SALAM HANGAT »TheKiFOT« “Kesuksesan ataupun kegagalan masa depan Anda tergantung dari keputusan Anda saat ini, Di mana ada kemauan dan keberanian untuk memutuskan, di situlah kesuksesan menanti Anda. Tapi yakinlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulainya”.

Cerpen : Anak Jalanan Metropolitan


Hanya beralas kardus dan koran yang menghiasi tidur tubuh mungil itu. Awan merah menunjukkan hari sudah mulai gelap. Mata gadis yang terbangun dari tidur itu seolah mengakhiri mimpi indah yang mengitari tidur lelapnya. Memang penuh impian, namun terasa seperti sangat nyata. Nyata namun semu, menjadi kaya dan semua berkumpul kembali adalah sebuah impian yang sulit untuk dicapainya.
    Bagaimana bisa nyata, jika impian yang dimaksud adalah sesuatu yang semu ?
    Annira Vellys  gadis mungil yang tertidur di emperan kios toko itu, akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Dengan langkah diseret dia membawa tubuhnya ke dalam pintu rumah. Tangannya, yang terasa berat untuk digerakkan , meraih kunci pintu yang menempel di pintu kardus tersebut, lalu membukanya. Hingga dia mendapati kondisi rumahnya yang berantakan dan kumuh.
    Setelah beberapa saat berdiam diri di depan pintu dengan tangan berada di pintu, Nira membalikkan tubuhnya. Dia berjalan menuju tempat tidur yang berupa tumpukan kardus dengan kain yang menutupinya seraya melepas penat sambil terus merenung.
    Kenapa hari ini sedikit sekali ?
    Bahkan lima ribupun tak ada. Bukankah kemarin ada beberapa orang yang memberiku upah menyanyi lebih banyak ?
    Penduduk tempat ini cukup mampu , sangat kecil kemungkinan orang yang berpergian untuk tidak membawa uang. Di sini kota metropolitan, kau tahu ? Dan anak jalanan adalah simbol kota metropolitan. Tak akan jadi miskin kalau hanya memberi uang recehan.
    Apa karena hari ini hari minggu ? Tidak.
Bukan itu alasannya. Justru saat itulah harusnya orang berpergian membludak.
    Tapi, hari ini ? Nyatanya hanya 4-5 orang yang memberinya uang recehan.
    Nira kembali menghela nafas. Kepalanya terlalu pening untuk memikirkan hal itu.
Dia meraih jaket biru langit, sisa peninggalan almarhumah ibunya yang masih bertahan, lalu memakainya di tubuh kurus keringnya itu. Dia semakin tidak terawat setelah peristiwa kebakaran yang menimpa keluarganya setahun yang lalu.
Dia butuh istirahat, Nira sadar akan hal itu. Dia terlalu memikirkan masalah kesendirian hidupnya, bahkan mungkin menjadi depresi.
        ***
Seperti biasa, berjalan tanpa alas di bawah terik matahari menelusuri lampu demi lampu untuk mencari sepeser uang recehan sebagai pengganjal perut.
Yang menyambutnya begitu dia keluar dari rumah kardusnya adalah bola yang nyaris mengenai wajahnya. Syukurlah hanya nyaris.
“Aaahh !! Tuh , kan ! Nyaris kena orang !”
“Gawat ! Gawat !”
“Woooi ! Cepat ambil bolanya !” 
“Iya ! Iya !”
Terdengar teriakan anak-anak dari arah jam 3-posisi Nira. Nira menoleh ke seorang anak yang berlari ke arahnya, dengan tatapan memohon. Nira melempar bola yang berhasil dia tangkap itu kepada anak kecil tersebut.
“Makasih, Kak!”
“Iya , sama-sama . lain kali hati-hati ya !” Nira meneruskan langkahnya.
Bukan hanya Nira yang harus menjalani hidup seperti ini. Walaupun masih anak 14 tahunan tetapi dia mempunyai semangat hidup yang tinggi, berbekal suara yang merdu dia selalu bernyanyi bahkan hampir setiap detik dia bernyanyi. Dia belajar bernyanyi dari ibunya. Semasa kecil dia sangat senang menyanyi. Bahkan dia pun bercita-cita menjadi seorang penyanyi.
Tak banyak orang yang mau mendengarkan dia bernyanyi. Penampilannya yang dekil dan usang layaknya seorang anak jalanan membuat para mobil merasa enggan untuk meliriknya. Tapi tidak dengan mobil Alphard hitam di sampingnya. Kaca hitam yang tertutup , cat hitam yang mengkilap tak terlihat debu secuilpun yang terkesan sangat misterius. Nira bernyanyi hampir satu lagu. Seseorang membuka kaca mobilnya, nampak seorang pria tampan menjulurkan kepalanya keluar.
“Suara yang indah , siapa namamu ?” suara lembut membuat Nira berhenti bernyanyi.
“Nira om” Nira memalingkan pandangannya pada pria tersebut.
“Besok kamu datang ke kantor om yah, om tunggu !” pria itu memberikan secarik kertas kecil.
“Iiiyaa om. Makasih . “ Nira memandangi kertas itu dengan gugup tak percaya.
Nira menutup hari itu dengan perasaan campur aduk , entah apalagi yang direncanakan Tuhan kepadanya.  Setelah kejadian setahun yang lalu dia tidak pernah menerima orang baru dalam hidupnya. Tapi tidak berlaku untuk hari ini , dia bertemu seorang produser rekaman yang mengundangnya ke studio. Dia harus melangkahkan kakinya lebih berat dari biasanya. Berpikir lebih keras dari biasanya. Dan berdoa lebih banyak dari biasanya.
***
Berbeda dengan biasanya , hari ini matahari lebih terang , awan-awan lebih banyak dan udaranya pun seperti musim dingin di Korea. Begitu pula dengan Nira , dia lebih tampak rapi , lebih bersih dan cantik dari biasanya sama sekali tidak terlihat seperti anak jalanan . Memakai jaket biru langit kesayangannya , dia merasa seakan masih bermimpi dan ingin cepat bangun dari tidurnya. Dilihatnya`secarik kertas kecil berwarna putih yang tertera nama seorang pria “DEWA’S studio”. Tertulis singkat alamat yang membuat Nira hendak mengunjunginya.
Nira melangkahkan kaki dengan penuh harapan akan datangnya keberuntungan terindah hari ini. Langkah demi langkah terus mencari-cari alamat itu, tampak bangunan megah, mewah, dan luas serta terpampang tulisan “DEWA’S studio”.
Setengah sadar Nira memasuki koridor ruangan itu yang nampak tersusun rapi. Impian semu yang selama ini dinantikan hari ini sudah di depan mata. Hati yang berkecamuk meriasi wajah panik Nira mencari seorang laki-laki belia.
“Selamat datang Nira , ayo ikut om ! Om mau mengajakmu bernyanyi lebih indah .”
“Tapi om , aku gak berani “
“Anggap saja disini rumahmu dan kau bernyanyi untuk dirimu sendiri .”
“Baiklah om . akan aku coba.”
Langkah kaki Nira membawanya ke dalam sebuah kamar. Kecil gelap semua dindingnya dialasi karpet, suasana hening , tenang , damai bahkan hanya mampu menampung 2-3 orang saja. Searah dengan pandangannya yang berbatas kaca , Nira duduk di depan mic yang disediakan. Terlihat jelas raut wajah om Dewa yang berdampingan dengan DJ-kesayangannya. Dia akan benar-benar bernyanyi lebih indah untuk dirinya sendiri dan keluarganya terutama untuk ibunya.
Nira bernyanyi sangat indah penuh kesyahduan. Baru satu lagu dia bernyanyi tapi om Dewa pun meneteskan air mata mendengar lantunan suaranya. Belum pernah ada penyanyi yang sangat tulus untuk bernyanyi bukan karna uang tapi karna hati. Apalagi Nira, dia hanya seorang bocah ingusan sebatangkara, tapi dia mempunyai hati yang tulus untuk menyanyi. Calon penyanyi profesional.
***
Perjuangan Nira berbuah manis. Pedih perih , hiruk pikuk kota metropolitan , asam manis kehidupan mampu dia lewati. Semangat hidup yang tinggi membuatnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berkat om Dewa , dia mampu mewujudkan cita-citanya. Impian yang dulu semu itu telah menjadi kenyataan.
Annira Vellys kini adalah seorang penyanyi terkenal. Bahkan dia mampu menembus kancah dunia Internasional. Tak ada keraguan pada dirinya. Profesional , ramah tamah selalu semangat menjadikan dia sukses hingga sekarang. Lantunan doa yang setiap detik dia panjatkan membuat dia disenangi banyak orang.
Begitu juga sebaliknya , berkat Nira DEWA’s studio sekarang menjadi terkenal. Studio pemilik om Dewa Anggara ini telah berhasil menjual jutaan kopi kaset  VCD maupun DVD ke dunia pemasaran. Bahkan menjadi pusat rekaman yang sangat apik , baik dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya yang berani diadu di dalam negeri maupun di luar negeri.
Nira dan om Dewa telah menjadi satu komponen yang saling melengkapi. Mereka seperti amplop dengan lemnya yang sangat kuat dan erat. Dan untuk kali ini mereka harus menarik napas yang lebih panjang dari biasanya, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk tersenyum. Senyum bahagia.
   
THE END


SEMOGA BERMANFAAT, SALAM THEKIFOT
TERIMAKASIH SOBAT SUDAH MAU MAMPIR KE BLOG TheKiFOT, Silahkan Jika Ada Artikel Yang Bagus di Blog Ini Saya Izinkan Untuk "Mengcopy,Paste" Dengan Syarat Sertakan Seumbernya Yang Lengkap., Hormat Saya »TheKiFOT« Pemilik Tunggal Blog Ini.Terimakasih.
oncopy="return false;"