SALAM HANGAT »TheKiFOT« “Kesuksesan ataupun kegagalan masa depan Anda tergantung dari keputusan Anda saat ini, Di mana ada kemauan dan keberanian untuk memutuskan, di situlah kesuksesan menanti Anda. Tapi yakinlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulainya”.

Proposal Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TEKNIK MENGEJAN YANG BENAR SAAT
BERSALINDI BPS KETUT DANI
TAHUN 2011


Proposal Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Tugas Metodologi penelitian



Oleh :
FERONIKA DESTRIANA
NPM  :  AB/A/Y.2009.471







AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2011
ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TEKNIK MENGEJAN YANG BENAR SAAT BERSALIN DI BPS KETUT DANI TAHUN 2010

OLEH

FERONIKA DESTRIANA


 
Ibu-ibu hamil harus mengetahui beberapa tanda bahwa persalinan sudah dimulai seperti kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering, adanya nyeri pada pinggang menuju perut, timbulnya tenaga mengejan karena kontraksi yang semakin kuat, serta keluarnya lendir bercampur darah yang bertambah banyak dari vagina. Dengan diketahuinya tanda-tanda di atas diharapkan ibu-ibu hamil terutama ibu hamil primigravida dapat mengetahui waktu dan cara yang tepat untuk mengejan sehingga diharapkan dapat mencegah kemungkinan terjadinya robekan perineum, perdarahan, oedema pada vagina dan kehabisan tenaga sebelum waktu persalinan tiba. Berdasarkan prasurvey pada bulan maret jumlah primigravida yang bersalin pada tahun 2010 periode januari – maret  di BPS Hulaemah ada 24 orang, dan terdapat ibu yang mengalami robekan perineum 5 orang, oedema pada vagina 3 orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan 4 orang, dan dari wawancara langsung terhadap ibu primigravida yang datang ANC dengan usia kehamilan  >28 minggu, dari 27 ibu  11 orang ibu tidak mengerti tentang teknik mengejan yang benar saat persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang pengetahuan ibu primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat persalinan di BPS KETU DANI.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan Crossectional, dengan populasi seluruh ibu primigravida yang ANC di BPS Hulaemah pada tanggal 15 juni – 5 juli 2010, yaitu berjumlah 25 responden. Cara pengambilan sample menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dari angket yang di sebarkan langsung kepada responden.
Hasil penelitian yang didapat adalah pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian persalinan presentasi terbanyak dalam kategori baik (80 %), faktor – faktor yang menyebabkan persalinan presentasi terbanyak dalam kategori cukup (56 %), waktu yang tepat untuk mengejan saat bersalin presentasi terbanyak dalam kategori cukup (88 %), teknik mengejan yang benar saat bersalin presentasi terbanyak dalam kategori cukup (64 %).
Saran dalam penelitian ini  bagi tempat penelitian untuk tetap terus meningkatkan dan memberikan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat, bagi institusi pendidikan diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa dan instansi pendidikan, dan bagi peneliti lain semoga dapat bermanfaat sebagai bahan perbandingan.


Kata kunci : Pengetahuan, primigravida, mengejan, persalinan.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pasuruan pada tanggal o6 desember 1991 tepatnya pada hari sabtu. Alhamdulillah penulis terlahir sebagai seorang muslim. Karena penulis dilahirkan pada bulan desember sehingga orang tua penulis  memberi nama Feronika Destriana. Penulis merupakan putri ke - 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Ngatino dan Ibu Nuridaa. Penulis telah mengikuti pendidikan sebagai berikut :
1.      Sekolah Dasar Negri III Pasuruan dan lulus pada tahun 2003.
2.      Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri I Hanura dan lulus pada tahun 2006.
3.      Sekolah Menengah Atas Negri II Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009.
4.      Terdaftar sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung tahun 2009.










PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil ‘ alamin puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahNya karya tulis ini dapat terselesaikan. Ini semua penulis persembahkan untuk orang – orang yang menyayangi Penulis.

·         Untuk kedua orang tua ku tersayang  (Nagtino dan Nurida ) terima kasih untuk semua cinta yang telah kalian berikan dan untuk seluruh hidup yang telah kalian korbankan untuk ku, semua nasehat kalian akan selalu dan akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi ku untuk menjalani kehidupan dan menggapai cita – cita. Terima kasih, hanya kata – kata itu yang dapat ku berikan kepada kalian ber–2, aku tidak mampu merangkai kata indah atau puisi untuk kalian dan semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan kebahagian. Amin
·         Buat kakak ku, terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang tak henti – hentinya kalian berikan kepada ku karna aku tidak akan dapat melangkah sejauh ini tanpa bantuan dari kalian kakak – kakak ku tersayang
·         Buat adik ku yang baik dan manis, terima kasih ya atas bantuan kalian dan tetaplah semangat belajar sayang agar kalian dapat menggapai cita – cita seperti apa yang kalian inginkan. Amin
·         Untuk Dosen pembimbingku ( Pak Ajib Jayadi ) terimakasih ku ucapkan kepada ibu karena tanpa bantuan dari ibu mungkin karya tulis ini tidak dapat aku selesaikan.
·         Teman – teman ku satu angkatan, betapa perjuangan kita selama ini banyak menorehkan kenangan – kenangan yang tidak mungkin dapat kita lupakan, banyak kesedihan, kebahagian, canda tawa yang telah kita lewati bersama- sama selama tiga tahun ini.
·         Seluruh dosen dan almamater ku tercinta Akbid Adila, yang telah memberikan aku ilmu kehidupan yang sangat berharga. Terimakasih.


MOTTO

*            Jangan banggakan diri mu pada orang lain, tetapi buatlah orang lain bangga pada diri mu.

*            Never explain yourself to any one. Because the person who likes you doesn’t need it, and the person who dislikes you won’t believe it.
( Jangan pernah menerangkan siapa dirimu kepada siapapun. Sebab, orang yang menyukaimu tidak membutuhkannya, sedangkan orang yang tidak menyukaimu tidak mempercayainya )

*            Di saat kita bangun di pagi hari, kita memiliki dua pilihan: Kembali tidur dan bermimpi atau bangun dan mengejar mimpi itu. Pilihannya ada di kita sendiri…

*            Jika engkau tidak tersenyum di pagi hari, maka kapan engkau akan tersenyum lagi?
Awali hari-harimu dengan senyum, ungkapkan rasa syukurmu, agar hari-harimu senantiasa dalam naungan semangat mensyukuri hidup ini.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah  SWT karna atas rahmat serta hidayahNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang “Gambaran Pengetahuan Primigravida Tentang Teknik Mengejan Yang Benar Saat Bersalin di BPS ketut dani tahun 2011” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Kebidanan Hampar Baiduri Kalianda Lampung Selatan.
Terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari pihak – pihak yang telah membantu penulis, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.    Ibu Sustiana Amd.Keb. SKM,selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar lampung.
  1. Ibu Ajib Jayadi,  selaku Dosen Pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
  2. Ibu Bidan Ketut Dani yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah yang ibu pimpin.
  3. Teman – teman yang telah membantu penulis dalam peyelesaian karya tulis ilmiah ini.
  4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna memperbaiki isi dari karya tulis ini.
Penulis berharap semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 1 agustus 2011
Feronika Destriana











BAB I
PENDAHULUAN


1.1.   LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas pada tiap 1000 kelahiran hidup dalam wilayah dan waktu tertentu. Di Indonesia angka kematian ibu masih cukup tinggi sebanyak 228 / 100.000 kelahiran hidup atau 10.260 / th atau 855 orang / bulan atau setiap 3 jam terdapat satu kematian. ( Depkes RI, 2008 )


 
Di Provinsi Lampung AKI sebanyak 144 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 117 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006. (Dinkes Provinsi Lampung, 2006)

Penyebab kematian ibu di Indonesia yang utama adalah perdarahan 30%, eklampsia 25%, komplikasi aborsi 15%, partus lama 5%, dan infeksi 12%. Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri angka kematian ibu tertinggi disebabkan oleh perdarahan 36%,             eklampsia 24%, dan infeksi 11%. (Dhika indriani, 2006)

Agar persalinan sehat dapat berjalan lancar, diperlukan berbagai persiapan baik sebelum hamil maupun selama kehamilan sehingga ibu dan janin selalu dalam keadaan sehat. Upaya Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman serta menghasilkan bayi yang sehat. (Saifuddin, 2002)

Salah satu tujuan global dari MPS adalah Menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar 75 persen pada tahun 2015 dan target dampak  dari MPS adalah menurunkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk  dapat mencapai tujuan dan target tersebut diatas telah diidentifikasikan empat strategi utama yang konsisten dengan “Rencana Indonesia Sehat 2010” antaranya adalah mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin prilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (Depkes RI, 2001)

Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil, dimana pendidikan kesehatan ibu-ibu hamil dapat dilakukan pada waktu pengawasan hamil di Puskesmas atau Pondok Bersalin Desa dan Bidan Praktek Swasta, saat penyelenggaraan Posyandu, dan saat diadakannya pertemuan atau kegiatan-kegiatan di lingkungannya dan saat melakukan kunjungan rumah. (Manuaba, 1998:)

Selain itu ibu-ibu hamil harus mengetahui beberapa tanda bahwa persalinan sudah dimulai seperti kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering, adanya nyeri pada      pinggang menuju perut, timbulnya tenaga mengejan karena kontraksi yang semakin kuat, serta keluarnya lendir bercampur darah yang bertambah banyak dari vagina. Khususnya ibu hamil primigravida mereka terkadang tidak mengetahui tanda tersebut merupakan tanda-tanda persalinan karena bagi mereka semua merupakan pengalaman yang baru. Dengan diketahuinya tanda-tanda di atas diharapkan ibu-ibu hamil terutama ibu hamil primigravida dapat mengetahui waktu dan cara yang tepat untuk mengejan sehingga diharapkan dapat mencegah kemungkinan terjadinya robekan perineum, perdarahan, oedema pada vagina dan kehabisan tenaga sebelum waktu persalinan tiba. (Salamah.2006)

Berdasarkan prasurvey pada bulan maret jumlah primigravida yang bersalin periode januari – maret tahun 2010 di BPS Hulaemah, SST ada 24 orang, dari 24 ibu bersalin tersebut yang mengalami robekan perineum 5 orang, oedema pada vagina 3 orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan  4 orang. Kemudian peneliti mewawancarai langsung ibu primigravida yang usia kehamilan ≥ 28 minggu yang ANC di BPS Hulaemah, SST pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 27 orang, dan dari 27 orang primigravida tersebut  terdapat 11 orang tidak mengetahui cara mengejan yang benar. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS Hulaemah, SST.
1.2.   IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang ada yaitu:

1.2.1.   Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 228  per 100.000 kelahiran hidup

1.2.2.   Di Provinsi Lampung, pada tahun 2006 tercatat Angka Kematian Ibu sebesar 117 per 100.000 kelahiran hidup

1.2.3.   Pada tahun 2010 periode januari - maret di BPS Hulaemah, SST terdapat 24 orang ibu bersalin (Primipara) dari 24 ibu bersalin tersebut terdapat 5 orang yang mengalami robekan perineum , oedema pada vagina 3 orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan  4 orang.

1.2.4.      Dari wawancara langsung terhadap ibu primigravida yang usia kehamilan ≥ 28 minggu yang ANC di BPS Hulaemah, SST pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 27 orang, dan dari 27 orang primigravida tersebut terdapat 11 orang  tidak mengetahui cara mengejan yang benar


1.3.   MASALAH DAN PERMASALAHAN

1.3.1 MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimana pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang benar saat  persalinan  di  BPS Ketut Dani Tahun 2011?

1.3.2 PERMASALAHAN
1.3.2.1 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang  pengertian persalinan?
1.3.2.2  Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan?
1.3.2.3 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang waktu yang tepat untuk mengejan saat bersalin?
1.3.2.4 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin?

1.4.   TUJUAN PENELITIAN

1.4.1.           Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011?


1.4.2.      Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011?
a)         Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011.

b)         Untuk mengetahui gambaran  pengetahuan ibu primigravida tentang waktu yang tepat untuk mengejan pada saat persalinan di BPS Ketut Dani tahun 2011

c)         Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengejan yang benar saat persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011



1.5.   MANFAAT PENELITIAN

1.5.1.         Bagi Tempat Penelitian
Sebagai salah satu bahan masukan bagi bidan khususnya sebagai tenaga kesehatan yang berada di masyarakat, untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE (Komunikasi Informasi Edukasi). Dengan demikian diharapkan dapat mempermudah pendeteksian kasus obstetri secara benar dan persalinan dapat berjalan dengan lancar. 



1.5.3.        Bagi Intitusi Pendidikan
Sebagai dokumen dan bahan tambahan sumber bacaan bagi mahasiswi Akbid Adila bnadar lampung
1.5.4.        Bagi Peneliti
            Sebagai penerapan teori yang didapat dari pendidikan diterapkan langsung kepada masyarakat

1.5.5.        Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang teknik mengejan yang benar pada saat persalinan

1.6.   RUANG LINGKUP PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :

1.6.1. Sifat Penelitian      :           Studi Deskriptif.
1.6.2. Subyek Penelitian :           Ibu Primigravida dengan usia kehamilan
                                                 ≥ 28 minggu 
1.6.3. Objek Penelitian    :           Pengetahuan Primigravida Tentang 
                                    Teknik Mengejan Yang Benar
                                    Saat Bersalin  
1.6.4. Lokasi Penelitian   :           Ketut Dani

1.6.5. Waktu Penelitian   :           Penelitian dilakukan mulai Maret – Juli
                                                2011














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      PENGETAHUAN

2.1.1.Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). (notoatmodjo.2007:139)

2.1.2.   Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam bidang atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu:

1.Tahu (Know)
Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa yang diketahui hanya sekedar informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu mengetahui merupakan tingkat yang paling rendah.

2.Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan memahami arti sebuah ilmu seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu.

3.Penerapan/Aplikasi (Application)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu ilmu yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu metode, konsep, prinsip atau teori.

4.Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu dengan lainnya. Seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan mengelompokkan dan sebagainya.

5.Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyelesaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penelitian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. Misalnya dapat membandingkan, menanggapi dan dapat menafsirkan dan sebagainya.

2.1.3.                  Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan  tingkat – tingakat diatas. Menurut Arikunto, pengetahuan itu dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
1.      Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar 76 – 100%
2.      Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar 56 – 75%
3.      Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar 40 – 55%
4.      Kurang sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar < 40%

2.2  PERSALINAN

2.2.1.                  Pengertian Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Obstetri fisiologi.1983:221)

Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan menipis ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. ( Buku Acuan & Panduan.2008:37 )

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.( Sarwono.2006:180)

Persalinan adalah proses hasil pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba.2002:156 )

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir. ( Sumarah, Widyastuti dan Wiyati.2009 )

Persalinan adalah proses menipis dan membukanya leher rahim, yang diikuti oleh turunnya janin ke jalan lahir, dan kemudian disusul oleh kelahiran, yaitu proses keluarnya bayi dari rahim. (Evariny Andriana.2007:9)

2.2.2.                  Tujuan Persalinan
Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin prilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (Depkes RI .2001)

Menjaga kelangsungan hidup dan memberikankan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. ( Sumarah, Widyastuti dan Wiyati.2009 )

2.2.3.                  Bentuk – Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi
1.                  Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya bantuan.

2.               Persalinan Buatan
Persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar, seperti ekstraksi forcep, atau persalinan dengan oprasi caesarea.

3.                  Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan ( Manuaba.2002)
2.2.4.   Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan Menurut Usia Kehamilan

1.                     Abortus ( keguguran )
Terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup, usia kehamilan di bawah 22 minggu dan berat janin < 1000 gram.


2.                     Persalinan Prematurus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu, dan berat janin antara 1000 - < 2500 gram.

3.                     Persalinan Maturus ( aterm )
Persalinan pada kehamilan 37 – 40 minggu, dan berat badan janin 2500 – 4000 gram.

4.                     Persalinan Postmatur ( serotinus )
Persalinan yang terjadi lebih dari waktu persalinan yang diperkirakan ( lewat bulan ).

5.                     Persalinan Presipitatus
Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

2.2.5.            Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan dan Kehamilan

1.               Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.

2.   Primigravida adalah seorang wanita yang sedang hamil pertama kalinya.

3.   Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan.
4.               Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan.
5.   Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan pertama kalinya.

6.   Multipara adalah seorang wanita yangt pernah melahirkan beberapa kali ( ≤ 5 kali ).

7.   Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan lebih dari 5 kali.

2.2.6.         Teori – Teori yang menyebabkan persalinan

1.      Teori Penurunan Hormon
1–2 minggu sebelum persalinan mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot – otot polos rahim dan akan menyebabkan ketegangan pembuluh darah sehingga timbul his ( kontraksi ) bila kadar progesteron turun.

2.   Teori Placenta Menjadi Tua
Menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun dan menyebabkan ketegangan pembuluh darah sehingga terjadi kontraksi.

3.   Teori Peregangan Otot – Otot Rahim
Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero – placenter.

4.   Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh decidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

5.   Teori Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser ). Bila ganglion ini di geser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus.

6.   Induksi Partus
Persalinan dapat ditimbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukan kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drip: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

2.3  TANDA – TANDA PERMULAAN PERSALINAN

1.   Lightening / Settling atau Dropping
Turunnya kepala masuk pintu atas panggul terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bawah diatas shimfisis pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala ( polakisuria )

2.Perut lebih melebar karena pundus uteri turun.

3.            Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot-otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak disekitar servik  ( false labor pains )

4.            Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.

5.            Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan (bloody show)

2.4        TANDA – TANDA INPARTU

1.         Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.

2.         Keluar lendir yang bercampur darah

3.         Dapat disertai ketuban pecah.

4.         Pada pemeriksaan dalam terjadi perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks.

2.5        FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN

2.5.1.            Passage (Jalan Lahir)
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Rongga - rongga panggul yang normal adalah: pintu atas panggul hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10 - 11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12 - 14 cm, diameter oblique (ukuran serong pintu atas panggul) 12 - 14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10 - 10,5 cm.

Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan persalinan apabila: panggul sempit seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam panggul. Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema


2.5.2.            Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi.

His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan. His yang normal mempunyai sifat kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient. Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala II dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul. Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.

kelainan kekuatan his dan meneran dapat disebabkan oleh :
1.   Kelainan kontraksi rahim
a.                      Inersia uteri primer dan sekunder
b.      Tetania uteri dapat mengakibatkan partus presipitatus, asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim
c.       Inkoordinasi kontraksi otot rahim yang disebabkan karena usia terlalu tua, pimpinan persalinan salah, induksi perrsalinan, rasa takut dan cemas

2.               Kelainan tenaga mengejan
a.                      Kelelahan
b.                     Salah dalam pimpinan meneran pada kala II

2.5.3.                     Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
2.5.4.                     Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar. Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.

2.6        MEKANISME PERSALINAN
Dalam proses persalinan terdiri dari empat kala, yaitu:
2.6.1                                         Kala I atau Fase Pembukaan
Fase ini dimulai dari proses persalinan (pembukaan awal) sampai pembukaan lengkap, yaitu 10 cm.

Fase ini terbagi lagi menjadi dua fase yang disebut dengan:

a)      Fase laten : dimulainya pembukaan dari 0-3 cm, berlangsung selama 8 jam dan terjadi sangat lambat

b) Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yaitu:
1.                                                Fase ekselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2.         Fase dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3.         Fase deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
  Pada fase ini akan timbul kontraksi, mulai dari kontraksi yang paling kecil dan sebentar sampai kontraksi yang makin kuat, sering, dan teratur. Kontraksi diawali dengan waktu 30 menit  dari kontraksi pertama ke kontraksi berikutnya, sampai kontraksi yang makin kuat dan lama dengan selang waktu kurang lebih 3 - 5 menit selama 1 - 1.5 menit per kontraksinya.

Pada fase pembukaan ini, mulai terjadi penipisan 2 segmen bawah rahim, yang diikuti oleh keluarnya lendir yang bercampur darah, sampai ke tahap terjadinya pembukaan jalan lahir dan pecahnya ketuban. Jika proses ini berjalan terbalik (ketuban pecah terlebih dahulu), persalinan itu dapat dikatakan tidak normal.

Untuk anak pertama, proses terbukanya jalan lahir ini biasanya membutuhkan waktu lebih kurang satu jam untuk mencapai pembukaan 1 cm. Sementara itu, untuk kelahiran anak kedua dan seterusnya, biasanya dibutuhkan waktu lebih kurang satu jam untuk mencapai pembukaan 2 cm. Namun, seperti yang sudah dijelaskan, bahwa setiap proses kelahiran itu unik kadang kala pembukaan ini dapat terjadi lebih cepat atau malah lebih lambat.

Air ketuban itu sendiri sebenarnya berfungsi dalam pembukaan jalan lahir, terutama pada fase pembukaan 0-6 cm. Namun, pada pembukaan di atas 6 cm pembukaan lebih dititik beratkan pada daya dorong kepala bayi itu sendiri. Tentunya, kepala bayi harus berada dalam posisi normal, yaitu kepala bayi masuk ke jalan lahir terlebih dahulu. Kala I selesai apabila pembukaan servik lengkap ( 10 cm ). Pada primigravida kala I berlangsung kira – kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira – kira 7 jam.
Perbedaan Primigravida dan Multigravida:
Primi
Multi
Serviks mendatar baru dilatasi
Mendatar dan membuka bisa bersamaan
Berlangsung 13 – 14 jam
Berlangsung 6 – 7 jam







2.6.2.                                                               Kala II atau Fase Pengeluaran
Ini merupakan periode antara tercapainya pembukaan lengkap sampai saat bayi  lahir. Biasanya pada wanita yang baru pertama kali melahirkan, proses ini berlangsung lebih kurang 2 jam, sedangkan pada wanita yang sudah pernah melahirkan berlangsung sekitar 1 jam. Namun pada kenyataannya proses ini berjalan lebih cepat dari pada perkiraan tersebut. Pada fase ini normalnya kepala janin keluar terlebih dahulu yang diikutii oleh bahu, dengan bantuan bidan atau dokter sampai bayi keluar seutuhnya. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan cepat kira – kira 2 sampai 3 menit sekali, karena biasanya dalam hal ini kepala sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan.

2.6.2.1  Tanda dan Gejala Persalinan Kala II adalah :
a)      Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b)      Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
c)      Perineum menonjol
d)     Vulva, vagina, dan sfingter ani membuka
e)      Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

2.6.2.2  Posisi Ibu Saat Meneran :

a.       Posisi duduk atau setengah duduk: keuntungan dari posisi ini gaya gravitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya, dan dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi.

b.      Posisi jongkok atau berdiri: keuntungan dari posisi ini mempercepat kemajuan kala II dan mengerangi nyeri
                                               
c.       Posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri: keuntungan dari posisi ini membantu posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior dan juga membantu ibu mengurangi nyeri punggung

2.6.2.3                                                  Cara Meneran :

1           Mengejan  dimulai saat persalinan memasuki kala II  yaitu saat pembukaan sudah lengkap, kontraksi kian kuat dan sakit, ada dorongan ingin mengejan.
2           Mulai meneran setelah di  perbolehkan oleh penolong persalinan
3           Tarik napas panjang, dan mulai meneran
4           Buang napas sedikit demi sedikit.
5           Angkat kepala saat mengejan.
6           Konsentrasikan mengejan pada daerah perut, bukan otot leher.
7           Mata tetap terbuka, arahkan pandangan ke perut.
8           Kaki dilemaskan, jangan tegang, apa pun posisi melahirkan Anda.
9           Mulut ditutup, kemudian mengejan ke daerah perut. Jangan angkat panggul, kondisikan diri santai.
10       Hindari berteriak karena justru akan menghabiskan tenaga.
11       Berhenti mengejan saat penolong memerintahkan berhenti, yang disebut satu periode mengejan, lamanya antara beberapa detik sampai 1 menit. Jika satu periode mengejan ini efektif, bayi akan terdorong keluar cukup jauh.
12          Istrirahat di sela periode mengejan dengan bernapas cepat (panting), hembuskan napas pendek - pendek dari mulut. Dengarkan lagi instruksi penolong persalinan.

13          Berikutnya (biasanya saat kontraksi datang lagi). Lalu ulangi prosesnya dari awal. Proses mengejan sampai bayi lahir biasanya memakan waktu 30 menit.

2.6.2.4                Kesalahan Yang Sering Dilakukan Ibu  Saat Mengejan :

1.                        Berteriak
Mungkin karena ingin menyalurkan emosi dan rasa sakit, namun hal ini tidak produktif. Selain membuang tenaga akan lebih bermanfaat jika disalurkan sepenuhnya untuk mengejan. Berteriak juga akan membuat tenggorokan kering, batuk, serak, membuat suasana jadi panik dan tegang. Jika sakit tak tertahankan saat  kontraksi, lemaskan otot agar relaks, tarik napas panjang dan hembuskan perlahan.

2.                     Mata ditutup
Dapat mengakibatkan tekanan pada mata, sehingga pembuluh darah di selaput bola mata pecah. Akibatnya mata memerah, meski akan sembuh dalam beberapa hari. Maka buka mata saat meneran, arahkan pandangan ke arah perut.

3.                     Mengangkat  panggul
Dapat membuat robekan perineum lebih lebar sehingga memerlukan lebih banyak jahitan.

4.                     Bernapas serabutan
Tidak ada manfaatnya dalam proses mengejan. Tarik napas yang benar justru mengurangi rasa sakit dan menjadi sumber tenaga mengejan.

5.           Mengejan sebelum disarankan oleh penolong persalinan
Sehingga pola mengejan jadi tidak teratur, tenaga terbuang percuma, dan jalan lahir membengkak karena saat mengejan terdapat cairan yang keluar di jalan lahir. Akibat lebih jauh jika vagina mengalami pembengkakan adalah menyulitkan penjahitan. Jika sudah tak tahan ingin mengejan sementara pembukaan belum lengkap dan belum dianjurkan penolong, lakukan pernafasan pendek-pendek dan cepat.
6.         Menahan mengejan
Beberapa ibu menahan mengejan karena hawatir feses (kotoran) ikut keluar dari anus. Agar tak terjadi kosongkan usus 24 jam sebelum persalinan.

2.6.3.          Kala III atau Fase Lahirnya Plasenta
Fase ini terjadi setelah bayi dilahirkan sampai lahirnya placenta. Proses lahirnya placenta biasanya tidak lebih dari 30 menit.

2.6.3.1. Mekanisme Pelepasan Placenta
Kontraksi rahim akan mengurangi area uri, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa centimeter. Kontraksi – kontraksi tadi menyebabkan beberapa bagian yang longgar dan lemah dari uri pada dinding rahim, bagian ini akan terlepas, mula – mula sebagian kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri. Kadang – kadang ada sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding rahim. Proses pengeluaran ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri. Bila pelepasan sudah komplit maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR, lalu ke vagina dan kemudian dilahirkan. Selaput ketuban pun dikeluarkan, sebagian oleh kontraksi rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri.

2.6.3.2. Fase Pelepasan Placenta
Cara pelepasan placenta ada beberapa macam:

a.             Schultze : Lepasnya seperti kita menumbung payung, cara ini paling sering terjadi ( 80% ). Terlebih dahulu bagian tengah terlepaslalu terjadi retroplasenter hematoma yang     menolak uri mula – mula bagian tengah, kemudian seluruhnya.

b.            Duncan : Lepasnya uri mulai dari pinggir,      darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir placenta

2.6.3.3.Tanda – Tanda Pelepasan Placenta

a.                                                                     Perubahan Bentuk dan Tinggi Fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan placenta terdorong kebawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear dan fundus berada diatas pusat ( sering kali mengarah ke sisi kanan )


b.      Tali Pusat Memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)

c.                                                                     Semburan Darah Mendadak Dan Singkat
Darah yang terkumpul dibelakang placenta akan membantu mendorong placenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam placenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi placenta yang terlepas.

Setelah proses kelahiran selesai, rahim ibu akan mulai mengecil dengan sendirinya. Proses pengecilan ini masih disertai oleh kontraksi sehingga ibu masih akan merasa mulas walupun proses persalinan telah usai.

2.6.4.      Kala IV atau Fase Waspada
Ini adalah masa setelah ibu selesai bersalin. Biasanya, setelah bayi dan plasenta keluar, ibu masih perlu diobservasi atau dipantau. Waktu pemantauan ini berlangsung sekitar 2 jam. Ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan (postpartum bleeding). Kadang kala ada ibu yang mengalami perdarahan lambat, yakni perdarahan yang baru terjadi 1-2 jam setelah bayi dan plasenta keluar.

Tugas penolong persalinan pada kala IV :

1.                                    Mengawasi perdarahan post partum
a.    Setelah placenta lahir hendaknya periksa dan teliti kelengkapan placenta
b.   Observasi pengeluaran darah dari jalan lahir jika terdapat luka laserasi lakukan penjahitan
c.    Observasi bekuan darah yang mungkin terdapat pada fundus uteri
d.   Observasi kontraksi uterus dan keadaan kandung kemih

2.                                    Pencegahan infeksi
Setelah persalinan selesai dekontaminasi alat – alat persalinan, tempat tidur agar ibu merasa nyaman setelah bersalin.

3.                                    Pemantauan keadaan umum ibu
Nadi, pernafasan, dan tekanan darah harus diawasi pada perdarahan nadi menjadi             cepat dan kecil, pernafasan cepat seperti orang sesak nafas, tensi turun, keadaan umum pucat, berkeringat dingin, gelisah dan akhirnya kesadaran berkurang.
           
2.7.      KERANGKA TEORI
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengidentifikasikan variabel – variabel yang akan diteliti  ( diamati ) yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian. ( Notoatmodjo, 2002 )

Menurut teori Lawrence Green  ( 1980 ) didalam Notoatmodjo,2007 Green mencoba menganalisa prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehat seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor prilaku (behaviour causes) dan faktor diluar prilaku (non behaviour causes).
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut. 


 





           











 













           Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

Gambar 2.1 : Kerangka Teori


BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. KERANGKA KONSEP

Yang dimaksud kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo,2005). Kerangka konsep yang akan dibuat dalam penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin di BPS Hulaemah, SST di Desa Kediri Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu
GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TEKNIK  MENGEJAN  YANG
BENAR SAAT BERSALIN
  1. Pengertian persalinan
  2. Faktor – faktor yang menyebabkan persalinan
  3. Waktu yang tepat untuk mengejan saat persalinan
  4. Teknik mengejan yang benar saat persalinan

 
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:









Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian
3.2. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek penelitian baik bersifat (nyata) atau psikis (tidak nyata). (Suyanto, Salmah, 2008) Adapun pendapat lain menyebutkan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori. (Notoatmodjo, 2005).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin di BPS Ketut Dani dengan sub variabel pengertian persalinan, faktor - faktor yang menyebabkan persalinan, waktu yang tepat untuk mengejan saat persalinan dan tehnik mengejan yang benar saat persalinan.

3.3.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah batasan pada variabel – variabel yang diamati atau diteliti untuk mengerahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel – variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur ( Natoatmodjo,2005 ).

Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Definisi Operasional

No
Variabel
Sub Variabel
Definisi Oprasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
1.
Gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin
Pengertian persalinan
Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai pengertian persalinan
Dibagikan langsung kepada responden
Kuesioner
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
ordinal
2.
Gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin
Faktor penyebab persalinan
Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai faktor penyebab persalinan
Dibagikan langsung kepada responden
Kuesioner
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
ordinal
3.
Gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin
Waktu yang tepat saat mengejan dalam persalinan
Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai waktu yang tepat saat mengejan dalam persalinan
Dibagikan langsung kepada renden
Kuesioner
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
ordinal
4.
Gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat bersalin
Teknik mengejan yang benar saat persalinan
Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai teknik mengejan yang benar saat persalinan
Dibagikan langsung kepada responden
Kuesioner
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
ordinal










BAB IV

METODE PENELITIAN



4.1   DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif  dengan pendekatan Crossectional ( data yang dikumpulkan sesaat atau saat ini ) dimana penelitian hanya ingin mengetahui gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar di BPS Ketut Dani Tahun 2011. Penelitian desktriptif  adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama  untuk  membuat gambaran  tentang  suatu   keadaan   secara objektif. (Notoatmodjo, 2002)

4.2   POPULASI DAN SAMPEL


4.2.1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah semua ibu primigravida yang usia kehamilannya ≥ 28 minggu yang ANC di Ketut Dani  pada tanggal 15 juni – 05 juli 2010 yaitu sebanyak 25 orang
4.2.2.      Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ( Notoatmodjo,2002 ). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua ibu primigravida yang usia kehamilannya > 28 minggu yang ANC di BPS Hulaemah, SST pada tanggal 15 juni – 05 juli 2010 yaitu sebanyak 25 orang.

4.3   LOKASI DAN ALOKASI WAKTU
Penelitian ini dilaksanakan di BPS Ketut Dani Tahun 2011
No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pengajuan judul dan Persetujuan judul
Penyusunan proposal dan Konsultasi proposal
Seminar Proposal
Perbaikan hasil seminar proposal
Pengumpulan Data ( Penelitian )
Pengolahan dan Penyusunan KTI
Konsultasi KTI
Ujian KTI
Perbaikan KTI
Penjilidan KTI
Maret 2010
Maret – April 2010

Mei 2010
Mei 2010
Mei – Juni 2010
Juli 2010
Juli 2010
Juli 2010
Agustus 2010
Agustua 2010

4.4   METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan angket. Angket  dibagikan langsung kepada responden dan diawasi oleh peneliti. Angket  yang diinginkan berupa pertanyaan yang disusun dengan dua alternative jawaban yaitu benar dan salah. Jika responden menjawab dengan benar diberi skore 1 dan jika responden menjawab dengan salah diberi skore 0.

Dari data yang diperoleh di atas maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = f  / n  × 100%
      


Keterangan :
P      :           Presentase
f       :           Jumlah jawaban benar
n      :           Jumlah seluruh pertanyaan

Hasil dari jawaban dikategorikan sebagai berikut :
5.      Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar 76 – 100%
6.      Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar 56 – 75%
7.      Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar 40 – 55%
8.      Kurang sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar < 40%
( Arikunto,2006 )

4.5   PENGOLAHAN DATA
1)      Seleksi data (editing)
pada tahap ini data yang ada melalui  kuesioner, maka dilakukan tahap pengolahan data yang ada diperiksa apakah sudah lengkap atau belum, terdapat kekeliruan atau tidak.
      2)      Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap -tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.
      3)      Pengelompokan Data (Tabulating)
Pada tahap ini data yang sudah lengkap kemudian dihitung dan di kelompokan berdasarkan tabel masing-masing.
4)      Skoring.
Pada tahap ini, data yang sudah lengkap (kemudian dihitung) dan dikelompokkan berdasarkan tabel masing-masing.
      4)      Analisa (Analiting)
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dengan rumus :

 



         Keterangan :
         P  : Persentase
         a   : Jumlah kategori
         B  : Jumlah seluruh responden




Artikel Terkait:



SEMOGA BERMANFAAT, SALAM THEKIFOT
TERIMAKASIH SOBAT SUDAH MAU MAMPIR KE BLOG TheKiFOT, Silahkan Jika Ada Artikel Yang Bagus di Blog Ini Saya Izinkan Untuk "Mengcopy,Paste" Dengan Syarat Sertakan Seumbernya Yang Lengkap., Hormat Saya »TheKiFOT« Pemilik Tunggal Blog Ini.Terimakasih.
oncopy="return false;"