Kata pengantar
Segala puji bagi Alloh subbhanawata’ala yang telah melimpahkan Rahmat
dan Nikmat Nya yang terbilang cukup banyak kepada kita sekalian,
sehingga sampai saat ini kita masih mempunyai kemauan dan insya Alloh
kemampuan dalam mencari dan mempelajari Ilmu. Mudah-mudahan segala Ilmu
yang kita pelajari dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, Amin
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, baik kaya akan sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, tetapi ironinya bangsa kita ini masih
belum bisa terlepas dari belenggu permasalan perekonomian, terutama
permasalahan ekonomi yang terus akan menjadi momok bagi bangsa ini
kerena sampai saat ini belum juga bisa terselesaikan, yaitu Pengangguran
dan Kemiskinan.
Jumlah penduduk Indonesia yang banyak adalah merupakan suatu modal yang
besar bagi banga ini untuk maju, apabila sumber daya manusia tersebut di
berdayakan dan di kelola dengan benar oleh pihak-pihak terkait seperti
Pemerintah. Dan koperasi adalah merupakan suatu sarana dan wadah yang
sangat dapat mengatasi masalah-masalah perekonomian di masyarakat.
koperasi pasti dapat mejawab untuk mengentaskan kemiskinan dan
memperluas lapangan kerja, apabila di bangun dalam masyarakat yang telah
disadarkan motif ekomoni kebersamaan dan kekeluargaan, melalui
sosialisasi dan pendidikan perkoperasian yang sistematis, akan membuat
mereka dapat mengelola koperasi secara demokratis yang penuh dalam
kreatifitas menggali sosial ekonominya.
Dan dengan sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Indonesia mari bersama kita berantas kemiskinan dan penganguran serta
masalah-masalah perekonomian yang ada di Indonesia, menuju Indonasia
maju, sejahtera dan bermartabat
Mardiansyah Dwi Putra
Bekasi, Oktober 2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
BAB 1
Kemiskinan dalam kemerdekaan 3
Kebutahan Pokok 3
BAB 2
Berdayakan Koperasi 4
BAB 3
Koperasi dan UKM mampu entaskan kemiskin 6
BAB 4
Koperasi dapat kembangkan kewirausahaan 8
BAB 5
Peran stategis koperasi 9
Pendapat Frans 10
Kopdit adil tolong petani dan perajin 11
Penutup 13
Refrensi 14
BAB 1
Kemiskinan dalam kemerdekaan.
Dalam alenia pertama pembukaan undang-undang dasar 1945 antara lain
dinyatakan, “...maka penjajahan diatas dunia harus di hapuskan karna
tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.” Suatu hal yg
menegaskan, tidak adanya ruang lagi untuk ‘penjajahan’ model apapun pada
bangsa dan negara indonesia merdeka. Jadi ‘memerdekakan masyarakat
kehidupan rakyat, bail secara jasmani dan rohani’ diupayakan dari awal
perjalanan RI. Sejal awal, kemerdakaan bangsa indonesia dan pemerintah
telah memberi perhatian yang cukup besar terhadap terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur, sebagaimana termuat dalam alena keempat UUD 1945.
Program-program pembangunan yang di laksanakan selalu memberiakan
perhatian pada upaya pengentasan kemiskinan. Karena peda dasarnya
pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Kini 66 tahun sudah kemerdekaan yang diserahkan itu ternyata masih
banyak lembaran kosong yang belum memjawabnya. Seolah untuk mengisi tiga
poin bernama keterberlakangan, kemiskkinan dan kebodohan sangat susah
dan ruwer bahkan kusut. Wajar kalau kita kerap kali mendengar kalau
sebagian penduduk negri ini belum merasakan kemerdekaan. Tantunnya
merdaka dalam hal kesejahterahan. Faktanya masih banyak terdapat puluhan
bahkan ratusan juta orang indonesia yang terkekung dalam kemiskinan,
sehingga jasmani dan rohani mereka belum merasakan yang namanya
kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kebutahan Pokok.
Kemiskinan yang dimaksud adalah ketidak mampuan seseorang,orang-orang
atau selelompok orang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti.
Sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Baik yang
pra-produktif, masa produktif dan pasca produktif. Mereka miskin bisa
karena rendahnya pendidikan, tindakan pihak lain (termasuk kebijakan
pemerintah) sehingga akses mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut
sangat minim, disamping mungkin karena faktor-faktor pilihan, prilaku,
kehidupan diri serta lingkungan mereka sehari-hari. Kalanggan nelayan
kecil, buruh, petani garam, buruh tani, pedagang kaki lima, buruh
pabrik, penggangur dan kaum terpinggirkan masih menggalami kondisi
tersebut secara berkepanjangan. Sehingga tudingan bahwa pemerintah telah
membiarkan kemiskinan mereka sulit ditampik. Kita ikut melanggengkan
sistem yang menciptakan ketimpangan pendapat antara yang kaya dengan
yang miskin
Kemiskinan tidak hanya dipedesaan tapi juga diperkotaan. Anak-anak
jalanan dan penggemis berkeliaran. Rumah-rumah kumuh berderet di
pinggiran sungai-sungai. Ini bisa dengan mudah di temui, tak jauh dari
kemegahan dan banyaknya gedung-gedung tinggi besar seperti di Jakarta
Keluarga miskin sering dipenuhi persoalan bagaimana cara untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, ini kerap mencuatkan prilaku sosial yang
menyimpang. Kadang ada pertanyaan jika miskin lantas berprilaku
menyimpang.? Tak semuanya, dalam perspektif agama, banyak juga orang
miskin yang tak meninggalkan ibadahnya,suka menolong dan bahagia dengan
keadaannya. Ada juga orang yang diuji dengan kemiskinan lebih dekat
dengan Tuhan dibandingankan apabila di uji dengan kekayaa.
Dalam kesatuan penduduk indonesia, para warga miskin merupakan bagian
dari sumber daya manusia (SDM) negri ini. SDM; daya, tenaga atau
kekuatan yang bersumber dari manusia-manusia indonesia. Seberapa besar
kekuatannya di tentukan oleh kualitasnya. Indikatornya, sebutlah antara
lain berbudi luhur, disiplin, bertanggung jawab, cerdas berfikir,
memiliki kopetensi, trampil, inovativ dan produktif serta bertsamina
tinggi sehingga mampu bekarja keras, mandiri, tangguh menghadapi
tantangan dan berorientasi kemasa depan
Kualitas SDM indonesia, menurut dari data human development indeks
(2010), berada pada peringkat 108 dari 152 negara di dunia. Cepat maju
tidaknya indonesia samgat tergantung pada mutu SDM nya. SDM yang bermutu
dapat berkontribusi memberikan nilai tmbah bagi kemajuan negri ini.
Era reformasi telah bergulir sejak 1998, namun sistem pembangungan yang
kita jalankan masih belum berhasil untuk menyelesaikan masalah
kemiskinan. Sudah banyak pengalaman yang kita peroleh dari penaggulangan
kemiskinan yang telah di upayakan dari tahun ke tahun, sejak awal
kemerdekaan RI. Tapi faktanya kemiskinan sebagian penduduk negri ini
masih menjadi masalah. Wajar kalau banyak kritik dilontarkan bahkan ada
yang meminta untuk dievaluasi sehingga merubah sistem perekonoman yang
lebih manusiawi, tidak membiarka adanya korupsi anngaran negara dan
menyetop adanya ketimpangan pendapatan antara yang miskin dengan yang
kaya serta tidak lagi menghalalkan disedotnya sebagian besar sumber daya
alam (SDA) oleh pihak asing.
Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk membuat program-program pengentasan
kemiskinan yang benar- benar meningkatkan kemampuan dan memberikan akses
yang lebih besar kepada warga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok
mereka mengenai sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan
Atau selesaikan pengentasan kemiskinan dengan memberikan porsi
keberpihakan pemerintah terhadap “koperasi” denagan sungguh-sungguh
melakukan revitalitas yang seperti di ungkapkan oleh Presiden SBY pada
puncak hari koperasi 12 jili lalu. Dengan jumlah sekitar 182 ribu
koperasi dan anggota sekitar 30 juta, akan sangat berdampak positif pada
penyerapan tenaga kerja . demikian juga dengan jumlah UMKM yang
mencapai 52.6 juta juga sangat potensial untuk menggentasan kemiskinan
dari bumi indonesia. Dengan komitmem yang kuat tidak ada yang tidak
mungkin bagi bangsa ini untuk keluar dari belengu kemiskinan.
BAB 2
Berdayakan Koperasi.
Semestimya jika pemerimtah mau memprioritaskan beberapa elemem yang
bersentsentuhan langsung dengan masyarakat menengah ke bawah misalnya
koperasi tidak terlalu sulit untuk menekan angka kemiskinan yang labih
besar dari standar satu juta per tahun. Sayangnya sejak awal pemerintah
tidak konsisten membangun koperasi sesuai dengan jati dirinya. Sebagai
badan usaha milik bersama yang dibangun oleh, dari dan untuk
anggotany/masyarakat, seta dikelola secara demokratis bebas dari
intervensi.
Kalau itu dilakukan masalah kemiskinan dan pengangguran dapat diatasi
sehingga kemakmuran bersama dapat di wujudkan. Bahkan kesalahan terbesar
selama ini adalah pemerintah menempatkan koperasi dalam posisi politis,
bukan dalam posisi ekonomis yang berjiwa sosial. Parahnya lagi menurut
pengamat perkoperasian Dr. Suandi ‘’koperasi hanya dijadikan pelengkap
penderita dalam dinamika pelaku usaha ekonomi nasional, karena peran
swasta dan badan usaha negara lebih di beri porsi yang besar di
bandingkan dengan koperasi.
Menurutnya koperasi pasti dapat mejawab untuk mengentaskan kemiskinan
dan memperluas lapangan kerja, apabila di bangun dalam masyarakat yang
telah disadarkan motif ekomoni kebersamaan dan kekeluargaan, melalui
sosialisasi dan pendidikan perkoperasian yang sistematis, akan membuat
mereka dapat mengelola koperasi secara demokratis yang penuh dalam
kreatifitas menggali sosial ekonominya. Sementara itu pemerintah hanya
sebagai regulator dan fasilisator.
Pengamat perkoperasian dari UGM Revisson Baswier juga berpendapat jika
koperasi di berikan kesempatan untuk memperoleh sumber daya ekonomi yang
jelas dan difasilitasi permodalannya serta di dampingi dengan
pembimbing teknis usaha sesuai dengan filosofi koperasi, maka tidak
mustahil koperasi akan mampu menjadi badan usaha milik anggotanya yang
mampu mensejahterahkan mereka. Dengan bimbingan teknis usaha dan
pendidikan anggota yang benar sebagai pemilik dan pengguna jasa koperai,
maka usaha koperasi dapat berkembang, keutungan yang di peroleh akan
besar, distribusi sisa hasil usaha yang sebanding dengan partisipasi
anggotanya juga besar, dan pendapatan anggotanya juga akan meningkat.
Dalam perspektif tersebut, kemajuan usaha atau lembaga akan membuka
kesempatan kerja di lingkungan badan usaha tersebut. Logika ekonomi
sederhananya, jika terjadi peningkatan kinerja dari 186.907 unit
koperasi sesuai yang di laporkan menteri koperasi dan ukm. Andai setiap
koperasi masing-masing dapat membuka 10 orang lapangan pekerjaan setiap
tahunnya, maka akan menyerap sebanyak 1,8 juta orang per tahunya.
Sehingga keberadaan koperassi dapat mejadi motor ekomoni masyarakat dan
dapat menggurangi kemiskinan serta mambuka banyak lapanggan pekejaan di
lingkungannya
Sayangnya kondisi ril koperasi tidak segagah dalam rangka yang setiap
tahun jumlahnya terus. meningkat pesat. Misalnya jika pada 2010 sekitar
177 ribu unit koperasi naik menjadi 186 ribu unit pada 2011 ini. Wajar
jika potensi besar yang ada pada koperasi masih menjadi harapan semua
pihak, tak terkecuali orang nomer satu di negri ini pun berharap
koperasi mampu menjadi sarana yang ampuh untuk pemberantasan kemiskinan
di negri ini. Pertanyaannya jika semua hanya berharap tek ada aksen
maksimal dan kongkrit koperasi selamanya akan sulit berperan sesuai
dengan cita-cita nya.
Perlu langkah kongkret atasi kemiskinan dan koperasi mampu menjawabnya
Kita sebenarnya pantas ngiri dengan negara lain sesama negara
berkembang, karena mereka mampu meningkatkan kesejahterahan rakyatnya
dengan meningkatkan dan memperluas lapangan pekerjaan, termasuk di
negara-negara di asean. Persoalannya disana memeng telah memiliki jumlah
wirausaha di atas batas minimal yakni 2 persen dari jumlah penduduknya.
Misalnya Malaysia 2,1% wirausaha dari totoljumlah penduduknya,
Singgapura 4,2%, ThialaInnd 4,2%, Korea Selatan 4,0% dan Amirika Serikat
11,5%.
Mentri Koperasi dan Ukm Syariefuddin Hasan pernah menggatakan setiap
pertumbuhan ekomomi satu persen (1%) akam menyerap tenaga kerja 1,3 juta
orang. Sebenarnya Indonesia yang seperti di input BPS dan Kementrian
Koperasi dan UKM telah memiliki para pelaku usaha kecil, mikro,meneggah
dan koperasi (UMKMK) yang jumlahnya cukup besar. Yakni mecapai 52 juta
lebih, jika satu usaha mempekerjakan satu orang saja, maka akan menyerap
52 juta lapangan pekerjaan, apalagi jika lebih dari satu maka, akan
terjadi kelipatanya. Demikian juga dengan Koperasi, juga cukup banyak
mencapai 186 ribu unit, kalau 50% nya saja yang maju, maka akan menyerap
lapangan kerja dalam jumlah yang besar. Artinya jumlah penduduk yang
sekitar 230-an juta jiwa semua usia produktif dapat tertampung.
Kemudian BPS juga menyebutkan, UMKMK menyerap tenaga kerja mencapai
85,42 juta orang atau 99,18%. Usaha besar menyerap tenaga kerja 3.38
juta orang atau 0,82%. Itu artinya, mereka yang tertampung di lapangan
pekerjaan di sektor UMKMK dan usaha besar sekitar 88,80 juta orang.
Berarti masih ada di luar dari sektor tersebt 131,20 juta orang. Sisanya
bekerja di sektor pertanian, BUMN, dan PNS,TNI/Polri. Sisanya adalah
pelajar/usia sekolah, balita dan usia lanjut.
Kemudiaan pengganguran sesuai dengan data BPS mencapai 9,4 juta orang,
tenttu nya jumlah tersebut untuk indonesia termasuk kecil di bandingkan
dengan negara-negara Asean laiinya. Artinya siapapun orang yang di usia
produktif pasti tidak mau menganggur, tapi apa bolrh buat kesempatan
untuk bekerja sampai saat ini masih terbatas.
Yang jelas adanya perkembangan ekonomi baik di sektor Koperasi maupun di
sektor UKM dapar berperan aktif dalam memberikan kesejahterahan bagi
masyarakat yang terlibat di dalamnya termasuk pada negara. Seperti
sektor UMKMK memberikan kontribusi PDB sebesar Rp 1.032,57 triliun atau
55,92%.
Tentunya sektor Koperasi jika diberikan kesempatan penuh dan mendapatkan
kesempatan yang sama dengan pelaku ekonomi lainnya, maka Koperasi akan
mampu menjawab semua tantangan dan mampu menyerap tenaga kerja dalam
jumlah yang besar.
BAB 3
Koperasi dan UKM mampu entaskan kemiskin.
Sudah saatnya kita mengakhira imaj negatif pada koperasi sebagai lembaga
pemburu fasilitas pemerintah. Meskipun masih ada, tetapi pergerakan
kearah modernitas dan menerapkan menejamen profesioal telah di lakukan
Pada 12 juli lalu, masyarakar yang hadir di istora lega. Lantaran pidato
priseden Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) menilai bahwa keberadaan
koprasi adalah positif bahkan dianggap vital. Presiden menyebut kata
koperasi sebagai lembaga yang harus di bangun dan kepudulin semua pihak.
Dengan pernyatan tersebut koperasiwan gembira. Dengan demikian
pemerintah akan terus memberikan perhatian yang besar.
Presiden diantaranya menegaskan ditengah gencarnya arus globalisasi
keberadaan ekonomi lokal sebagai pengembangan dasar ekonomi kreatif
perlu digerakan untuk menyainginya. Sehinga pemeratan dalam bidang
ekonomi dapat tercipta antara koperasi dan kalangan pengusaha, dapat
mengentaskan kemiskinan dan pengganguran
“jangan sampai kemiskinan berada dimana-mana kita harus mengadakan
gerakan yang sebaiknya yaitu go local . dalam arti mari kita bangun dari
tingkat pedesaan sampai kota, mari kita hidupkan koperasi, usaha kecil
dan menegah di seluruh tanah air. Sehingga bisnis dapat berjalan dengan
efektif bila dijalankan dengan benar dan sesuau aturan.” Papar presiden
SBY di depan ribuan penggerak koperasi
Presiden optimis meski dunia tengah di landa krisis, Indonesia dapat
bertahan karna pempunyai kekuatan yang besar dari koperasi da UMKM.
Presiden meminta gerakan koperasi dapat meningkatkan perannya dalam
perekonomian nasional. ‘’peran pemerintah dalam mewujudkan hal itu di
tandai dengan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi gerakan
koperasi. Sehingga koperasi dapat mondominasi ditengah pemilik asing
yang kuat dan tidak membawa keadilan bagi rakyat” tegasnya lagi.
Intinya membangun koperasi membutuhkan komitmen yang kuat
darimpemerintah, hal ini pun telah dilakukan oleh negara-negara lain.
Tak terkecuali negara penganut paham kapitalis seperti AS, tetap
melakukan proteksi terhadap kehidupan koperasi. Demikian juga di
negara-negara skandinavia, ikilm kopeerasi sangat produktif sehingga
meraka sangat mampu meyejahterakan para anggotanya dan memberikan
kontribusi besar bagi kemakmuran bangsanya
Demikian di Indonesia, tinggal mau atau tidak meniru langkah mereka yang
telah nyata. Apalagi jumlah koperasi di Indonesia sesuai data
kementrian koperasi dan ukm setiap tahun mengalami perkembangan yang
pesat jika pada 2010 masih 177 ribu unit koperasi maka pada 2011
membengkak menjadi 186 ribu unit koperasi bukti penambahannya terlihat
jelas, menggingat per 31 desember 2008 jumlahnya baru mencapai 151 ribu
unit. Hanya saja di perkirakan yang tidak aktif sebanyak sekitar 46 ribu
unit dan yang aktif sekitar 106 ribu unit. Seiring pertumbuhan jumlah
tersebut bertambah pula yang aktif, sehingga masih berpotansi besar
untuk memberikan kontribusi terhadap perbaikan hidup bangsa
Tak di pungkiri perhatian pemerintah sejak era reformasi bergulir upaya
telah dilakukan untuk membantu dan membina perkembangan mereka. Komitmen
itu minimalnya di biktikan dengan menerbitkan beberapa program
perkuatan permodalan bagi koperasi dan UKM.seperti program dana bergulir
sejak tahun 2000. Berkaitan dengan pembinan untuk meningkatkan kinerja
koperasi telah dan akan terus melakukan pelatihan-pelatihan dan
penyusunan kebijakan yang lebih berpihak.
Berdirinya gedung pameran SME Tower yang sebulumnya bernama Small Medium
Enterprises and cooperative (Smesco), juga merupakan salah satu bentuk
perhatian pemerintah untuk membantu pemasaran produk hasil koperasi dan
UKM. Gedung setinggi 17 lantai itu di dalamnya terdapat fasilitas
display atau tempat panjang produk unggulan, sarana konvensi, peluncuran
merk, tempat pertunjukan seni budaya, tempat peragaan busana dan gerai
pendukung koperasi dan bisnis usaha kecil menegah
Jumlah pelaku usaha UMKM memeng cukup besar sehingga jika benar-benar
dibina dan di berdayakan persoalan pengangguran dan kemiskinan tidak
terlampau sulit. BPS telah mendata, julah UMKM tahun 2008 sebanyak 51,26
juta unit usaha. Komposisinya, usaha mikro 50,70 (89,90%), usaha kecil
520,22 ribu (1,01%) dan usaha menegah 39,66 ribu (0,08%)
Dalam penterapan tenaga kerja UMKM menyerap 77,68% dari total angkatan
kerja yang bekerja. Kontribusi UMKM dan Produk Domestik Bruto (PDB) juga
cukup signifikan yakni sebesar 54,44% dari total PDB. Dari data
tersebut jelaslah menunjukan potensi UMKM sangat besar untuk menggerakan
perekonomian rakyat
Demikian sesuai data dewan koperasi Indonesia (Dekopin) 2009, jumlah
anggota koperasi mencapai 30 juta orang. Kalangan koperasi pun
ditengarai semakin menunjukan sikap semangat kemandirian dalam melayani
anggota. “ Dari jumlah tersebut, keberagaman enggota koperasi dapat
dilihat tanpa adanya perbedaan. Mulai dari pedagang kaki lima, pemulung
sampah, hinga sampai kalangan swasta dan pengusaha, keberadaan koperasi
dapat dilhat.” Kata Adi Sasono Ketua Umum Dekopin saat itu.
Faktanya tidak sedikit yang memiliki kinerja yang bagus. Misalnya dari
sisi omset koperasi yang berkatagori kecil saja sanggup meraup
keuntungan Rp. 100 juta per tahun. Sedangkan koperasi yang memiliki
omset sebesar Rp. 6,5 triliun dengan jumlah anggota mencapai 1,4 juta
orang ada pada induk koperasi kredit, koperasi lain misalnya Kospin Jasa
bahkan mencapai omset Rp. 70 milyar per hari atau Rp. 23 triliun per
tahun. Dekopin juga mencatat koperasi dengan jumlah anggota terbanyak
adalah Induk Koperaasi Pertanian (Inkoptan) dengan 21 juta anggota. Juga
Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) telah memiliki gedung
berlantai 40 di bundaran semanggi Jakarta. Dengan demikian Koperasi
memiliki kepastian untuk menjawab tekad menjadi tuan di negeri sendiri.
BAB 4
Koperasi dapat kembangkan kewirausahaan.
Agar perekonomian Indonesia lebih maju, syaratnya harus terus
mengembangkan kewirausahaan dan terus menigkatkan jumlah wirausaha
(entrepreneur). Kpoerasi pun dituntut berperan lebih besar untuk itu.
Demikian diantara kesipula pokok yang dikemukakan oleh para narasumber
dalam talkshow di TVRI yang ditayangkan pada 12 Agustus 2011,
bincang-bincang yang mengusung tema ‘pengembangan entrepreneur melalui
koperasi’ menampilkan tiga narasumber. Ketua komisi IV DPR-RI Erlangga
Hartanto, Deputi Bidang Penggembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kementrian Koperasi dan UKM, Agus Muharam dan Shala Pangabean ketua KSP
Nasari yang juga ketua forum KJK/KJKS.
Ketua komisi IV DPR mengisyaratkan keprihatinan kepada jumlah wirausaha
yang ada di Indonesia sayang masih sangat sedikit yakni sebesar 0.24%
dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237,8 juta jiwa, ini
berarti hanya sekitar 570.720 orang wirausaha (pengusaha). Ia juga
mengisyaratkan rendahnya para wajib pajak yang membayar pajak.
Pada kesempatan terpisah Dirjen pajak Fuad Rahmany mengungkapkan dari
jumlah penduduk Indonesia yang 237,8 juta jiwa, sekkitar 110 juta jiwa
diantaranya sudah mempunyai pekerjaan. Dari jumlah tersebut 55 juta
orang diantaranya berpotensi menjadi wajib pajak, namun yang memberikan
surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak baru sekitar 8,5 juta orang, tak
sampai 20% dari potensi wajib pajak perorangan. Sedangkan jumlah badan
usaha 22,3 juta (data BPS 2010) dan yang melaporkan SPT Badan hinga
April 2011 baru 466 ribu, atau hanya 20% dari 1,7 juta dari badan usaha
yang telah memiliki NPWP
Meskipun begita, kata Erlangga memeng perekonomian Indonesia sudah bisa
berjalan. Namun jika jumlah wirausahanya jauh lebih banyak dan jumlah
badan usaha yang taat bayar pajaknya lebih banyak, tentu akan semakin
mudah untuk menggerakan perekonomian Indonesia menjadi lebih maju lagi.
BAB 5
Peran stategis koperasi.
Idealnya jumlah wirausaha di suatu negara adalah 2% dari jumlah
penduduknya, paling tidak Indonesia mempunyai sekitar 4,8 juta
wirausaha. Itu sebabnya perlu banyak tampil wirausaha baru, kesempatan
berusaha perlu di perluas dan koperasi harus mendukung lahirnya
wirausaha-wirausaha baru di daerah-daerah.
Kalau mereka tangguh dalam berusaha, akan meningkatkan peluang posisinya
dari pelaku usaha mikro menjadi pelaku usaha kecil, dan terus naik
menjadi pelaku usaha menengah. Dari pelaku usaha yang tadinya bersifat
informal, menjadi pelaku usaha yang bersifat formal.
Sementara itu kementrian Koperasi dan UKM telah menggencarkan
program-program pelatihan kewirausaa, diantaranya untuk memotivasi
tumbuhnya wirausaha baru yang kreatif dan inonatif, juga meningkatkan
semangat serta jiwa kewirausaah masyarakat, khususnya pada para generasi
muda agar menjadi wirausaha yang tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Dan tak kalang penting mmengajak dan mendorong generasi yang produktif
merubah pola pikir dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan
pekerjaan. Pelatihan kewirausaahan itu merupakan suatu lagkah Kementrian
UKM dan Koperasi dalam mendukung pentingya kesejahterahan rakyat dan
menekan kemiskinan di masyarakat.
Besarnya peran koperasi dalam mendukung meningkatkan jumlah wirausaha,
misalnya koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, koperasi
ini pun tidak pelakuhanya berperan mengambangkan aspek-aspek
ke-SDM_annya, tetapi juga menyedikan akses permodalan bagi usaha meraka.
Hal ini di buktikan dari, meskipun anggotanya pensiunan, tetapi banyak
di antara mereka yang masih produktif dan terjun ke dunia usaha dengan
memenfaatka akses permodalan dengan bunga kompetitif. Seperti yang
dilakukan oleh KSP Nasari, KSP Nasari telah menyalurakn kredit
produktif ke sekitar 70 ribu usaha di sekitar 300 kota/kabupaten di
Tanah Air, dengan total pembiayaan sekitar 700 milyar
Koperasi serba usaha dan koperasi simpan pinjam (kredit) lainy, seperti
koperasi Guru Jakarta. Kospin Jasa dan Kopdit Langtangtipo juga telah
melakukan hal yang sama. Koperasi juga dapat berperan mengatasi
permasalahan soft skill (kemampuan) para wirausaha baru. Koperasi harus
menjawab semua tantangan dan menjadi sosusi dari segala pencetakn
wirausaha baru.
Pendapat Frans.
Disaat daerah lain memandang sebelah mata pada koperasi. Pria kelahiran
desa watoona pulau Adonara, Froles Timur, sebaliknya, koperasi tetap
memiliki petensi yang sangat besar. Tak dipungkiri kini koperasi menjadi
lembaga yang sangat positif di image-nya dan di mata masyarakat yang
dipimpinny. Ia memandang jika koperasi di optimalkan perannya akan
sangat besar terhadap terciptanya kemakmuran masyarakat. Atas
keyakinannya itu Gubernur masa bakti 2008-2013 bertekad menjadikan NTT
mejadi provinsi Koperasi.
Bukan tanpa alasan pria berusia 51 tahun ini menjadikan koperasi sebagai
alat perjuangan untuk memperbaiki ekonomi di wilayahnya, lantaran
sektor usaha mikro, keci, menengah dan koperasi (UMKMK) telah
membuktikan perannya saat krisis melanda, terlebih pemerintah pusat
telah memberikan perhatian yang lebih terhadap sektor tersebut, maka
mantan guru SMP Gotong Royong Witihima 1980 ini tak ragu lagi untuk
mamberikan porsi besar pada koperasi. Realitasnya ia telah
mempproklamirkan daerahnya menjadi sebagai daerah koperasi
Kini bumi NTT telah giat menggejot pertumbuhan dan perkembangab sektor
tersebut. Dengan di motori oleh Dinas Koperasi dan UKM terus melakukan
berbagai macam program-program kegiatan. Menerapkan langkah-langkah
stategis, baik bidang kelembagaan koperasi maupun bidang usaha,
diantaranya dengan memfasilitasi permodalannya.
Khusus bagi koperasi terus dilakukan membinaan dan pemberdayaan secara
optimal. Kepada koperasi yang aktif terus dilakukan upaya peningkatan
kinerjanya agar mampu mengukir prestasi. Sedangkan pada koperasi yang
tidak aktif terus di dorong untuk bisa aktif kembali
Hasilnya dari tahun ke tahun jumlah koperasi terus menunjukan
peningkatan misalnya per juni 2009, jumlah koperasi sebayak 1,636 unit
dan yang aktif sekitar 79,28% atau sekitar 1.297 unit dan yang tidak
aktif 20,72% atau sekitar 339 unit, dengan jumlah anggota mencapai
402.989 orang dan dampak positifnya mampu menyerap lapangan pekerjaan
sebanyak 4.280 orang.
Sedangkan perkambangan UKM seperti yang diungkapkan kepala dinas UMKM
Pausus Todung, juga signifikan. Misalnya pada 2008 lalu menargetkan
terciptanya wirausaha baru sebanyak 29.387 unit usaha, tetapi bisa
terlampaui hanya dalam satu semester saja, tepatnya per 31 juni 2008
telah mencapai sebanyak 29,907 unit (101,77%) periode berikutnya pun
juga bagus dari terget 29.495 unit hingga akhir juni 2009 dapat
terealisasi sebanyak 20.700 unit (70,18%). Totalnya jumlah UKM pada 2008
sebanyak 754.198 pelaku menjadi 770.978 pelaku pada 2009.
Jumlah dana bergulir yang diberikan Dinas Koperasi dan UMKM per Juni
2008 mecapai Rp. 1,4 milyar dan jumlah itu menjadi Rp. 29,2 milyar pada
Juni 2009. Sedangkan UKM yang mengolah limbah mejadi produk ekonomi
dari 20 pada 2008 minjadi 45 pada 2009.
Sebelum presiden mengungkapkan akan ada revelitas koperasi. Gubernur NTT
telah melakukannya sejak 2008, pada 2011 ini menargetka 65 koperasi.
Saat ini ada 399 koperasi dari 1.636 unit koperasi ya tersebar di 20
Kabupaten di NTT yang ditengarai tidak aktif, semua koperasi yang di
tengarai tidak aktif ini akan di lakukan revitalasasi baik dari sisi
kelembagaan maupun dari segi permodalan, selain itu juga kedapannya akan
terus melakukan evaluasi secara menyeluruh baik dari segi kelembagaan
dan perkembangan usaha
Pada 2009 telah merevitalisasi 60 koperasi, pada 2010 62 koperasi dan
pada 2011 ini sebanyak 65 koperasi. Dan kedepannya akan menargetkan 70
koperasi pada 2012 dan sebanyak 80 koperasi pada 2013. Serta akan
mengaktifkan kembali 339 unit koperasi yang sebelunnya tidak aktif ini.
Kopdit adil tolong petani dan perajin .
Berkat penggelolaan yang serius dan komitmen yang kuat antara angota
koperasi dan penggurus koperasi unkuk memejukan koperasi, membuat
Koperasi Kredit (Kopdit) Adil di Batul Yogyakarta terus maju dengan
memberikan berbagai sosusi dalam pembiayaan bagi semua anggotanya.
Buktinya dari modal yang hanya ratusan saja berkembang menjadi milyaran,
demikian juga dari anggotanya dari puluhan orang menjadi ribuan orang.
Kehadiran koperasi di desa Terong, Dligo, DIY ini sangat membantu
kelancaran usaha, khususnya petani dan perajin. Pada tahun 1983 para
pelaku usaha mikro untuk memperoleh dana pijaman dari lembaga keuangan
samgatlah sulit, paling hanya rentenir yang seliweran untuk menawarkan
pinjaman, tentunya dengan bunga yang tinggi. Maka kehadiran koperasi
menjadi solusi penbiayaan yang mudah diakses dan murah dalam memberikan
jasa.
Samula kontor Kopdit Adil di awal pendiriannya untuk mejalankan
operasionalnya menumpang di rumah penduduk, jam buka pelayanannyapun
hanya dua kali tiap bulan, yaki pada tanggal 10 dan 20. Meski demikian
kehadirannya sangatlah membantu bagi masyarakat desa yang mayoritas
petani dan sebagian menjadi perajin.
Selanjutnya perjalanan usaha koperasi terus berkembang, kepercayaan dari
anggotanya makin kuat. Begitupun pikak-pihak lain mengakui
kredibilitasnya, ini terbukti pada peringatan hari Koperasi ke 64,
koperasi yang memasuki usia ke 28 ini medapatkan penghargaan tingkat
provinsi sebagai Koperasi berprestasi 2011. Dimana supremasi tersebut
diberikan pada puncak peringatan hari koperasi tingkat DIY, 16 juli 2011
di lapangan Trilenggo Bantul.
“Dengan penghargaan itu berarti kami harus giat lagi dalam melayani
konsumen, kami harus mampu memberikan pe;ayanan yang baik dan
meningkatka SDM, penghargaan ini menjadi cambuk dan kami harus meningkat
terus”, kata Maryono, ketua kopdit Adil.
Maryono menjesankan ketika berdiri, kopdit Adil hanya bermodalkan Rp,
106 dengan anggota 76 orang. Diakuinya koperasi yang di pimpinnya baru
menjadi koperasi secar legal dan formal pada 1994 seiring memperoleh SK
Badan Hukum, meski kecil tetapi para petani dan perajin di desa Terong
sangatlah terbantu dengan kehadiran Kopdit Adil ini.
Pada tahun buku 2010 Kopdit Adil telah membukukan total asset sebesar
Rp. 10,3 miliar dengan jumlah anggota sebanyak 2.032 orang. Untuk flafon
pinjaman Rp. 1-2 juta menggunakan agunan tunjuk, artinya agunan yang di
tunjuk, seperti sapi atau kambing, sedangkan pinjaman Rp.5-25 juta
menggunakan agunan berupa BPKB atau sertifikat tanah.
Jumlah kredit yang tidak lancar atau yang diislahkan sebagai peminjam
yang Mbeling jumlahnya mencapai 6-7% namun diakuinya masih di bawah
angka normal, untuk mengatasinya pun pengurus telah mempunyai stretegi
yaitu dengan menagihnya melalui dialog terus menerus dan cara ini pun
berhasil. Untungnya jumlah penabung dikoperasi ini cukup banyak sampai
juni 2011 mecapai Rp. 6 milyar
Andalan untuk membantu pendidikan sekolah dari SD-SMA. Kopdit Adil
membuka Simpanan Pendidikan Adil Sejahtera. Orang tua yang menyimpan
uang untuk pendidikan, syaratnya tidak bisa diambil sewaktu-waktu. Hal
tersebut telah diatur dalam perjanjian, kecuali jika sang putra-putri
penabung akan memasuki sekolah.
Kini kontor KSP Koperasi Kredit Adil terlihat megah dan penggunaannya
telah di resmikan oleh menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan
bertepatan pada ulang tahunnya yang ke 28, pada 2 agustus. Dengan
dukungan 14 karyawan Kopdit Adil mampu melayani anggota hingga ke
wilayah Gunungkidul, karena keberadaan Kopdit Adil ini berada di
perbatasan kabupaten Bantul dan Gunungkidul
Bahkan untuk membenahi pasar tradisional di Bantul. KSP Kopdit Adil
memiliki peranan penting. Dalam program revitalitas pembangunan pasar
Dangwesi, terong, Dlingo, Kopdit Adil memberikan dana sebesar Rp. 887
juta lebih. Dana ini digunakan untuk membangun 21 unit kios dengan ukura
3x3 M dan bangunan unit los pasar unuran 12x3 M. Demikia satu dar
ribuan kisah sukses koperasi di tanah air. Sekali lagi Koperasi mampu
menjawab semua persoalan ekonomi yang ada di masyarakat jika dikelola
dengan benar dan komitmen yang kuat.
Penutup
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan
nikmat Nya sehingga membuatan karya tulis ilmiah yang berjudul “gerakan
ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi Indonesia” ini dapat
seselai dalam penyusunan dan pembuatannya.
Penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan membuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis tidak dapat membalas apa-apa kecuali do’a semoga bantuaan dan
amal ibadahnya semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
membuatan karya tulis ilmiah ini dilipat gandakan oleh Alloh
subbhanawata’ala.
Penulis sangat sadar bahwa dalam pembuatan karya tulis ini terdapat
banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu dengan sangat rendah hati
penulis mohon di bukaan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermaanfaat untuk kita semuanya. Amiin
Mardiansyah Dwi Putra
Bekasi, Oktober 2011
REFRENSI
Tabloid Info KUKM¬.¬
LAPORAN UTAMA Syarief Hasan
Perbincangan mengenai pengembangan kewirausahaan melalui koperasi
Frans Lebu Raya