AKU MASIH DI SINI
Bila kini kusimak wajah malam,
sepertinya tak ada satu pun yang kurang.
Bulan, bintang bersinar terang meski langit kelam.
Namun, setelah ku amati wajahmu yang muram.
Seakan hati, berkata— ada satu yang hilang.
Canda, tawa, ceria— lenyap dalam, terlumat lebam.
sepertinya tak ada satu pun yang kurang.
Bulan, bintang bersinar terang meski langit kelam.
Namun, setelah ku amati wajahmu yang muram.
Seakan hati, berkata— ada satu yang hilang.
Canda, tawa, ceria— lenyap dalam, terlumat lebam.
Keluh cinta yang kau kemas dalam cerita,
mengingatkan aku akan sebuah tragedi
yang sempat aku alami.
Tak usah kau terus renungi derai di pipi.
Biarkan ia mengkaji hati
hingga kau akan menghayati
hikmahnya nanti.
mengingatkan aku akan sebuah tragedi
yang sempat aku alami.
Tak usah kau terus renungi derai di pipi.
Biarkan ia mengkaji hati
hingga kau akan menghayati
hikmahnya nanti.
Bila nanti kausimak wajah pagi,
pasti kan kau dapati secercah arti
atau, bila kau cermati keberadaan pelangi,
Pasti kau akan memahami—
Mengapa semua itu mesti terjadi
hingga kau akan mengerti seperti apa cinta sejati.
Ya, cinta tulus yang datang hanya satu kali dalam hidup ini.
Mungkin kau pernah mengalami…?!
pasti kan kau dapati secercah arti
atau, bila kau cermati keberadaan pelangi,
Pasti kau akan memahami—
Mengapa semua itu mesti terjadi
hingga kau akan mengerti seperti apa cinta sejati.
Ya, cinta tulus yang datang hanya satu kali dalam hidup ini.
Mungkin kau pernah mengalami…?!
Kini, dengan sedalam nafasku
dan segenap simpatiku,
aku akan berdiri di sampingmu
’tuk hangatkan hatimu—
Yang tengah dilumuri duka yang mengganggu
dan segenap simpatiku,
aku akan berdiri di sampingmu
’tuk hangatkan hatimu—
Yang tengah dilumuri duka yang mengganggu
Tersenyumlah untuk dirimu…
Bersenandunglah untuk harimu…
Karena aku masih ada— disini
Untuk menjagamu…
Bersenandunglah untuk harimu…
Karena aku masih ada— disini
Untuk menjagamu…