Cerita Dikit neh..!!!
Minggu lalu, setengah hari lebih kuhabiskan waktu di kantor Polisi Satpras di karanganyar. Aku bikin SIM 2 sekaligus, Sim A dan C.
Ini sekaligus pengakuan atas ketidak jujuranku... bahwa 5 tahun aku sudah melakukan pelanggaran, ke mana-mana tanpa bawa SIM. sssstttt...rahasia diantara kita aja ya!
Tahun 2002 bulan Februari, aku kecopetan di pasar baru, semua kartu identitas hilang,
termasuk ke dua SIMku.
Urus sana sini...dari Kartu Kredit, kartu debet, KTP ini sangat menguras tenaga dan waktu,
jadi...aku pikir...tunda dululah ngurus SIMnya. Penundaan ini berlanjut sampai 5 tahun kemudian. Selama ini memang selamet wara wiri sana sini tanpa SIM, tapi kan nggak selamanya bisa selamet! Jadi....pas ada kesempatan, aku bikin SIM, harus mengikuti prosedur bikin baru.
Ya wis...nggak apa-apa ketimbang deg-deg-an terus. Kali ini, aku pakai biro jasa Damai. Yang dulu-dulu ngurus sendiri.
Awalnya aku menghubungi Agen Damai, lalu ada seseorang namanya Johan yang menghubungi diriku. Dia pesan, supaya aku menunggu di pintu barat dekat telpon umum.
Tak lama menunggu...ada orang teriak teriak memanggil namaku. Aku tanya..."Pak Johan ya?" "BUKAN!" lho...???
Setelah registrasi, di berikan form dan nomor pendaftaran, berikut KTPku dan kartu asuransinya, aku di kumpulkan bersama puluhan orang lainnya di lapangan parkir. Ya...udahlah... nggak ketemu Johan...wong aku belum nyetor sedikitpun uang. Toh nyatanya...di urusin, udah di daftarin dan ada buktinya.
Lalu ada seseorang yang membriefing kami, bahwa kami akan diajak ujian teori, lalu ujian praktek, lalu foto...dan jadilah SIM tsb. Orang yang akan memandu kami namanya Ubay.
Jadi...ntar di dalam kantor polisi, ikut Ubay aja!
Ujian teori, tak sampai 15 menit aku kerjakan 2 soal sekaligus, untuk A dan C. Trus kami di giring ke tempat ujian praktek, menunggu panggilan.
Pemanggilannya pun begini: "Siapa yang rombongan Ubay...ayo ngumpul di sonooo!"
Kami di briefing oleh seorang polisi, yang menguji ujian praktek, seolah ujiannya serius banget, wanti-wantinya...jangan melanggar, jangan melakukan kesalahan lebih dari 2 dst..dst...
Lalu seorang petugas memanggil 9 nama, di suruh masuk dalam mobil kijang, salah satu diantara mereka kudu nyetir tuh mobil muter satu putaran. Selesailah ujian praktek buat ke 9 orang tsb. Dipanggil lagi 9 orang berikutnya. Lha... ngakaklah diriku dengan dagelan ini!
Aku langsung ambil buku, duduk di bawah pohon, dan cuek terhadap keadaan sekeliling. Entah di panggil entah enggak, sampai rombongan di giring buat ber foto.
Sementara itu, aku mampir ke pojokan, tempat ujian praktek SIM C.
- "Pak...saya mau ujian sim C"
+ "emang ibu sudah berapa lama belajar naik motor?"
- "lebih 25 Tahun!"
+ "Ya...lulus..langsung foto"
Huahahahaha.....
Akhirnya, aku dapat 2 buah SIM, dan aku telpon Johan mengucapkan terimakasih. Aku tanya...trus pembayarannya gimana? kata Johan...urusan aja ama kantor (Agen Damai)
Nah...sampai sekarang, aku juga belum di tagih serupiahpun sama si Agen!
Biarpun di kantor polisi, di mana-mana di tulis, jangan menggunakan jasa Calo! Tapi anehnya, diriku dan ratusan orang lainnya, di urusi oleh Calo yang terkoordinir, si Ubay ini calo yang direstui dan merajai di kantor polisi ini. Saat aku menunggu giliran foto di salah satu ruang foto, ada petugas Administrasi yang ngeluh dan berteriak ke Ubay "Gileee looo...hari ini ngangkut 200 lebih ya?? kagak abis2, gua bisa pulang mahgrib nih!" Ubay sih cuma nyengir2 doang sambil bilang "beres...beres..."
Teringat dulu bikin SIM pertama kali, SIM C. Waktu itu dibedakan SIM C1 dan C penuh.
kalau ujian prakteknya pakai Bebek, -hehehe...dulu dikenalnya Honda bebek. Biarpun merk motornya suzuki, yamaha atau apapun, tetep di sebut Honda bebek- Simnya di kasi C1 karena motornya cuma 70cc. Kalau pingin dapat sim C penuh, kudu ujian pakai Vespa atau motor laki yang CCnya lebih gede.
Aku ngurus sendiri, padahal baru kelas 1 atau 2 SMA. Ujian teori ya sepeti ujian beneran, pakai pengumuman lulus, lalu boleh ujian praktek. Saat praktek, kami di suruh mengendarai motor melewati patok kayu, lurus dan melingkar membentuk huruf 8. Ada orang yang kasi tahu "Dik..pakai ini aja (vespa) biar dapat C bulat" aku bilang nggak bisa naik Vespa "Gak apa2...gak usah pindah gigi, ayo...belajar sebentar!" Aku belajar naik vespa muter di halaman kantor polisi, pokoknya asal bisa maju!
Jadilah aku ujian naik vespa...85% patok sudah kulewati, tinggal jalan keluar yang lulus,
karena saking girangnya, aku nyenggol 2 patok! yaaaaa....gak lulus dah. Tapi polisinya bilang...harusnya gak lulus, tapi karena sudah menjelang jalan keluar...ya bolehlah!
HOREEEEE!
Nah...SIM A ku yang pertamaa, juga kudapat dengan ujian. Ujian teori, lalu ujian prakteknya 2 kali. yang pertama ujian praktek dengan parkir, Ujiannya di depan Stadion Semarang. Yang di uji, parkir paralel, parkir mundur diantara 2 deretan balok. LULUS!
Yang kedua, kami di bawa ke kuburan Bergota Semarang. Ujian jalan di tanjakan saat ngerem dan star lagi, mobil nggak boleh menggelondor ke belakang sedikitpun. LULUS!
Banggalah aku dengan SIM A ku yang kudapat dengan berjuang bener-bener.
Mutasi ke Jakarta, aku juga ngurus sendiri, di bantu ayah temanku yang bertugas di kantor polisi ini. Bukan di bantu macem2, maksudnya, supaya aku nggak usah mengantri lama2. Saat foto, harusnya menunggu giliran, ini langsung bisa masuk, karena semua form di bawa sendiri oleh pak Nanang yang membantuku. pak Nanang juga nggak mau di kasi Tips, karena dia bilang kalau dia bukan calo!
Ternyata...beda tempo 25 tahun, beda juga ujiannya. Saking banyaknya pemohon, ujian cuma formalitas aja! sekarang ini, semua toh Lulus