mesti diperlakukan dengan baik sama seperti warga menengah-atas.
Karena itulah, cara memperlakukan uang receh bisa menjadi salah satu indikator perilaku orang tersebut. Bahkan, kesuksesan masa depan orang baik dalam hal karier maupun keuangan bisa dilihat dari sikapnya terhadap uang receh.
Orang yang memperlakukan uang receh sama dengan uang pecahan besar menandakan dia adalah orang yang adil. Dia bisa menimbang baik-buruknya suatu keputusan yang akan diambil. Hal ini bisa diterapkan baik dalam kerjaan maupun hidup berkeluarga.
Di Dunia Kerja
Misalnya seseorang menjabat supervisor di suatu kantor. Jika ia menilai penting keberadaan uang receh, tentunya anak-anak buahnya dianggap penting pula.
Dia diharapkan bisa berlaku adil ke bawahan dalam hal hak dan kewajiban. Anak buah mau cuti, misalnya, gak dipersulit. Sebab, cuti adalah hak karyawan.
Kalau sering menyepelekan anak buah ya gimana mau sukses?
Begitu pula soal kewajiban. Jika ada yang bermalas-malasan, sepantasnya dia menegur.

Teguran itu bukan untuk menjatuhkan, melainkan memotivasi agar dia bekerja lebih giat. Toh, jika kerjanya bagus, dia akan mendapat ganjaran yang bagus pula. Dan ganjaran itu berguna buat masa depannya.
Kalau gak ada teguran, malah dia sendiri yang rugi. Bisa saja tiba-tiba mampir surat peringatan. Makanya, bersyukurlah kalau masih ditegur bos, karena itu berarti dia masih perhatian.
Dengan memiliki sikap seperti itu, pastinya sang supervisor menjadi idola anak buahnya. Kesuksesan karier pun di depan mata.
Di Keluarga
Berkeluarga bukan hanya soal membina rumah tangga bersama pasangan. Lebih dari itu, keputusan berkeluarga mendatangkan konsekuensi besar: menjaga keutuhan rumah tangga.
Keutuhan ini bisa terjaga jika keluarga diperhatikan dengan saksama. Ini antara lain terlihat dari sikap kepala keluarga dalam memandang recehan.
Cermat mengatur keuangan adalah kunci keluarga bahagia
Meski nilainya kecil buat dia, duit itu akan sangat berarti buat anak-anak. Namun uang itu gak akan diberikan begitu saja ke anak.
Anak akan diberi penjelasan bahwa uang itu mungkin hanya recehan, tapi manfaatnya tetap ada. Jika ditabung, sedikit demi sedikit akan terkumpul banyak dan bisa dipakai untuk membeli sesuatu.

Intinya, seseorang yang memperlakukan uang dengan baik kemungkinan besar punya kehidupan yang baik pula dalam soal keuangan. Orang yang menggunakan uang receh dan menghargai nilainya sekecil apa pun menandakan dia adalah seseorang yang bijaksana.
Hal ini juga berlaku buat uang dalam jumlah besar. Uang cepek-gopek saja dimanfaatkan sebaik-baiknya, apalagi yang jutaan.
Pastinya terpikir olehnya akan diapakan uang itu agar lebih berguna. Misalnya dipakai buat investasi. Duit yang sudah banyak itu bisa menjadi lebih banyak lewat investasi.
Atau yang paling simpel, ditabung. Meski bunganya kecil, tabungan tetap penting untuk kebutuhan masa depan. Terutama untuk dana cadangan.
Loh bukannya duit yang ditumpuk, kok malah tagihan yang menggunung?
Sebaliknya, kalau gak bijaksana, mungkin saja dia akan menghambur-hamburkannya begitu saja.
Tanpa terasa, uang ludes semua. Atau malah uangnya jadi minus alias punya utang.
Jadi, bagaimana dengan kita? Mau membuang-buang recehan atau memanfaatkannya?

Menikah Bisa Bikin Lebih Makmur, Asal Kamu Lakukan 9 Cara Mengelola Keuangan Pasangan ini

Percaya deh, menikah itu bikin hidup makmur. Bukan sekadar makmur di hati karena punya pasangan, tapi juga makmur materi.
Enggak percaya? Coba deh cek tagihan pajak. Beban pajak mereka yang menikah pasti lebih kecil daripada yang masih jomblo!
Keuntungan lainnya adalah mudahnya mendapatkan kredit. Menikah itu ternyata membuat pengurusan kredit jadi lebih mudah karena ada jaminan keluarga lewat persetujuan pasangan. Hal yang sulit didapatkan bagi yang masih single.

Itu baru sebagian kecil keuntungannya lho! Masih banyak lagi deretan benefit keuangan bagi yang sudah berani mengucapkan ijab kabul di depan penghulu.
Cuma jangan melulu lihat dari situnya saja. tetap pikirkan soal perencanaan keuangan dong biar bahtera rumah tangga makin sehat. Manajemen keuangan keluarga ini yang akan mempengaruhi semua keputusan saat ini dan di masa depan.
Bagaimana menikah bisa bikin makmur? Cek dulu cara mengelola keuangan pasangan di bawah ini.

1.Diskusikan prioritas finansial bersama pasangan

Menikah itu pada esensinya menyatukan dua individu yang berbeda. Perbedaan di sini termasuk juga dalam urusan keuangan. Di sinilah pentingnya kompromi mengingat masa depan sudah menjadi milik berdua.
Awal menikah tentu berjuta rasanya, tapi tantangan sebenarnya baru muncul di tahun pertama

Maka itu diskusi terkait prioritas keuangan menjadi mutlak. Manakah yang diutamakan dan mana yang bisa ditunda. Misalnya saja memprioritaskan pembelian rumah ketimbang mencicil kendaraan. Termasuk juga kapan mulai mempersiapkan keuangan untuk buah hati.

2. Tunjuk menteri keuangan keluarga

Tinggal kesepakatan saja siapa yang menjadi menteri keuangan keluarga. Ingat ya, jabatan prestisius ini bukan monopoli istri, suami pun juga bisa. Perannya sangat menentukan terhadap kesehatan keuangan keluarga. Karena di tangan dialah masuk dan keluarnya duit ditentukan.
Dengan menerapkan sistem satu pintu dalam keuangan maka memudahkan pengaturan arus uang keluar dan masuk. Di samping itu, cara ini juga memudahkan kontrol terhadap keuangan.

3. Besaran pengeluaran living cost

Bicarakan bersama pasangan untuk menentukan limit pengeluaran living cost atau pengeluaran rutin selama sebulan. Enggak usah pelit-pelit karena yang penting ada angkanya.
Untuk menentukan angkanya, mungkin bisa eksperimen dulu selama tiga bulan. Hitung semua pengeluaran rutin seperti tagihan listrik, belanja bulanan, transportasi, dan rekreasi. Kemudian bandingan pengeluaran selama tiga bulan itu agar mendapatkan angka yang pas.
Tujuan dari menetapkan anggaran living cost ini agar memudahkan mengkalkulasi pengeluaran tiap bulan. Di samping itu bisa juga menganalisa pos-pos mana yang bisa dikurangi pengeluarannya. Misalnya pos rekreasi atau transportasi.
Punya tabungan pribadi juga boleh kok misalnya untuk memenuhi target tertentu

4. Batas atas pengeluaran uang

Bicara batas atas atau bawah bukan melulu soal tarif angkutan umum, tapi juga bisa berlaku dalam keuangan keluarga. Maksudnya, tetapkanlah batas atas yang bisa ditolerir dalam pengeluaran tiap bulan.
Jadi misalnya batas atas belanja bulanan Rp 1,5 juta, batas atas biaya transportasi Rp 500 ribu, dan seterusnya. Bila sudah lewat batas atas, itu menjadi alarm untuk evaluasi. Apakah memang kebutuhan naik atau terjadi pemborosan?

5. Pos tabungan sebagai pengeluaran wajib

Jangan ikuti prinsip orang preman yang ketika pegang duit maka langsung dihabiskan. Hal itu dilakukan karena mereka mengaku tak punya hari esok. Tentunya beda dong sama yang sudah menikah. Masa depan itu milik berdua.
Background inilah yang memaksa pentingnya menabung. Usahakan nilai uang yang ditabung tetap sama dengan cara memotong di awal. Masukan pos tabungan sebagai pengeluaran wajib. Tujuannya agar tak lagi menunda-nunda menabung.

6. Catat semua pengeluaran dan pemasukan

kesannya sepele ya, catat semua pengeluaran dan pemasukan. Awal-awal sih semangat, tapi kemudian jadi malas. Padahal, konsistensi itu wajib di urusan ini.
Sebenarnya ada cara mudah mencatat pengeluaran tanpa harus menulis satu per satu. Gunakan transaksi lewat kartu kredit atau kartu debit. Tinggal print saja tiap bulan karena semua transaksi yang dilakukan otomatis tercatat di situ.

7. Kelola aset

Ketika menikah, maka aset menjadi milik berdua. Ada baiknya bicarakan juga soal monetisasi aset agar mendapat tambahan pendapatan. Misalnya menyewakan kendaraan yang sudah dimiliki, menyewakan tanah atau rumah dan sebagainya.
Dana darurat atawa asuransi juga wajib, sisihkan saja sekian persen untuk premi atau ditabung

8. Asuransi/dana darurat

Ketika sudah berkeluarga, berarti perlu memikirkan asuransi jiwa atau asuransi lainnya seperti pendidikan maupun kesehatan. Asuransi pada prinsipnya adalah mengalihkan risiko finansial bila terjadi musibah yang tak diinginkan. Nah, agar keuangan keluarga tak terganggu, bisa memilih instrument asuransi.
Bila kurang nyaman dengan asuransi, mungkin bisa memikirkan dana darurat. Fungsinya sebagai antisipasi jika ada hal-hal yang tiba-tiba terjadi menuntut dana yang cukup besar.

9. Perencanaan keuangan boleh diubah

Perencanaan keuangan itu bukan kitab suci yang tak boleh diubah. Artinya, silakan direvisi untuk menyesuaikan dengan keadaan. Tentunya dengan persetujuan pasangan.
Misalnya saja perubahan itu bila tiba-tiba mendapat kabar istri hamil sehingga perlu menjadwal ulang semua rencana keuangan yang sudah disusun.
Itulah poin-poin yang bisa membantu mengatur keuangan lebih baik seusai menikah. Tentunya masing-masing keluarga punya prioritas yang berbeda dan cara pengaturan yang berbeda.
Pada akhirnya, egoisme harus ditekan banget demi keluarga yang akan kau bangun

Hanya yang perlu digarisbawahi, mengelola keuangan ditujukan untuk menjamin hidup masa depan. Hidup bersama pasangan dan tentunya calon anggota keluarga baru nantinya.


SEMOGA BERMANFAAT, SALAM THEKIFOT
TERIMAKASIH SOBAT SUDAH MAU MAMPIR KE BLOG TheKiFOT, Silahkan Jika Ada Artikel Yang Bagus di Blog Ini Saya Izinkan Untuk "Mengcopy,Paste" Dengan Syarat Sertakan Seumbernya Yang Lengkap., Hormat Saya »TheKiFOT« Pemilik Tunggal Blog Ini.Terimakasih.
oncopy="return false;"