Sudah ketentuan Allah SWT.
Setiap kita diciptakan Allah memiliki tugas sebagai khalifah di muka bumi. Kita diwajibkan
untuk berikhtiar dan tawakal. Sedangkan hasil dari ikhtiar tersebut hanya Allah yang
menentukan. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi apapun
hasilnya harus dapat kita terima dengan lapang dada karena itulah yang terbaik bagi kita.
Jangan pernah kita merasa putus asa ketika kegagalan datang, justru kita evaluasi dan
ambil hikmahnya sehingga langkah kita berikutnya menjadi lebih baik.
"Katakanlah: 'Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia
menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?' Dan orang-orang
munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah."
(QS.Al-Ahzab:17)
Ujian
Selama kita hidup di dunia ini ujian akan selalu datang menghampiri kita. Karena Allah
telah berfirman: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS.Al-'Ankabut:2)
Setiap ujian yang menimpa kita insya Allah akan dapat kita lalui karena Allah akan menguji
setiap hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Ketika kita menerima ujian, janganlah
putus asa. Dengan putus asa hanya akan membuka jurang kehinaan yang dapat membuat
kita semakin terperosok kedalamnya.
Sikapilah ujian dengan sabar, bukankah ujian dari Allah SWT merupakan ujian untuk
membuktikan sejauh mana keimanan kita kepada-Nya? Nabi Ibrahim as merelakan anak
kesayangannya Ismail as untuk disembelih ketika Allah SWT memerintahkan, dan Ismail
as pun oleh Allah digantikan dengan kambing. Peristiwa tersebut menjadi titik awal
kewajiban menyembelih hewan qurban bagi yang mampu
Setelah kesulitan itu kemudahan
Dalam Qur'an surat 'Alam Nasrah ayat 5-6 disebutkan: "Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Kalimat tersebut sampai diulang dua kali. Hal tersebut kembali mengingatkan pada kita,
janganlah mudah berputus asa ketika kesulitan, kegagalan, musibah menimpa kita. Allah
SWT sudah menjanjikan kepada kita akan adanya kemudahan setelah kesulitan. Kita
harus percaya akan janji Allah tersebut. Pada saat nabi Muhammad SAW berusaha untuk
menyebarkan agama Islam di jazirah Arab begitu banyak kesulitan yang diterima, mulai
dari penghinaan, cercaan, pengusiran, hingga peperangan. Allah SWT kemudian
membalasnya dengan hidup aman dan tentram di Madinah, memperoleh kemenangan
dihampir semua peperangan dan semakin luasnya daerah kekuasaan yang diduduki oleh
khilafah Islam.
Kewajiban untuk ikhtiar
Dalam Qur'an bagitu banyak ayat yang menerangkan bahwa Allah SWT sudah
menundukkan bumi sebagai sarana kita untuk berikhtiar. Salah satu ayatnya berikut ini:
"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS.Al-Furqaan:47) Atas amanah dari
Allah ini kita harus dapat menjaganya yaitu dengan mematuhi apa yang Allah tetapkan
dalam berikhtiar ini. Sebagai manusia kita menyadari begitu banyak kelemahan yang kita
miliki, sehingga kita harus sadar bahwa dalam setiap ikhtiar yang kita lakukan tak
selamanya berhasil. Allah SWT tidak melihat hasil akhir dari ikhtiar kita, tapi Allah akan
melihat optimalisasi dari ikhtiar kita dan cara kita menyikapi apapun hasil dari ikhtiar
tersebut. Dan ingatlah akan ada pahala dari ikhtiar yang sudah kita lakukan.
Setiap kita diciptakan Allah memiliki tugas sebagai khalifah di muka bumi. Kita diwajibkan
untuk berikhtiar dan tawakal. Sedangkan hasil dari ikhtiar tersebut hanya Allah yang
menentukan. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi apapun
hasilnya harus dapat kita terima dengan lapang dada karena itulah yang terbaik bagi kita.
Jangan pernah kita merasa putus asa ketika kegagalan datang, justru kita evaluasi dan
ambil hikmahnya sehingga langkah kita berikutnya menjadi lebih baik.
"Katakanlah: 'Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia
menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?' Dan orang-orang
munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah."
(QS.Al-Ahzab:17)
Ujian
Selama kita hidup di dunia ini ujian akan selalu datang menghampiri kita. Karena Allah
telah berfirman: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS.Al-'Ankabut:2)
Setiap ujian yang menimpa kita insya Allah akan dapat kita lalui karena Allah akan menguji
setiap hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Ketika kita menerima ujian, janganlah
putus asa. Dengan putus asa hanya akan membuka jurang kehinaan yang dapat membuat
kita semakin terperosok kedalamnya.
Sikapilah ujian dengan sabar, bukankah ujian dari Allah SWT merupakan ujian untuk
membuktikan sejauh mana keimanan kita kepada-Nya? Nabi Ibrahim as merelakan anak
kesayangannya Ismail as untuk disembelih ketika Allah SWT memerintahkan, dan Ismail
as pun oleh Allah digantikan dengan kambing. Peristiwa tersebut menjadi titik awal
kewajiban menyembelih hewan qurban bagi yang mampu
Setelah kesulitan itu kemudahan
Dalam Qur'an surat 'Alam Nasrah ayat 5-6 disebutkan: "Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Kalimat tersebut sampai diulang dua kali. Hal tersebut kembali mengingatkan pada kita,
janganlah mudah berputus asa ketika kesulitan, kegagalan, musibah menimpa kita. Allah
SWT sudah menjanjikan kepada kita akan adanya kemudahan setelah kesulitan. Kita
harus percaya akan janji Allah tersebut. Pada saat nabi Muhammad SAW berusaha untuk
menyebarkan agama Islam di jazirah Arab begitu banyak kesulitan yang diterima, mulai
dari penghinaan, cercaan, pengusiran, hingga peperangan. Allah SWT kemudian
membalasnya dengan hidup aman dan tentram di Madinah, memperoleh kemenangan
dihampir semua peperangan dan semakin luasnya daerah kekuasaan yang diduduki oleh
khilafah Islam.
Kewajiban untuk ikhtiar
Dalam Qur'an bagitu banyak ayat yang menerangkan bahwa Allah SWT sudah
menundukkan bumi sebagai sarana kita untuk berikhtiar. Salah satu ayatnya berikut ini:
"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS.Al-Furqaan:47) Atas amanah dari
Allah ini kita harus dapat menjaganya yaitu dengan mematuhi apa yang Allah tetapkan
dalam berikhtiar ini. Sebagai manusia kita menyadari begitu banyak kelemahan yang kita
miliki, sehingga kita harus sadar bahwa dalam setiap ikhtiar yang kita lakukan tak
selamanya berhasil. Allah SWT tidak melihat hasil akhir dari ikhtiar kita, tapi Allah akan
melihat optimalisasi dari ikhtiar kita dan cara kita menyikapi apapun hasil dari ikhtiar
tersebut. Dan ingatlah akan ada pahala dari ikhtiar yang sudah kita lakukan.