curhatan hati narapidana
Aku begitu bahagia saat meminang cewek tetangga desa,aku begitu mencintainya dan kami hidup bahagia.
Setelah 5 tahun pernikahan kami,hidup kami masih serba kekuarangan,aku tau karena aku hanya lelaki desa yang hanya bisa pergi ke sawah dan mencari rumput.
Hingga suatu malam istriku berpamitan ingin kerja ke luar negri atau menjadi TKW.
Aku berat harus berpisah dengannya,sering aku sarankan lebih baik kita hidup kekurangan asal kita bersama kita pasti bisa melewati ini semua,,ujarku pada istriku.tp keinginan istriku begitu kuat sehingga aku pun tak sanggup untuk mencegah.
Sapi harta satu2nya milik kami pun aku jual untuk biaya istriku di penampungan.
4 tahun sudah istriku bekerja di luar negri,aku tak pernah meminta hasil jerih payahnya,dan tak sekalipun istriku kirim untuk anak ku,apa lagi aku..aku menyadari hal itu karena aku merasa menjadi laki2 masih sanggup untuk membiayai hidup aku dan anaku sendiri.
Siang itu,ku dengar hp ku berbunyi itu swara istriku..
Aku begitu terkejut saat ku dengar dia minta cerai dari aku,karena udah gak ada lagi yang di harapkan dariku.
Aku kecewa,aku menangis inikah perempuan yang selalu aku bangga2kan sekarang minta cerai terhadapku.
Aku tak tahu apa alasan gerangan dia minta cerai,yag jelas setelah tlp itu,dia sudah tidak pernah lagi menghubungi aku dan anaknya.
Sudah hampir 8 tahun istriku kerja ke luar negri selama itu pula kami sudah tidak komunikasi.yang aku inginkan hanya bisa membesarkan ke dua buah hatiku,banyak saran dari keluargaku agar aku menikah lagi.tp tidak pernah aku lakukan,aku akan tetap menunggu istriku pulang,karena masih ada anak2 di sisiku.
Sepulang dari sawah,ku lihat ada sepeda montor baru di depan rumahku,aku bergegas masuk ke rumah..
Begitu terkejutnya aku ternyata istriku ada di depan mataku,tak terasa air mata ini jatuh di pipiku aku lihat orang yang aku cintai kini telah ada di rumahku.
Aku menangis karena aku bahagia,aku lupakan ucapan2an kasar dia dulu karean aku yakin dia capek bekerja jadi sering sedikit emosi.
Tiba - tiba dia berdiri dan menyerahkan sebuah amplop.segera ku buka amplop itu yang ternyata isinya selembar surat CERAI ,dada ini terasa berdetak kencang,dengan tampa malunya dia ingin aku menandatangi surat itu,soal biaya aku tidak usah ikut campur karena dia yang akan bereskan.
Aku tertegun,aku hanya bisa diam ku pegang erat2 surat cerai itu.ingin aku marah,ingin manangis memohon di hadapanya jangan pernah tinggalkan aku dan anak2nya,tp aku coba,aku merasa sudah cukup memahami dia,aku pun bergegas menandatangi surat cerai itu dan berlalu dari hadapannya.
Di kamar mandi ku tahan tangisku,betapa aku sakit hati,inikah wanita yang bertahun tahun aku tunggu kedatanganya,inikah ibu anak2ku yang tega minta pisah dari bapak mereka.aku hanya berusaha tahan tangisku agar tidak pecah,karena aku sudah cukup untuk menangis di depan istriku itu.
7 hari setelah tanda tangan surat itu.ku lihat dia datang bersama laki2,ntah siapa dia.
Anak2ku pun berlarian menjemput ibunya di teras rumah,ku lihat dia bawa makanan,yang baru aku tahu semua itu makanan hasil pernikahanya pagi tadi dengan laki2 yang sedang bersamanya.aku diam di dalam kamar.ku lihat istriku bercengkrama dengan anak2ku dan lebih manyakitkan istriku menyuruh anak ku memanggil ayah ke suami barunya.
Darah ini terasa berhenti.ku buka pintu kamarku.ku menuju kandang di belakang rumahku..ku asah sebuah celurit yang biasa aku buat untuk mencari rumput.
ku dengar mereka istriku berpamitan pada anak2ku untuk pulang ke rumahnya bersama suami barunya.
Belum 3 menit mereka menyalahkan sepeda montor.
Ku tarik rambut istriku dari belakang hingga dia terjungkal ku tebaskan senjata tajam di tanganku ke arah tubuhya..suaminya yang melihatku marah begitu ketakutan dan segera tancap gas untuk pergi segera,tidak dengan istriku dia menangis sambil tahan rasa sakit itu,aku hanya bilang TEGA nya kamu terhadapku,,sekali lagi ke tebaskan senjata itu ke tubuhnya hingga darah bercucuran di tubuhnya dan tubuh orang yang aku cintai itupun diam tak bergerak lagi.
aku tak tahu apa yang aku lakukan saat itu,yang jelas hatiku terasa lega saat melihat tubuh istriku tidak bisa di miliki orang lain,
semua warga pun menangis melihat apa yang aku lakukan,segera aku peluk ke dua anaku,aku meminta maaf pada mereka telah membunuh ibunya.bergegas aku pun menyerhakan diri ke kantor polisi terdekat.
Aku tahu ini semua salah,tp aku betul2 sudah tak sanggup untuk menahan perasaan sakit hati ini bertahun2.
Kini sudah hampir 12 tahun masa tahananku,kebebasanku kurang sebentar lagi..
Aku bingung,masihkan anak2ku menrima aku sebagai ayah mereka.karena kini mereka sudah menjadi remaja.
Aku takut..aku takut mereka tak menganggap aku sebgai ayah mereka karena telah membunuh ibu mereka..aku takut..!!
Aku begitu bahagia saat meminang cewek tetangga desa,aku begitu mencintainya dan kami hidup bahagia.
Setelah 5 tahun pernikahan kami,hidup kami masih serba kekuarangan,aku tau karena aku hanya lelaki desa yang hanya bisa pergi ke sawah dan mencari rumput.
Hingga suatu malam istriku berpamitan ingin kerja ke luar negri atau menjadi TKW.
Aku berat harus berpisah dengannya,sering aku sarankan lebih baik kita hidup kekurangan asal kita bersama kita pasti bisa melewati ini semua,,ujarku pada istriku.tp keinginan istriku begitu kuat sehingga aku pun tak sanggup untuk mencegah.
Sapi harta satu2nya milik kami pun aku jual untuk biaya istriku di penampungan.
4 tahun sudah istriku bekerja di luar negri,aku tak pernah meminta hasil jerih payahnya,dan tak sekalipun istriku kirim untuk anak ku,apa lagi aku..aku menyadari hal itu karena aku merasa menjadi laki2 masih sanggup untuk membiayai hidup aku dan anaku sendiri.
Siang itu,ku dengar hp ku berbunyi itu swara istriku..
Aku begitu terkejut saat ku dengar dia minta cerai dari aku,karena udah gak ada lagi yang di harapkan dariku.
Aku kecewa,aku menangis inikah perempuan yang selalu aku bangga2kan sekarang minta cerai terhadapku.
Aku tak tahu apa alasan gerangan dia minta cerai,yag jelas setelah tlp itu,dia sudah tidak pernah lagi menghubungi aku dan anaknya.
Sudah hampir 8 tahun istriku kerja ke luar negri selama itu pula kami sudah tidak komunikasi.yang aku inginkan hanya bisa membesarkan ke dua buah hatiku,banyak saran dari keluargaku agar aku menikah lagi.tp tidak pernah aku lakukan,aku akan tetap menunggu istriku pulang,karena masih ada anak2 di sisiku.
Sepulang dari sawah,ku lihat ada sepeda montor baru di depan rumahku,aku bergegas masuk ke rumah..
Begitu terkejutnya aku ternyata istriku ada di depan mataku,tak terasa air mata ini jatuh di pipiku aku lihat orang yang aku cintai kini telah ada di rumahku.
Aku menangis karena aku bahagia,aku lupakan ucapan2an kasar dia dulu karean aku yakin dia capek bekerja jadi sering sedikit emosi.
Tiba - tiba dia berdiri dan menyerahkan sebuah amplop.segera ku buka amplop itu yang ternyata isinya selembar surat CERAI ,dada ini terasa berdetak kencang,dengan tampa malunya dia ingin aku menandatangi surat itu,soal biaya aku tidak usah ikut campur karena dia yang akan bereskan.
Aku tertegun,aku hanya bisa diam ku pegang erat2 surat cerai itu.ingin aku marah,ingin manangis memohon di hadapanya jangan pernah tinggalkan aku dan anak2nya,tp aku coba,aku merasa sudah cukup memahami dia,aku pun bergegas menandatangi surat cerai itu dan berlalu dari hadapannya.
Di kamar mandi ku tahan tangisku,betapa aku sakit hati,inikah wanita yang bertahun tahun aku tunggu kedatanganya,inikah ibu anak2ku yang tega minta pisah dari bapak mereka.aku hanya berusaha tahan tangisku agar tidak pecah,karena aku sudah cukup untuk menangis di depan istriku itu.
7 hari setelah tanda tangan surat itu.ku lihat dia datang bersama laki2,ntah siapa dia.
Anak2ku pun berlarian menjemput ibunya di teras rumah,ku lihat dia bawa makanan,yang baru aku tahu semua itu makanan hasil pernikahanya pagi tadi dengan laki2 yang sedang bersamanya.aku diam di dalam kamar.ku lihat istriku bercengkrama dengan anak2ku dan lebih manyakitkan istriku menyuruh anak ku memanggil ayah ke suami barunya.
Darah ini terasa berhenti.ku buka pintu kamarku.ku menuju kandang di belakang rumahku..ku asah sebuah celurit yang biasa aku buat untuk mencari rumput.
ku dengar mereka istriku berpamitan pada anak2ku untuk pulang ke rumahnya bersama suami barunya.
Belum 3 menit mereka menyalahkan sepeda montor.
Ku tarik rambut istriku dari belakang hingga dia terjungkal ku tebaskan senjata tajam di tanganku ke arah tubuhya..suaminya yang melihatku marah begitu ketakutan dan segera tancap gas untuk pergi segera,tidak dengan istriku dia menangis sambil tahan rasa sakit itu,aku hanya bilang TEGA nya kamu terhadapku,,sekali lagi ke tebaskan senjata itu ke tubuhnya hingga darah bercucuran di tubuhnya dan tubuh orang yang aku cintai itupun diam tak bergerak lagi.
aku tak tahu apa yang aku lakukan saat itu,yang jelas hatiku terasa lega saat melihat tubuh istriku tidak bisa di miliki orang lain,
semua warga pun menangis melihat apa yang aku lakukan,segera aku peluk ke dua anaku,aku meminta maaf pada mereka telah membunuh ibunya.bergegas aku pun menyerhakan diri ke kantor polisi terdekat.
Aku tahu ini semua salah,tp aku betul2 sudah tak sanggup untuk menahan perasaan sakit hati ini bertahun2.
Kini sudah hampir 12 tahun masa tahananku,kebebasanku kurang sebentar lagi..
Aku bingung,masihkan anak2ku menrima aku sebagai ayah mereka.karena kini mereka sudah menjadi remaja.
Aku takut..aku takut mereka tak menganggap aku sebgai ayah mereka karena telah membunuh ibu mereka..aku takut..!!