SALAM HANGAT »TheKiFOT« “Kesuksesan ataupun kegagalan masa depan Anda tergantung dari keputusan Anda saat ini, Di mana ada kemauan dan keberanian untuk memutuskan, di situlah kesuksesan menanti Anda. Tapi yakinlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulainya”.

TERIMA KASIH ANAK KU


Anak ku..kini kau tumbuh besar dan sudah menjadi orang tua bagi anak-anakmu..

Maafkan ibu nak..walapun keadaan ibu seperti bayi berumur 1 tahun lagi..
Tak lelah tak memyerah merawatku itulah dirimu..anak ku,
sering air mata mengalir saat dengan nafas terengah engah dirimu megendong ibu i yg lagi sakit demam menuju sebuah KLINIK ...untuk berobat
Anaku...biarlah ibu pasrah dengan keadaan ini,krn ku tak ingin melihat kau tersiksa dan terbebani dengan ada diriku yg tua rentah ini di hidupmu..
Sering tengah malam kau datangi aku ke kamar hanya melihat tertidur pulaskah diriku..sering juga kau dampingi aku ,,kau ceritakan tentang anak dan cucu2mu..serta aktifitasmu sehari harimu...kadang sedih nak..saat ku dengar sering kau tak bisa menghadiri pertemuan2 di keluarga serta kantor,,krn hanya ingin bisa memandikan,menyuapi,membersihka kotoranku dan merawatku,dengan tanganmu sendiri.
Ku lihat semua itu kau lakukan dengan tulus .
ingin ku ucapkan trima kasih ke padamu anaku...tp bibir ini tak sanggup tuk berucap..sanggup tuk berucap...
Malah sering ku melihat dr bibirmu selalu kau katakan.. "TERIMA KASIH IBU,maafkan anakmu yg belum bisa membahagiakanmu"...
Cukup anaku cukup..jangan kau katakan itu..
Sudah kau berikan segalnya untuku...jangan kau buat hati ibu semakin merasa bersalah krn bakti mu yg terlalu padaku...
Trima kasih sayang...semoga kamu paham, tetesan air mata ini,sebagai ucapan terima kasihku padamu...krn bakti seorang anak ke orang tuanya adalah seperti kamu..suka duka selalu di jalani bersama.
jangan pernah sia-siakan orang tua kita.

SURAH AL-INSYIRAH

KEIARANGAN

Surah ini berkaitan erat dengan surah sebelumnya, dan sebagian mufasir menganggapnya sebagai sambungan langsung dari Surah al-Dhuha. Bagaimana pun juga, surah ini ditujukan kepada Nabi dan diperluas kepada semua orang yang mengikuti jejak langkah Nabi.
Syaraha berarti 'membukakan, menyingkapkan, menjelaskan, menerangkan atau menampakkan,' dan 'melapangkan'. Syaraha juga berarti 'memotong'. Dalam dunia bedah, kata tasyrih berarti pemotongan.
Shadara berarti 'kembali dari pengairan, melanjutkan, memancar, keluar', dan shadr adalah 'dada, payudara atau peti'. Jika seseorang mengatakan ia ingin 'mengambil sesuatu dari dadanya', maka sesuatu ini, tentu saja, bukan obyek fisik. Melainkan, sesuatu yang sudah ia kenakan sendiri pada dirinya, sehingga ia merasa terhimpit atau terbebani, seolah-olah ia tidak bisa lagi bernapas dengan bebas. Dengan melepaskan diri dari beban ini, dengan 'melapangkan' diri, maka yang jauh menjadi dekat dan yang sulit menjadi mudah.
Syarh (uraian terperinci, penjelasan) yang utama adalah berupa pengetahuan, penyaksian langsung bahwa yang ada hanyalah Allah. Itulah syarh yang terakhir; tidak ada apa-apa di luar itu. Tidak ada kelegaan di luar penyaksian langsung.
Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi, namun ia berlaku kepada semua orang. Beban kebodohan digantikan dengan beban kenabian, tapi beban tersebut menjadi ringan karena berbagai rahasia alam semesta telah diungkapkan kepadanya.
Wazara, akar dari wizr (beban, muatan berat), adalah 'memikul atau menanggung (suatu beban)'. Dari kata tersebut muncul kata wazir artinya 'menteri, wakil, konselor', yakni, seseorang yang membantu penguasa atau raja untuk memikul beban negara. Maksud ayat ini adalah bahwa kita dibebaskan dari tanggung jawab apa pun selain daripada sebagai hamba Pencipta kita. Jika kita sungguh-sungguh memahami penghambaan, maka kita tidak lagi terbebani seperti sebelumnya tapi kita malah hanya melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban kepada Allah, tanpa menambah beban lagi kepada diri kita.
Lagi-lagi ini merupakan penjelasan metaforis. Ada di antara kita yang nampaknya memikul beban berat, meskipun, sebenarnya, tidak ada beban yang bersifat permanen. Jika kita selalu ingat akan Allah (zikrullah), sadar bahwa pada suatu saat napas kita bisa berhenti, dan bahwa kita akan segera kembali menjadi debu, maka kita pun akan sadar bahwa yang dapat kita lakukan saat ini hanyalah menghamba dan berusaha berbuat sebaik-baiknya. Tidak ada yang harus kita lakukan selain dari itu. Secara tidak sengaja mungkin kita telah mengundang kesulitan di dunia ini, namun kesulitan dunia ini tetap akan datang dan menemukan kita. Jika kita tidak memperdulikan orang fi sabilillah (di jalan Allah), jika kita tidak membantu orang, melayani dan membimbing mereka, maka berbagai kesulitan akan menimpa kita.
Ini berkenaan dengan zikir lahiriah Nabi. Kita tidak bisa melakukan zikir lahiriah yang lebih tinggi dari Nama Allah. Zikir batiniah Nabi merupakan kesadaran beliau yang tak henti-henti, berkesinambungan, dan tidak terputus terhadap Penciptanya. Zikir Nabi terhadap Penciptanya memiliki kedudukan paling tinggi karena di antara ciptaan Allah beliaulah yang paling dekat kepada-Nya.
Ketika Nabi berzikir, zikimya diangkat lebih tinggi sehingga zikir Nabi berada di urutan paling tinggi; kehidupannya sendiri merupakan zikrullah.
Dua ayat ini memberikan penjelasan khusus mengenai 'sang' kesulitan, yakni 'bersama kesulitan ada kemudahan', yang menunjukkan bahwa hanya ada satu kesulitan. Ini berarti bahwa pada setiap kesulitan ada dua kemudahan atau solusi. Solusi pertama adalah bahwa kesulitan akan berlalu: ia tidak bisa berlalu dengan sendirinya, tapi akhirnya ia akan berlalu karena lambat laun kita pergi darinya melalui kematian. Solusi kedua adalah bagi pencari sejati; solusinya terletak dalam pengetahuan tentang proses awal terjadinya kesulitan kemudian melihat kesempumaan di dalamnya.
Umpamanya, seseorang bisa saja melakukan kesalahan dengan memasuki areal proyek pembangunan yang berbahaya sehingga kepalanya tertimpa sesuatu. Ia mungkin saja tidak menyadari berbagai faktor yang terkait dengan kecelakaannya, apakah orang lain bermaksud mencelakakannya atau tidak, tapi yang jelas ia akan mengalami musibah itu. Begitu ia mengetahui bagaimana musibah itu terjadi, betapa sempurna kejadiannya! Kepalanya akan terluka, tapi itu pun akan sembuh: itu adalah kemudahan lain. Bersamaan dengan sulitnya merasakan pemisahan muncul pertolongan untuk mengetahui bahwa kita berhubungan.
Makna syari’ (lahiriah) dari ayat ini adalah bahwa begitu kita selesai berurusan dengan dunia dan dengan segala tanggung jawab kita di dalamnya, hendaknya kita bersiap-siap untuk mencari pengetahuan langsung tentang Realitas Ilahi. Menurut penafsiran golongan ahl al-Bayt tentang ayat ini, bila kita selesai menunaikan salat-salat formal kita, maka hendaknya kita melanjutkan ke tahap berikutnya, yakni begadang sepanjang malam melaksanakan salat lagi, zikir dan belajar. Bila kita sudah menyelesaikan segala kewajiban kita terhadap penciptaan dan terhadap Pencipta kita, maka hendaknya kita berbuat lebih, dan mencurahkan diri kita sepenuhnya. Perjuangan dan upaya batin ini adalah makna harfiah dari kata jihad, yang hanya dalam peristiwa tertentu saja menjadi 'perang suci'.
Ketika kita mempraktikkan hasrat keingintahuan kita, bila kita menginginkan pengetahuan, maka kita akan menjadi pengetahuan, persis sebagaimana kita mempraktikkan kemarahan, maka kita pun akan menjadi kemarahan. Begitu kita meletakkan dasar-dasar yang perlu untuk menunaikan segala kewajiban kita, maka kita pun sah untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan kita. Bagaimana pun, menunaikan kewajiban kita terlebih dahulu adalah penting, karena, kalau tidak kita akan melaksanakan keinginan untuk melarikan diri.[]


1708'12
Repost : TheKiFOT

MACAM-MACAM AZAB KUBUR

1. Diperlihatkan neraka
Jahannam
“Kepada mereka dinampakkan
neraka pada pagi dan
petang.” (QS. Ghafir;46)
Dari Ibnu Umar radhiyallohu ‘anhu bahwasanya Rosulullah
sholallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Sesungguhnya apabila salah
seorang diantara kalian mati
maka akan ditampakkan kepadanya calon tempat
tinggalnya pada waktu pagi dan
sore. Bila dia termasuk calon
penghuni surga, maka
ditampakkan kepadanya surga.
Bila dia termasuk calon penghuni neraka maka
ditampakkan kepadanya neraka,
dikatakan kepadanya: ‘Ini
calon tempat tinggalmu, hingga
Alloh membangkitkanmu pada
hari kiamat’.” [ Muttafaqun'alaih]

2. Dipukul dengan Palu dari Besi
Dari Anas radhiyallohu ‘anhu,
dari Nabi sholallohu ‘alaihi
wasallam:
“Adapun orang kafir atau
munafik, maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya:
‘Apa jawabanmu tentang
orang ini (Rosulullah)?’ Dia
mengatakan: ‘Aku tidak tahu.
Aku mengatakan apa yang
dikatakan orang-orang’. Maka kedua malaikat itu mengatakan:
“Engkau tidak tahu?! Engkau
tidak membaca?!” Kemudian ia
dipukul dengan palu dari besi,
tepat di wajahnya. Dia lalu
menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang didengar
seluruh penduduk bumi, kecuali
dua golongan: jin dan
manusia.” [ Muttafaqun'alaih]

3. Disempitkan kuburnya,
sampai tulang-tulang rusuknya
saling bersilangan, dan
didatangi teman yang buruk
wajahnya dan busuk baunya.
Dalam hadits Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallohu ‘anhu
yang panjang, Rosulullah
sholallohu ‘alaihi wasallam
menceritakan tentang orang
kafir setelah mati:
“Gelarkanlah untuknya alas tidur dari api neraka, dan
bukakanlah untuknya sebuah
pintu ke neraka. Maka panas dan
uap panasnya mengenainya.
Lalu disempitkan kuburnya
sampai tulang-tulang rusuknya berimpitan. Kemudian
datanglah kepadanya seseorang
yang jelek wajahnya, jelek
pakaiannya, dan busuk baunya.
Dia berkata: ‘Bergembiralah
engkau dengan perkara yang akan menyiksamu. Inilah hari
yang dahulu engkau dijanjikan
dengannya (di dunia)’. Maka
dia bertanya: ‘Siapakah
engkau? Wajahmu adalah wajah
yang datang dengan kejelekan’. Dia menjawab:
‘Aku adalah amalanmu yang
jelek’. Maka dia berkata:
‘Wahai Rabbku, jangan engkau
datangkan hari kiamat’.”
[HR. Ahmad, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Hakim]

4. Dirobek-robek mulutnya,
dimasukkan ke dalam tanur
yang dibakar, dipecah kepalanya
di atas batu, ada pula yang
disiksa di sungai darah, bila mau
keluar dari sungai itu dilempari batu pada mulutnya.
Rosulullah berkata kepada Jibril
dan Mikail sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang
panjang:
“Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat.”
Keduanya menjawab: “Ya.
Adapun orang yang engkau lihat
dirobek mulutnya, dia adalah
pendusta. Dia berbicara dengan
kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar
luas. Maka dia disiksa dengan
siksaan tersebut hingga hari
kiamat. Adapun orang yang
engkau lihat dipecah kepalanya,
dia adalah orang yang telah Alloh ajari Al-Qur’an, namun
dia tidur malam (dan tidak
bangun untuk sholat malam).
Pada siang hari pun dia dia tidak
mengamalkannya. Maka dia
disksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat. Adapun
yang engkau lihat orang yang
disiksa dalam tanur, mereka
adalah pezina. Adapun orang
yang engkau lihat di sungai
darah, dia adalah orang yang makan harta dari hasil
riba.” [ HR. Bukhari no.1386
dari Jundub bin Samurah
radhiyallohu 'anhu]

5. Dicabik-cabik ular-ular yang
besar dan ganas
Rosulullah sholallohu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Tiba-atiba aku melihat para
wanita yang payudara-payudara mereka dicabik-cabik ular yang
ganas. Maka aku bertanya:
‘Kenapa mereka?’ Malaikat
menjawab: ‘Mereka adalah
para wanita yang tidak mau
menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’.” [ HR.
Hakim. Syaikh Muqbil dalam Al-
Jami'ush Shahih berkata: "ini
hadits shahih dari Abu Umamah
Al-Bahili radhiyallohu 'anhu]

NILAI KEHIDUPAN

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.

Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya

MENCARI MAKNA KEHIDUPAN

Bagai katak di ujung tanduk,barangkali begitulah melukiskan keadaan kondisiku saat ini,

Panggil saja paija,aku seorang anak perempuan yang cacat tampa kaki sebelah,tp semua itu tak pernah menyurutkan aku mencari biaya untuk keluargaku,bapak ku sudah meninggal waktu adik bungsuku masih bayi,kini mak dan ke 6 keluargaku tinggal di sebuah gubuk kecil di pingiran kota,pada waktu pagi semua terlelap tidur aku bergegas mencari rejeki di pinggiran jalan raya untuk mengamen,mungkin karena kondisiku yang cacat sering kali ejekan demi ejekan aku terima dari temanku,sedih hati ini tidak semua orang berharap menjadi orang yang cacat.

Umur 14 tahun,ibuku sakit parah dan akhirnya meninggal,menyesal hati ini,andaikan aku punya uang yang banyak pasti nyawa ibuku terselamatkan,tp penghasilanku tidak seberapa hanya cukup untuk makan adik2 ku,kini beban semakin di pundak ku,rasa ingin sekolah aku tepis jauh2 aku harus bisa menjadi bapak dan ibu untuk 1 kakak perempuanku yang berumur 17 tahun dan adik2ku,tiap pagi sampai soreh ku berjuang mencari rejeki,sedangkan kakak sibuk mengurus di rumah merawat adik2 ku.

Kadang lelah tenaga ini lelah pikiran ini,tp hidup harus di jalani,tiap pagi aku bagaikan menjadi bapak untuk adik2ku yang mau berangkat sekolah untuk meminta uang saku.

Air mata ini menetes,jika melihat adik kecilku tidur berjejer bagaikan pindang asin yang di pajang di pasar.ku hanya bisa memandang baju dan alas tidur yang tak layak di pakai buat mereka tp apa daya aku sudah berusaha membahagiakan mereka tp aku aku sungguh sudah maksimal.

Terbesit di benak ini,aku ingin adik adiku hidup layak tidak kesusahan seperti aku dan kakak ku,akhirnya ku putus kan aku mendatangi sebuah panti asuhan dan mengharap sudi kiranya panti asuhan itu merawat adik2ku.

Alhamdulillah ALLAH MAHA BESAR,mereka dengan senang hati menerima ke empat adiku,dengan dalih berbohong ku ajak mereka ke sebuah rumah besar dan bersih yaitu pondok sebuah yatim piatu,Air mata ini meleleh di kalah melihat adik2 ku berlarian ke lapangan dan main ayun2an aku belum pernah sekalipun melihat wajah bhagia mereka seperti saat ini,tiba waktunya aku undur diri,pak ustat pun berharap aku tinggal di tempat ini,tp ku tolak permintaan itu,kakak ku akan menikah dia akan tinggal dengan suaminya aku akan menempati rumah kecil peninggalan bapak ibuku.

Ku cium adiku satu persatu,mereka melihat air mataku membasahi pipiku,dan bertanya " kenapa kakak menangis.." ujar salah satu adiku, "kakak hanya capek ujarku,kalian di sini baik baik dengarkan kata pak ustat dan ibu2 yang merawat kalian..!!" kataku sambil berlinangan air mataku.
"tidak kak,kita mau ikut kakak saja kami janji gak nakal jangan tinggal kami kak..." ujar salah satu adiku,betapa runtuh hati jiwa ini,belum pernah sekalipun kami berpisah,tp demi kebahagiaan mereka ini harus di terjadi,
"Dengar ya,kalau kalian masih menangis dan gak dengar omonganku jangan harap kalian bertemu aku lagi.." kataku sambil sedikit membentak.
"iya kak,kami janji akan patuh sama pak ustat dan ibu di sini yang merawat kami,tapi kakak janji jangan pernah tinggal kan kami..."
Ya allah,sungguh aku tak mampu menrima ucapan salah satu adiku,aku sungguh gak mampu ku peluk mereka dan kami pun menangis bersama sama.dan aku pun berpamitan pada adik2ku "jaga diri kalian baik2,lain kali kakak akan datang menjenguk kalian.."ujarku.

"iya kakak,kami tunggu,kata si bungsu,da ..da ..da kakak ..cepat jenguk kami lagi ya,"dia lambaikan tangan untuku sambil ku lihat air mata mereka menetes di pipinya.

Akupun berpamitan,sekali lagi pak ustat menawariku tinggal di asrama,tp aku tolak,aku ingin merawat rumah peninggalan orang tuaku.
Setelah ku keluar dari pintu pagar,ku lihat adik bungsuku lari mengejarku sambil menangis memanggil namaku,dengan cepa2 aku langkahkan kaki ini yang di temani sebuah kayu untuk menghindari adiku.

"Kakakkkkkkkkkk....jangan tinggal kan kami,aku mau kakak...." ku dengar rengekan si bungsu,aku yang sembunyi di balik mobil yang terparkir di depan asrama pun tak mampu memendung air mata,MAAF kan aku,,ini semua demi kebaikan kalian batinku.

Kini rumah yang aku tempati begitu sepi.tak terasa air mata ini jatuh di pipi,aku rindu adik2 u,aku rindu canda tawa mereka,aku rindu melihat mereka gembira sekali di saat aku pulang ngamen ku bawakan cilok kesukaan mereka,tp kini hidupku sunyi sepi,tapi aku berharap mereka akan sukses suatu kelak tidak seperti aku yang cacat dan tidak berpendidikan sama sekali,malam telah larut,mata ini ingin ku tutup,tapi air mata ini tetap meleleh..AKU KANGEN KALIAN DIK ucap lirihku dan akhrinya aku pun tertidur.

~TAMAT~

# Mampukah kita menyayangi saudara saudara kita..??

*Sumber: Cerita Rakyat Jenaka

Sebuah Kisah untuk kita renungkan dan jadikan motivasi

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!

Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”

Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.

Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati,
apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita
beruntung lah sekiranya aku mem

punyai seorang kakak
tapi aku anak sulung mane ada kakak.

===TANDAI PHOTO INI UNTUK BERBAGI===

SAHABAT | DUA SAHABAT YANG SALING MELENGKAPI

*Pensil : maafkan aku ya :(
*Penghapus : untuk apa sahabat ? kamu kan tidak berbuat salah ?
*Pensil : setiap kali aku berbuat salah kamu selalu ada untuk menghapus kesalahan ku dan ketika kau menghapus kesalahan ku tubuh mu mulai mengecil dan menghilang
*Penghapus : itu benar sobat :) tetapi aku tidak keberatan, kamu tau aku di ciptakan untuk membantu mu setiap kali kamu berbuat salah,walau ku tahu suatu saat nanti aku akan menghilang dan tergantikan dengan yg baru :)

=> " Bisakah kita berkorban demi orang lain walaupun akhirnya kita sendiri yang tersakiti ? "

*yang suka like*
*yang suka sekali like+komentar*

*;*

===TANDAI PHOTO INI UNTUK BERBAGI===

Sisa Umur Kita

Tiba-tiba saja terfikir suatu hal, yaitu umur manusia. Saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana kalo saya tahu bahwa umur saya hanya sampai umur 25 tahun, atau 35 tahun, atau 5 hari lagi. saya terpikir banyak hal yang akan saya lakukan. Saya tertarik untuk berbagi kisah ini pada saudara2 pembaca halaman ini. semoga kita bisa diskusi dan mendapat banyak manfaat.

jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu?

mungkin sebagian akan menjawab:

bersenang-senang
jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi
makan sepuasnya setiap hari
segera nikah
dll
mungkin sebagian orang yang lain memilih:

memperbanyak ibadah shalat dan dzikir
memperbanyak sedekah
memperbanyak silaturahim
bekerja lebih giat
memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya
dll
kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?

Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita. Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?

Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak.

kemungkinan yang bisa kita bayangkan:

sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah
lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya
jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat
Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.

Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8), maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.


===TANDAI PHOTO INI UNTUK BERBAGI===

CINTA YANG SUCI UNTUK GADIS YATIM PIATU

Aku dan adiku sudah menjadi yatim piatu semenjak aku berumur 12 tahun dan adiku 8 tahun,karena aku membutuhkan biaya untuk kehidupan kamu aku bekerja sebagai pemulung dan adiku ikut yayasan panti asuhan,setiap minggu kami ketemu karena itu hari libur adiku masuk sekolah di yayasan itu,sabtu malam dia akan pulang sampai hari senin pagi tiba dia akan kembali ke yayasan panti asuhan itu untuk mencari pendidikan dan numpang makan,minum dan tidur.

Kini kami sudah dewasa,adiku berumur 18 tahun dan sudah lulus sekolah SMA dan sudah memiliki seorang pacar yang bernama ricky,kini dia tiap hari tinggal bersamaku dia akan menanti kepulanganku dari kerja sebagai pemulung,aku bahagia memiliki adik seperti dia,dalam hidupku hanya satu dhara nama adiku sebagai penyemangat hidupku ini.

Pagi-pagi sekali,ku lihat seperti biasa dia menjalankan ibadah solat subuh dan masak buat aku sarapan sebelum aku bekerja.tp aku lihat pagi itu tidak kelihatan bangun dari tidurnya ku bergegas membangunkan dia..saat ku pegang tubuhnya badanya panas sekali aku kwatir ku gendong dia menuju rumah sakit terdekat.

2 minggu sudah dhara berada di rumah sakit,aku begitu terpukul dokter mengabarkan tentang penyakitnya umur dia tidak akan panjang lagi karena kangker darah telah menyerah tubuh adiku.

Aku menangis,tiap malam aku berdoa kasih umur panjang buat adik ku karena hanya dia yang aku miliki di dunia.

Ricky pacar adiku yang mengetahui penyakit dhara pun bergegas datang ke rumah sakit,ku lihat dia pun menangis di dekat tubuh dhara yang sedang tidak siuman,aku begitu hancur dan terharu melihat cowok muda itu,dia begitu kelihatan terpukul.

Genap 3 minggu,biaya rumah sakit semakin membengkak aku sudah berusaha semaksimal mungkin mencari dana agar pengobatan adiku berjalan lancar.tp ricky berjanji dia akan berusaha ikut membantu biaya itu.
Aku merasa malu merasa gagal menjadi kakak yang melindungi adik ku.

Kini dhara sudah pulang dari rumah sakit,aku hanya bisa menangis melihat keadaan dia seperti itu,aku masih belum percaya jika dokter menvonis umur adiku tidak akan panjang.

Mengetahu itu,ricky pun tiba2 mengatakan padaku ingin menikahi adiku.Aku terkejut apa yang di katakan ricky..dia masih punya masa depan sdangkan adiku dia hanya menunggu hari untuk pulang ke pangkuan sang kuasa.

Tapi ricky berusaha dan meyakinkan aku dia akan mencintai dan membahagiakan adiku di sisa umurnya aku begitu terharu,ku bersujud di kaki ricky ku ucap terima kasih tp ricky pun ikur sujud dan kami berpelukan tangis2an karena orang yang kami cintai akan pergi meninggalkan aku dan ricky.

Pernikahan sederhana itu pun terjadi,ku lihat adiku begitu bahagia walau tubuhnya begitu lemah ricky yang begitu telaten merawat adiku itu semua yang membuat aku yakin kami sebgai laki2 juga punya hati.

Hari demi hari rambut adiku rontok dia menggunakan kerudung jika ke mana mana.aku sedih melihat keadaan dia seperti itu.tp aku sedikit lega semenjak menikah dengan ricky dia kelihatan bahagia.sering ku lihat ricky menyisir rambut adiku ari belakang rambut itu banyak yang rontok yang mengakibatkan adiku kelihatan botak.sering ku lihat ricky menangis saat dhara masuk ke kamar dan dia membersihkan rambut yang berserakan di lantai dan yang menempel di sisir.ku lihat dia mendekap rambut adiku sambil sembunyi menangis karena dia gak mau adiku melihat ricky bersedih.

3 bulan setekah pernikahan adiku.
Tiba tiba adiku menggigil kedinginan padahal hawa di kampung kami begitu panas aku dan rikcy pun kwatir kami ingin membawa adiky ke rumah sakit lagi.tp adiku menolak dia ingin di rumah jika nyawanya di ambil saat ini dia menginginkan meninggal di rumah peninggalan orang tua kami.
tapi yang bikin hatiku sedih adiku hamil,dia hamil hampir 2 bulan,aku bingung begitu juga ricky,tidak mungkin dalam keadaan seperti itu membiarkan adiku hamil,tp dhara tetap bersikeras ingin mempertahankan kehamilan itu walaupun dia tau semakin buruk buat kesehatanya.tp dhara tetaplah adiku yang tegar dia tetap meminginkan kehamilan itu.
Hari demi hari tubuh adiku semakin lemas,dia seperti mayit hidup,tapi ricky begitu telaten menunggu istrinya,dia yang membersihkan kotoran istrinya dia yang menyuapi bubur istrinya serta semua yang di butuhkan dhara,ricky akan selalu ada untuk adiku .

Aku sering melihat ricky terbangun tengah malam hanya untuk membersihkan kotoran adiku.
Ku ucap berkali kali terima kasih karena aku yakin jiwa kami sebagai laki2 kadang akan menemukan kejenuhan.tp itu tidak ada pada ricky.

kini kehamilan adiku sudah memasuki bulam ke tuju.selama itu pula ricky merawat istrinya penuh dengan kesabaran walapun adiku hanya bisa terbaring lemah,hanya obat2an jalan yang bisa membantu tubuh adiku.

Jam 12 malam,tiba2 ricky teriak dari kamar sebelah,aku terkejut dan berlari ke kamar adiku itu.
Ku lihat dhara sulit untuk bernafas,secepatnya mungkin aku dan ricky menaikan tubuh adiku ke becak tetanggaku.ku kayuh sekuat tenaga agar kami segera sampai ke rumah sakit.
ku dengar ricky menangis teriak memanggil istrinya...

" Dik...pertahanlah,demi anak kita,jangan lupa impian kita dulu kita sama2 akan merawat anak2 kita,bertahanlah dikkk...bertahanlahh...." teriak ricky sambil mencium i wajah adiku,

Sampai juga kami di rumah sakit segera pula adiku masuk UGD.dan melarang kami masuk ke ruangan..

30 menit kami menunggu dokter itu pun akhirnya memanggil kami.dia minta ijin bayi dalam rahim dhara harus segera di angkat karena umur dhara semakin pendek.dan mengijinkan kami masuk untuk menemui adiku.

Di dalam ruangan,ku lihat tubuh adiku penuh dengan infus dan kelihatan aku dan ricky hanya bisa menangis dan mengatakan bertahanlah demi bayi yang dia kandung.akhirnya mata itu pun tertutup adiku meninggal dunia dalam keadaan hamil 7 bulan.dokter pun bergegas mengangkat bayi dalam perut dhara karena takut nyawanya juga tidak bisa tertolong jika terlambat.

5 tahun sudah kematian adiku.kini aku menikah dengan wanita yang aku cintai.tp tidak dengan ricky dia bertahan dengan statusnya yang duda,karena dia hanya ingin membesarkan putra satu2nya dari rahim adiku.sering ku suruh dia menikah lagi karena masih muda.tp ricky takut jika kelak akan menikah sang istri tidak bisa menyayangi anak nya itu seperti anak kandungnya sendiri.

¤TAMAT¤

karya by mifta

NYAWA IBUKU SIA SIA KARENA CINTA KU PADA LELAKI YANG SALAH

Perkenalanku dengan wawan aku semakin lupa diri,dia tampan dia pandai dan berpengaruh di kampung tempat tinggalnya,aku bangga bisa menjadi pacarnya walaupun aku tahu aku hanya sebagai mainan belaka buatnya,ibuku yang mengetahui hubunganku denganya beliu sangat marah dan tidak merestui,karenaibuku tau betul bagaimana sosok seorang wawan.

CINTA ..karena rasa itu yang ku miliki untuk wawan,tak pernah bergeming atau tak pernah aku hiraukan omelan ibuku,hingga terbesit niatku melarikan diri bersama wawan agar kelak ibuku merestui hubunganku,

3 minggu sudah aku pergi dari rumah,wawan menyuruhku kos di sebuah villa di kota batu,karena di villa hanya kami berdua kami pun melakukan sesuatu yang tak pantas di lakukan,tampa penyesalan di hatiku keperawananku di renggut olehnya,hingga suatu hari wawan menyuruhku pulang ke rumah karena ibuku datang ke rumahnya dan mengancam melaporkan wawan ke polisi,tp aku menolak,aku semakin benci dengan ibuku,karena biaya villa yang begitu mahal wawan pun menyuruhku tidur di rumah teman atau kerabatku,aku pun menyutujui asal tidak pulang dan bertemu ibuku,di saat aku tidur di rumah temanku tiba2 ibuku datang menjemputku ku maki ibuku dengan kata2 kasar setelah debat aku pun berlari ke luar rumah untuk menghindari ibuku,tampa aku sadari ibuku menyusul ku dari belakang tampa menoleh kanan dan kiri dan tampa i sadari sebuah truck bermuatan tebu menghatam keras tubuh ibuku hingga hancur,aku teriak dan terkejut di depan mataku tubuh ibuku hancur berantakan tak berbentuk,aku histeris menangis hingga tak sadarkan diri.

Hari2 aku hanya bisa menangis keluarga dan tetanggaku menghujat ku sebagai anak durhaka,aku menyesal dan hanya bisa meratapi hanya wawan yang bisa membuat aku tak begitu perduli dengan orang2 di sekitarku.

Aku terlambat bulan sudah 2 bulan ku katakan ini pada wawan,tp dia hanya menyuruhku untuk menggugurkan,aku terkejut ini darah dagingnya dia tega membunuhnya,tampa ku sadari wawan pun berbalik kata ke padaku lebih kejam diriku yang telah tega membunuh ibu kandungku,aku menangis mendengarnya,kami pun bertengkar dan wawan mengatakan dia akan menikahi gadis lain dan menyuruh aku jangan ganggu dia lagi,ku tampar wajahnya dia hanya diam dan berlalu pergi meninggalkan aku dan janinnya.

Aku pun terdiam dan berjalan menuju makam ibuku aku menangis tampa henti di makam ibuku,ku cium batu nisanya,tp semua terlambat,aku hanya bisa maratapi ini semua,ku korbankan segalanya hanya untuk lelaki yang tak bertanggung jawab,aku menyesal aku meratapi ini semua,ku memohon maaf pada pusaran ibuku tp aku tau semua itu tak arti,aku hanya duduk menangis di pinggiran makam ibuku,aku tak tahu apa yang akan aku lakukan.
Semenjak ibuku meninggal,dan wawan telah menikah dengan gadis lain aku pun pergi merantau ke jakarta untuk mencari pekerjaan karena aku sudah
Tak tahan menrima ejekan dan makian dari keluargaku termasuk bapaku dan orang2 di kampungku,aku sedih di bilang pembunuh,pelacur hamil di luar nikah,anak durhaka semua telah membuatku patah semangat ,tp karena bayi yang aku kandung aku harus kuat aku harus tegar demi masa depan.

Setelah sampai di jakarta aku bekerja sebagai pembantu di sebuah warung,
Dengan gaji yang minim tp ku syukuri itu semua,banyak orang2 yang makan di warung menanyakan keberadaan bapak bayi yang aku kandung,aku berdahlih jika suamiku bekerja ke luar pulau.

9 bulan setelah kejadian itu,bayiku lahir juga dia laki2 mirip banget dengan wajah almarhum ibuku,aku menyanginya dan berniat ku serahkan jiwa dan hidupku hanya untuk dia.

Setelah 7 tahun anaku sudah mulai sekolah dan membantu pekerjaan rumahku jika aku berangkat kerja,tp ntah kenapa tiba2 perasaanku tidak enak ingin sekali pulang ke kampung halaman aku ingat bapaku,ku coba tlp ke rumah ternyata benar bapaku sakit parah,aku dan anaku pun segera pulang ke kampung,

Sampai di kampung..

Semua tetanggaku sudah tidak memakiku seperti dulu saat mengetahui kepulanganku,aku pun merawat bapaku dan rutin ke makam ibuku.
2 minggu kepulangak tiba2 ku lihat keluarga wawan datang ke rumahku mencoba untuk mengambil anaku,aku menangis aku tak terima karena anak yang dulu sempat mau di bunuh bapaknya kini seenaknya mau di ambil.tp mereka memaksa sambil menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kalau putra satu2nya yaitu wawan tidak mungkin menjadi orang tua lagi hanya anaku yang akan menjadi cucu tunggal di keluarga wawan,karena wawan sekarang cacat akibat kecelakaan di jalan raya yang mengakibatkan kelumpuhan di organ tubuhnya dan telah kehilangan dua kakinya,sang istrinya pun pergi meninggalkan dia karena keadaanya itu.
aku merasa kasihan melihatnya,dan ku coba menjenguk dia di rumahnya,

Esok harinya

Kaki ini terasa tak sanggup melangkah saat melihat dia duduk di kursi roda tua,ku dekati dia,tp mulut ku tak mampu untuk mengatakan sesuatu wawan telah menjadi idiot dia hanya bisa memandang tampa bisa berbicara ku lihat air matanya jatuh di kedua pipinya,aku tahu dia ingin meminta maaf padaku tp itu semua tak sanggup dia utarakan aku mencoba menahan air mata ini ku panggil anaku dan ku suruh dia memnaggil ayah ke wawan,tampa ku sadari anaku mengatakan

" dia bukan ayahku,aku gak mau punya ayah seperti dia aku malu nanti sama2 teman2ku " ujar putraku .

aku kaget kenapa dia berkata seperti itu ku tampar wajah anaku karena aku emosi aku gak ingin dia seperti itu ,tp bagaimanapun aku tak bisa menyalahkan putraku karena selama hampir 8 tahun dia hanya hidup denganku.

Ku lihat di kedua pipi wawan,air mata itu menetes lagi ,aku tahu apa yang di rasakan wawan saat itu,ku pegang tangan dia u katakan kasih waktu untuk ini semua.aku menangis iba melihat wawan seperti itu,semua yang ada pada dulu sirna akibat kecelakan itu aku bener2 gak sanggup berkata.
seumur hidupnya akan tetap membutuhkan orang lain untuk merawatnya,,terbesit di hatiku apa ini sebuah "KARMA",

Akupun bernjaji pada keluarga wawan ku ijinkan putraku mengakui mereka sebagai keluarga aku tak akan melarang karena itu memang kenyataan,aku dan putraku sering main ke rumah wawan hanya untuk menjenguknya karena rumah kami tak begitu jauh,tp setiap kami menjenguk setiap itu pula wawan menangis karena putranya tak sudi memanggilnya ayah dan jijik jika ku suruh memegang ayahnya,aku tak sanggup berbuat apa2 ku coba menjelaskan tp seumuran putraku semua itu tak ada gunanya ,dan hanya bisa menunggu waktu yang akan menjawab,kapan putraku memanggil wawan dengan sebutan " AYAH "

~TAMAT~

karya by mifta

AZAB | AZAB SEORANG WANITA

♥●▬▓║♥║ Bismillaah ║♥║▓▬●♥


(tlg ingatkan kpd semua kaum perempuan yg anda kenal)
Assalamu'alaykum waråhmatullååh hi wa baråkaatuh


Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat
Renungan
khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat
Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.

Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,

"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar,
beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang
rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka
disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.
ALLAH'U AKBAR ...


Bagikan jika sahabat TheKiFOT anggap postingan ini penting buat kaum wanita.

SAKIT HATI,TELAH MEMBUATKU MEMBUNUH ISTRIKU SENDIRI

curhatan hati narapidana 
Aku begitu bahagia saat meminang cewek tetangga desa,aku begitu mencintainya dan kami hidup bahagia.

Setelah 5 tahun pernikahan kami,hidup kami masih serba kekuarangan,aku tau karena aku hanya lelaki desa yang hanya bisa pergi ke sawah dan mencari rumput.
Hingga suatu malam istriku berpamitan ingin kerja ke luar negri atau menjadi TKW.
Aku berat harus berpisah dengannya,sering aku sarankan lebih baik kita hidup kekurangan asal kita bersama kita pasti bisa melewati ini semua,,ujarku pada istriku.tp keinginan istriku begitu kuat sehingga aku pun tak sanggup untuk mencegah.

Sapi harta satu2nya milik kami pun aku jual untuk biaya istriku di penampungan.

4 tahun sudah istriku bekerja di luar negri,aku tak pernah meminta hasil jerih payahnya,dan tak sekalipun istriku kirim untuk anak ku,apa lagi aku..aku menyadari hal itu karena aku merasa menjadi laki2 masih sanggup untuk membiayai hidup aku dan anaku sendiri.

Siang itu,ku dengar hp ku berbunyi itu swara istriku..
Aku begitu terkejut saat ku dengar dia minta cerai dari aku,karena udah gak ada lagi yang di harapkan dariku.
Aku kecewa,aku menangis inikah perempuan yang selalu aku bangga2kan sekarang minta cerai terhadapku.
Aku tak tahu apa alasan gerangan dia minta cerai,yag jelas setelah tlp itu,dia sudah tidak pernah lagi menghubungi aku dan anaknya.

Sudah hampir 8 tahun istriku kerja ke luar negri selama itu pula kami sudah tidak komunikasi.yang aku inginkan hanya bisa membesarkan ke dua buah hatiku,banyak saran dari keluargaku agar aku menikah lagi.tp tidak pernah aku lakukan,aku akan tetap menunggu istriku pulang,karena masih ada anak2 di sisiku.

Sepulang dari sawah,ku lihat ada sepeda montor baru di depan rumahku,aku bergegas masuk ke rumah..
Begitu terkejutnya aku ternyata istriku ada di depan mataku,tak terasa air mata ini jatuh di pipiku aku lihat orang yang aku cintai kini telah ada di rumahku.

Aku menangis karena aku bahagia,aku lupakan ucapan2an kasar dia dulu karean aku yakin dia capek bekerja jadi sering sedikit emosi.

Tiba - tiba dia berdiri dan menyerahkan sebuah amplop.segera ku buka amplop itu yang ternyata isinya selembar surat CERAI ,dada ini terasa berdetak kencang,dengan tampa malunya dia ingin aku menandatangi surat itu,soal biaya aku tidak usah ikut campur karena dia yang akan bereskan.
Aku tertegun,aku hanya bisa diam ku pegang erat2 surat cerai itu.ingin aku marah,ingin manangis memohon di hadapanya jangan pernah tinggalkan aku dan anak2nya,tp aku coba,aku merasa sudah cukup memahami dia,aku pun bergegas menandatangi surat cerai itu dan berlalu dari hadapannya.

Di kamar mandi ku tahan tangisku,betapa aku sakit hati,inikah wanita yang bertahun tahun aku tunggu kedatanganya,inikah ibu anak2ku yang tega minta pisah dari bapak mereka.aku hanya berusaha tahan tangisku agar tidak pecah,karena aku sudah cukup untuk menangis di depan istriku itu.

7 hari setelah tanda tangan surat itu.ku lihat dia datang bersama laki2,ntah siapa dia.

Anak2ku pun berlarian menjemput ibunya di teras rumah,ku lihat dia bawa makanan,yang baru aku tahu semua itu makanan hasil pernikahanya pagi tadi dengan laki2 yang sedang bersamanya.aku diam di dalam kamar.ku lihat istriku bercengkrama dengan anak2ku dan lebih manyakitkan istriku menyuruh anak ku memanggil ayah ke suami barunya.

Darah ini terasa berhenti.ku buka pintu kamarku.ku menuju kandang di belakang rumahku..ku asah sebuah celurit yang biasa aku buat untuk mencari rumput.

ku dengar mereka istriku berpamitan pada anak2ku untuk pulang ke rumahnya bersama suami barunya.

Belum 3 menit mereka menyalahkan sepeda montor.
Ku tarik rambut istriku dari belakang hingga dia terjungkal ku tebaskan senjata tajam di tanganku ke arah tubuhya..suaminya yang melihatku marah begitu ketakutan dan segera tancap gas untuk pergi segera,tidak dengan istriku dia menangis sambil tahan rasa sakit itu,aku hanya bilang TEGA nya kamu terhadapku,,sekali lagi ke tebaskan senjata itu ke tubuhnya hingga darah bercucuran di tubuhnya dan tubuh orang yang aku cintai itupun diam tak bergerak lagi.
aku tak tahu apa yang aku lakukan saat itu,yang jelas hatiku terasa lega saat melihat tubuh istriku tidak bisa di miliki orang lain,
semua warga pun menangis melihat apa yang aku lakukan,segera aku peluk ke dua anaku,aku meminta maaf pada mereka telah membunuh ibunya.bergegas aku pun menyerhakan diri ke kantor polisi terdekat.

Aku tahu ini semua salah,tp aku betul2 sudah tak sanggup untuk menahan perasaan sakit hati ini bertahun2.
Kini sudah hampir 12 tahun masa tahananku,kebebasanku kurang sebentar lagi..
Aku bingung,masihkan anak2ku menrima aku sebagai ayah mereka.karena kini mereka sudah menjadi remaja.
Aku takut..aku takut mereka tak menganggap aku sebgai ayah mereka karena telah membunuh ibu mereka..aku takut..!!

AMARAH SESAAT MEMBAWA BENCANA

Mita itu namaku,aku mengenal cowok sebut saja bayu melalui dunia maya,,pernikahan awal kami begitu bahagia,hingga 7 tahun pernikahan kami buah hati yang kami tunggu2 belum hadir juga,,tp suamiku tercinta begitu sabar menghadapi semua ini yang selalu memberi suport atas kesedihan ku selama ini,,aku yang hanya bisa merasa sedih dan kecewa apa lagi di tamba hadirnya ibu mertua yang terlalu memvonis kesalahan yang mengatakan aku yang mandul itu ke padaku...

Hingga siang itu,,ibu mertua yang semalam pindah ke rumah kami,,dia pun memasak pertama kali buat kami...ntah apa yang terjadi masakan itu telah membuat aku mual2 dan secepat itu aku lari ke kamar mandi,,memuntahkan semua yang ada di perutku,,

Terdengar sekilas swara ribut di ruang makan,,"lihat istrimu,begitu tidak menghargai hasil masakanku,ibu pulang aja ke desa dari pada harus tetap tinggal di sini"..secepat itu aku pun memintah maaf pada ibu mertuaku,tp tidak pernah di hiraukan,dan tetap berlalu dari rumah kami,,mas bayu hanya bisa memberi dukungan ke padaku walaupun aku tau dia begitu sedih dengan kepergian ibunya,

HAMIL...iya aku hamil,,dokter memberi kabar itu ke pada kami begitu bahagianya keluarga kami...
Mas bayu semakin memanjakan aku,,apapun mas bayu yang menggantikan posisiku,,,masakan,vitaminku,semua pekerjaan rumah,semua mas bayu yang mengerjakan,sehingga aku pun berubah...sering kali aku berpikir,,enak aja laki2 bikin anak doan,,yang tersiksa juga istri,

Hingga kehamilanku yang 8,,terdengar hp ku bergetar diatas meja,"hallo ibu mita,maaf bu suami ibu di rumah sakit,tadi waktu di kantor suami ibu pingsan" kata seseorang dalam tlp itu..
Secepat nya ku sambar tass dan berangkat ke rumah sakit...

"STROCK"...penyakit itu yang terjadi pada suamiku sekarang dan dalam keadaan koma,,
Begitu menyesalnya aku,,8 bulan terkahir,,suamiku bekerja keras di kantor dan rumah hanya ingin membehagiakan aku,tamp memikirnya kesehatanya sendiri,,aku menyesal maafkan istrimu sayank...

Hingga bulan ke 9,,kelahiran putra yang aku tunggu akhrinya hadir dunia,,sambil ku tidurkan di atas suamiku yang terbaring,,ku lihat kau tetes kan air mata,,aku tau kau juga ingin bangun dr tidur panjangmu bangunlah sayang,,putra kita menanti uluran tanganmu untuk menggendongnya,,,

Tak terasa sudah 6 bulan ,,keuangan kami pun mulai surut,krn kami membutuhkan biaya akhirnya aku pun bekerja di salah satu warung makanan saudaraku,,gajiku hanya cukup membiayai anak ku,,dan suamiku pun sudah tak ada biaya lagi yang mampu aku berikan kini mas bayu aku bawa pulang,dia bagaikan mayat hidup yang tak akan pernah bisa melakukan aktivitasnya sendiri,,
Sebelum berangkat ke warung,kumandikan buah hatiku dan suamiku,dan mengganti popok anak ku dan suamiku..hinggaterasa aku telah memliki anak 2,,,
Kadang tiap malam aku curhat terhadap sang kahlik..betapa lelahnya ku menghadapi ini semua,,
Kadang marah sendiri di kamar ku luapkan dengan air mata,,tampa ku sadari suamiku memperhatikan semua tingkah ku itu,,iya suamiku seluruh raganya tak berfungsi,tapi hati dan pikiranya masih seperti saat normal dulu..
Hingga suatu hari,, ku lihat putraku yang sudah berumur 7 tahun memecahkan meja makanku,,begitu marahnya aku,,sehingga keluar kata2 yang yang seharusnya tak pernah ucapkan "kau sama bapakmu sama saja,aku lelah mencari uang kalian hanya bisa bikin nambah beban ku .." Bentaku..tampa aku hiraukan perasaan suamiku,dengan hati yang masih di landa emosi dan bergegas ke kamar tidurku.

Pagi pagi di saat aku mulai mempersiapkan keperluan pekerjaan ku intip kamar suamiku,tp aku tak mendapatinya di kamarnya,di dapur dan di sekeliling rumah tak ku dapati suamiku tercinta itu hingga tiba2 jantung terhenyak saat melihat kursi roda yang tua itu ada di sebelah sumur belakang rumahku seketika aku teriak dan para tetangga pun berdatangan dan berusaha melihat dalam sumur itu,seketika tubuh ini lemas tak sadarkan diri di saat seseorang tetanggaku berteriak ada orang di dalam sumur.

Ya ALLAH,kenapa ini semua bisa terjadi kemarahan yang sekiilas telah membuat suamiku merasa bersalah krn merepotkan aku sepnjang hidupnya dan mengakiri hidupnya dengan cara bunuh diri,setelah pemakaman itu ku hanya bisa meratapi kepergiannya,dan ku temukan sepucuk surat dengan tulisan yang begitu tak rapi aku yakin dia menggunakan tangan kiri untuk menulis surat itu..

Istriku tiada kebahagiaan yang belum pernah aku dapat selain memilikimu,aku bersukur tuhan mempertemukan kau sebagai pendamping hidupku,sayang ku akhiri hidup ini aku hanya ingin membebaskanmu dri penderitaan menikahlah sayang hiasi hidupmu dengan duniamu yang baru,jaga anak kita sayang,kamu tau ku lakukan ini semua BECAUSE I LOVE U.

Air mata ini tk sanggup aku bendung kini hanya penyesalan seumur hidup,hanya karena amarah sesaat,dalam hati ku pun bernjanji tiada satu orang pun yang bisa menggantikan posisimu di hatiku.

*tamat*

PEREMPUAN YANG DICINTAI SUAMIKU

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolh. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu,

Rima”

Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”

Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

SANDAL JEPIT ISTRIKU

Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini, makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin tak ketulungan.
“Ummi… Ummi, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Selalu saja, kalau tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.“Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul? Ucap isteriku kalem.
“Iya. Tapi Abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!” Jawabku masih dengan nada tinggi.
Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya merebak.
***
Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan baiti jannati di rumahku. Namun apa yang terjadi? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw! berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada.
“Ummi… Ummi, bagaimana Abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Ummi… isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?”
Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. “Ah… wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihah? Isteri shalihah itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai.
“Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang Ummi tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.
Hamil muda?!?!
***
“Bi…, siang nanti antar Ummi ngaji ya…?” pinta isteriku.
“Aduh, Mi… Abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?” ucapku.
“Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku.
“Lho, kok bilang gitu…?” selaku.
“Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi.
“Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan.
Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai. Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal.”Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin. Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah.
Dug! Hati ini menjadi luruh.
“Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.
“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.
“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab umminya. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar. Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berabaya gelap dan berjilbab hitam melintas. “Ini dia mujahidahku!” pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri.
Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.”
Sedang aku? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!
“Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia.
“Abi…!” bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini.
“Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.
***
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Alhamdulillah, jazakallahu…,”ucapnya dengan suara tulus.
Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan ‘iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku?

*mampukah kita membuat orang terdekat kita bahagia*


^TAMAT^
SANDAL JEPIT ISTRIKU

KRIMINAL NYATA | Istri Dibunuh Suami Gara-gara Minta Dibelikan Motor


Kediri - Bonari (24), warga Bandung, Jawa Barat, mengaku kalap karena sering diminta membelikan sepeda motor oleh sang istri. Motor itu rencananya untuk dipakai saat lebaran. Bukannya membelikan, Bonari malah menghabisi Elisa (22) yang baru dinikahinya 2 bulan lalu.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi saat pasangan suami istri ini akan merayakan lebaran di rumah kakak kandung Bonari di Desa Kayunan, Kecamatan Polsoklaten, Kediri. Keduanya tiba di kediri pada hari Jumat (11/8/2012) lalu.

Sehari setelah tiba di Kediri, Elisa yang merupakan warga Pasirmuncang RT 3 RW 6, Desa Cincangkang Girang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, dibunuh suaminya dengan dipukul batu di kepala.

Setelah istrinya tewas, Bonari membuang mayat Elisa ke jembatan Sungai Desa Gondang Plosoklaten, dan mayat ditemukan warga pada Senin (13/8/2012).

Karena tidak menemukan identitas korban, kemudian petugas melakukan pendataan kepada warga pendatang di sekitar lokasi penemuan mayat.

Petugas kemudian menemukan data pendatang Pasutri Bonari dan Elisa. Karena pasangan tersebut tidak berada di rumah, kemudian petugas mendobrak kamar yang ditempati pelaku dan korban.

"Saat kita bula kamarnya, kita temukan bercak darah dibantal dan kita teruskan lakukan pencarian keberadaan Bonari dan tertangkap di rumah saudaranya di Pare," ungkap AKBP Kasero Manggolo Kapolres Kediri kepada detiksurabaya.com, Rabu (15/8/2012).

Kasero menambahkan, setelah menjalani pemeriksaan, Bonari mengakui perbuatannya yang telah membunuh istrinya sendiri.

Dihadapan petugas, Bonari mengaku jengkel dengan istrinya yang terus memaksa dibelikan motor untuk lebaran.

"Selain motor juga minta dibelikan rumah," kata Bonari.

Atas kasus ini, petugas mengamankan barang bukti berupa batu yang dibuat membunuh korban, dompet, cincin korban dan sepeda motor yang digunakan untuk membuang mayat korban.
DUNIA OH DUNIA...ADA2 AJA KEHIDUPAN MATERI ADALAH SEGALANYA HUKUM ALAM DI LUPAKAN.


SEMOGA BERMANFAAT, SALAM THEKIFOT
TERIMAKASIH SOBAT SUDAH MAU MAMPIR KE BLOG TheKiFOT, Silahkan Jika Ada Artikel Yang Bagus di Blog Ini Saya Izinkan Untuk "Mengcopy,Paste" Dengan Syarat Sertakan Seumbernya Yang Lengkap., Hormat Saya »TheKiFOT« Pemilik Tunggal Blog Ini.Terimakasih.
oncopy="return false;"