Contoh Surat Pengunduran Diri Pekerjaan
Ketika anda sudah jenuh dengan pekerjaan
anda dan sudah memiliki pandangan pekerjaan lain yang lebih
menjanjikan, tidak ada salahnya anda mengundurkan diri dari pekerjaan
anda yang sekarang. Jika anda sudah bekerja dengan sebaik baiknya dan
tidak mendapatkan gaji yang sesuai dengan apa yang anda kerjakan, dan
suatu ketika ada tempat lain yang lebih menjanjikan dan memberikan
kepuasan kerja untuk anda, silahkan anda membuat surat pengunduran diri dan melamar pekerjaan yang baru.
Apapun alasan anda pindah dari pekerjaan
yang lama anda harus membuat yang namanya surat pengunduran diri dari
kerja. Mengapa harus ada surat itu? Ya memang, anda harus membuatnya.
Secara attitude anda masuk membuat surat lamaran pekerjaan anda
keluarpun juga harus ada surat pengunduran diri.
Etika yang baik memang seperti itu. Hal
itu merupakan wujud dari penghormatan kepada perusahaan yang telah
memperkerjakan anda selama ini. Selain itu jika anda bekerja di
perusahaan besar dan anda mengundurkan diri tanpa membuat surat bisa
berakibat fatal, nama anda bisa diblacklist dari rekanan perusahaan
tersebut.
Nah oleh karena itu betapa pentingnya surat pengunduran diri dari pekerjaan itu harus dibuat. Jika anda belum tau format contoh surat pengunduran diri ini bisa lihat di bawah ini.
Contoh Surat Pengunduran Diri Pekerjaan
Kepada Yth,
HRD Manager (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini)
Di
Tempat
HRD Manager (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini)
Di
Tempat
Melalui surat ini, saya (Nama Lengkap Anda) bermaksud untuk mengundurkan diri dari (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini) sebagai (Jabatan terakhir anda di Perusahaan) terhitung sejak tanggal (tanggal pengunduran diri).
Saya mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bekerja di (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini). Saya juga memohon maaf kepada seluruh karyawan dan manajemen (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini) apabila terdapat kesalahan yang telah saya lakukan selama bekerja.
Saya berharap semoga (PT atau Nama Perusahaan Anda saat ini) dapat terus berkembang dan selalu mendapatkan yang terbaik.
Jakarta,…………..2013
Hormat Saya,
Hormat Saya,
(Nama Lengkap Anda)
Itulah contoh surat pengunduran diri pekerjaan
Nah dalam penulisan surat pengunduran
diri ini memang simpel dan singkat, akan tetapi ada rambu-rambunya agar
tidak menimbulkan masalah.
- Tulislah Surat Pengunduran Diri anda dengan singkat jelas dan padat, dengan tulis tangan atau diketik.
- Mengucapkan terimakasih kepada perusahaan dan rekan kerja yang telah memberikan kesempatan anda bekerja di perusahaan.
- Anda juga tidak perlu mencantumkan secara detail kenapa anda memutuskan untuk mengundurkan diri.
- Sebaiknya anda menulis Surat pengunduran Diri ini beberapa waktu sebelum benar benar berhenti total dari perusahaan, disini anda berarti memberikan kesempatan kepada rekan rekan atau pimpinan anda untuk segera mencari pengganti.
- Tulislah Surat Pengunduran Diri ini dalam kertas putih polos dan rapi.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang beberapa point yang bisa kalian gunakan untuk acuan dalam membuat surat pengunduran diri beserta contohnya.
Read more: Contoh Surat Pengunduran Diri Pekerjaan
Lima Pertanyaan Sebelum Menikah
JAKARTA - Kamu beberapa kali ditanya
orangtua dan keluarga, "kapan menikah" karena umur sudah mencukupi.
Lalu buru-buru mencari calon menikah untuk melegakan orangtua. Atau
sudah pacaran lama, tapi gak juga menikah, malu dianggap gak
bertanggungjawab, lalu buru-buru menikah. Atau karena teman-temanmu
seangkatan sudah menikah dan punya anak, lalu kamu memutuskan menikah?
Atau kamu tidak enak mau memutuskan pacarmu dan pasrah saja saat diajak
menikah? Pertanyaannya, apakah menikah adalah pilihan yang tepat bagimu?
Apa yang perlu kamu ketahui sebelum kamu siap untuk mengikat janji
pernikahan? Coba jawablah beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai
introspeksi :
1. Apa yang kamu cari dalam hidup pernikahan?
Pertanyaan ini nampaknya sangat filosofis dan susah untuk dijawab. Tapi coba carilah jawaban sederhana yang spontan dari dirimu. Kalau kamu hanya fokus pada perubahan status dari single to married, atau fokus pada mencari kebahagiaan dalam pernikahan, silakan untuk merenung dulu sebelum mengikat janji. Kebahagiaan itu pasti hal yang dicari dan setiap orang berhak untuk bahagia. Namun saat sudah menikah, apakah momen bahagia itu datang setiap detik dan waktu? Ada kalanya yang tidak muncul saat pacaran, akan muncul pada saat menikah. Nah, coba saya ganti pertanyaan yang saya lontarkan di atas dengan pertanyaan yang lain : Siapkah kamu menghadapi susah dan sedih bersama pasanganmu? Siapkah kamu menerima dan melengkapi kekurangan pasanganmu?Atau kamu tidak bisa mentoleransi pada hal-hal yang bahkan sangat sepele dia lakukan? Kalau jawaban dari pertanyaan yang terakhir adalah iya, coba renungkan baik-baik, apakah kamu menyayanginya?
2. Apakah kamu tertarik pada pesta pernikahan dan bukan pernikahannya karena kamu suka pesta dan ingin menjadi raja atau ratu sehari dalam waktu dekat?
Kue, bunga dan pernak-pernik pernikahan itu menarik semua.Tapi ada yang lebih dipertaruhkan daripada satu hari pesta pernikahan. Pernikahanmu adalah seumur hidup. Kamu tidak hanya ingin menikah, kamu ingin menikah dengan bahagia. Pikirkan tentang 50 tahun ke depan. Selain membicarakan pesta pernikahan, diskusikan kesepakatan pranikah dengan pasanganmu, uraikan bagaimana kalian akan menangani anak-anak, disiplin, sex education, pengelolaan uang, pembagian kerja, agama, karir, pensiun, mertua, dsb.
Jika kamu tidak berencana untuk mendiskusikan topik ini, kamu akan cenderung sulit di kemudian hari untuk menggabungkan dua kehidupan bersama-sama.
3. Mengapa kamu menikah?
Jujurlah dalam mengevaluasi alasan kamu merencanakan pernikahan.Tulis daftar pro dan kontra tentang pasangan kamu dan hubungan kalian berdua. Jika kamu dan pasangan belum pernah membicarakan hal ini, pastikan adanya diskusi antara dua hati, mengapa kalian memutuskan untuk menikah. Pastikan kamu tidak menikah untuk melarikan diri atau menghindari sesuatu. Apakah kamu hanya ingin menikah dan itu saja alasannya? Itu bukan alasan yang cukup baik. Jika kamu mual atau demam atau merasa tidak enak badan setiap saat belanja baju pengantin atau catering atau perlengkapan pernikahan yang lain, perhatikanlah bahwa tubuhmu sedang berbicara dengan jujur. Sisihkan waktu untuk introspeksi. Kamu ingin menikah sekali untuk selamanya?
4. Bisakah kamu menerima masa lalu pasanganmu?
Apakah kamu paham, percaya dan menerima terhadap masa lalu pribadi pasanganmu? Karena hal terbaik untuk memprediksi perilaku masa depan adalah dari perilaku masa lalu yang relevan. Belajarlah dari hal tersebut. Bagaimana pasanganmu berperilaku dalam hubungan masa lalu? Bagaimana pasanganmu berperilaku saat denganmu? Bagaimana pasanganmu belajar dari pernikahan orangtuanya? Apa yang pasangan kamu pelajari tentang pernikahan orang tuanya? Lihatlah secara dekat orang tua pasanganmu. Anak-anak belajar dari hidup mereka selama ini. Bukan berarti, anak dari orangtua bercerai lalu akan selalu bercerai. Mungkin bahkan mereka akan lebih menghargai pernikahan dan mempertahankannya. Tetapi fokusnya adalah, diskusikan tentang hal ini dalam sesi-sesi pacaranmu.
5. Sudahkah kamu mengkomunikasikan kebutuhan dan harapanmu pada pasanganmu?
Kenali dirimu. Kamu tidak dapat menentukan apakah seseorang adalah baik bagimu jika kamu sendiri tidak tahu kebutuhanmu sendiri. Ini tidak egois kok. Ini demi untuk memiliki tujuan dalam hubungan. Saling mengungkapkan kebutuhan dan harapan sekarang sebelum menikah, dan bukan ketika kamu sudah dalam pernikahan. Lalu sampaikan apa yang benar-benar membuatmu menilai bahwa pasanganmu mutlak melanggar komitmen? Sebaliknya, apakah kamu juga tahu harapan dan kebutuhan pasangan kamu?
Jadi intinya, menikahlah saat kamu siap secara mental, dan bukan saat kamu kesepian. Sudah sering mendengar hal inikan? Nah, coba renungkan beberapa pertanyaan di atas dan terapkan sebelum kamu mengikat janji nikah.
1. Apa yang kamu cari dalam hidup pernikahan?
Pertanyaan ini nampaknya sangat filosofis dan susah untuk dijawab. Tapi coba carilah jawaban sederhana yang spontan dari dirimu. Kalau kamu hanya fokus pada perubahan status dari single to married, atau fokus pada mencari kebahagiaan dalam pernikahan, silakan untuk merenung dulu sebelum mengikat janji. Kebahagiaan itu pasti hal yang dicari dan setiap orang berhak untuk bahagia. Namun saat sudah menikah, apakah momen bahagia itu datang setiap detik dan waktu? Ada kalanya yang tidak muncul saat pacaran, akan muncul pada saat menikah. Nah, coba saya ganti pertanyaan yang saya lontarkan di atas dengan pertanyaan yang lain : Siapkah kamu menghadapi susah dan sedih bersama pasanganmu? Siapkah kamu menerima dan melengkapi kekurangan pasanganmu?Atau kamu tidak bisa mentoleransi pada hal-hal yang bahkan sangat sepele dia lakukan? Kalau jawaban dari pertanyaan yang terakhir adalah iya, coba renungkan baik-baik, apakah kamu menyayanginya?
2. Apakah kamu tertarik pada pesta pernikahan dan bukan pernikahannya karena kamu suka pesta dan ingin menjadi raja atau ratu sehari dalam waktu dekat?
Kue, bunga dan pernak-pernik pernikahan itu menarik semua.Tapi ada yang lebih dipertaruhkan daripada satu hari pesta pernikahan. Pernikahanmu adalah seumur hidup. Kamu tidak hanya ingin menikah, kamu ingin menikah dengan bahagia. Pikirkan tentang 50 tahun ke depan. Selain membicarakan pesta pernikahan, diskusikan kesepakatan pranikah dengan pasanganmu, uraikan bagaimana kalian akan menangani anak-anak, disiplin, sex education, pengelolaan uang, pembagian kerja, agama, karir, pensiun, mertua, dsb.
Jika kamu tidak berencana untuk mendiskusikan topik ini, kamu akan cenderung sulit di kemudian hari untuk menggabungkan dua kehidupan bersama-sama.
3. Mengapa kamu menikah?
Jujurlah dalam mengevaluasi alasan kamu merencanakan pernikahan.Tulis daftar pro dan kontra tentang pasangan kamu dan hubungan kalian berdua. Jika kamu dan pasangan belum pernah membicarakan hal ini, pastikan adanya diskusi antara dua hati, mengapa kalian memutuskan untuk menikah. Pastikan kamu tidak menikah untuk melarikan diri atau menghindari sesuatu. Apakah kamu hanya ingin menikah dan itu saja alasannya? Itu bukan alasan yang cukup baik. Jika kamu mual atau demam atau merasa tidak enak badan setiap saat belanja baju pengantin atau catering atau perlengkapan pernikahan yang lain, perhatikanlah bahwa tubuhmu sedang berbicara dengan jujur. Sisihkan waktu untuk introspeksi. Kamu ingin menikah sekali untuk selamanya?
4. Bisakah kamu menerima masa lalu pasanganmu?
Apakah kamu paham, percaya dan menerima terhadap masa lalu pribadi pasanganmu? Karena hal terbaik untuk memprediksi perilaku masa depan adalah dari perilaku masa lalu yang relevan. Belajarlah dari hal tersebut. Bagaimana pasanganmu berperilaku dalam hubungan masa lalu? Bagaimana pasanganmu berperilaku saat denganmu? Bagaimana pasanganmu belajar dari pernikahan orangtuanya? Apa yang pasangan kamu pelajari tentang pernikahan orang tuanya? Lihatlah secara dekat orang tua pasanganmu. Anak-anak belajar dari hidup mereka selama ini. Bukan berarti, anak dari orangtua bercerai lalu akan selalu bercerai. Mungkin bahkan mereka akan lebih menghargai pernikahan dan mempertahankannya. Tetapi fokusnya adalah, diskusikan tentang hal ini dalam sesi-sesi pacaranmu.
5. Sudahkah kamu mengkomunikasikan kebutuhan dan harapanmu pada pasanganmu?
Kenali dirimu. Kamu tidak dapat menentukan apakah seseorang adalah baik bagimu jika kamu sendiri tidak tahu kebutuhanmu sendiri. Ini tidak egois kok. Ini demi untuk memiliki tujuan dalam hubungan. Saling mengungkapkan kebutuhan dan harapan sekarang sebelum menikah, dan bukan ketika kamu sudah dalam pernikahan. Lalu sampaikan apa yang benar-benar membuatmu menilai bahwa pasanganmu mutlak melanggar komitmen? Sebaliknya, apakah kamu juga tahu harapan dan kebutuhan pasangan kamu?
Jadi intinya, menikahlah saat kamu siap secara mental, dan bukan saat kamu kesepian. Sudah sering mendengar hal inikan? Nah, coba renungkan beberapa pertanyaan di atas dan terapkan sebelum kamu mengikat janji nikah.
Langganan:
Postingan (Atom)